Suara.com - CORE Indonesia menyoroti bahwa Kopdes Merah Putih memiliki peluang signifikan untuk menjadi tulang punggung kemandirian desa.
Ini bisa terwujud jika program dijalankan dengan pendekatan bertahap, berbasis prestasi, dan terintegrasi dengan ekosistem ekonomi desa yang sudah ada.
Konsepnya adalah desa-desa unggulan dengan kinerja ekonomi baik akan menjadi pionir implementasi, kemudian menjadi model pembelajaran antar-desa.
Meskipun prospeknya cerah, CORE mengingatkan akan pentingnya kehati-hatian dalam pengalokasian dana.
Dengan estimasi pembiayaan mencapai Rp400 triliun untuk seluruh koperasi, CORE menekankan perlunya efisiensi dan alokasi anggaran yang rasional agar tidak mengganggu program lain yang sudah berjalan baik.
"Pengalihan dana dalam skala masif ini perlu dipertanyakan secara serius," tulis CORE dalam laporannya bertajuk 'Kopdes Merah Putih: Paradoks Gerakan Ekonomi Rakyat ' yang dilihat Suara.com Kamis (12/6/2025).
Selain itu, CORE juga menyoroti pentingnya mitigasi risiko dan pengawasan ketat. Diperlukan sistem pengawasan dan audit yang ketat untuk mencegah penipuan dan penyalahgunaan dana, terutama mengingat risiko moral hazard jika manajemen koperasi tidak siap.
CORE menegaskan bahwa agar potensi koperasi benar-benar menjadi kekuatan ekonomi rakyat, pendekatannya harus berbasis partisipasi dan kebutuhan lokal, bukan top-down. Pendekatan ini diyakini akan membuat program koperasi benar-benar berpijak pada kebutuhan dan partisipasi masyarakat, bukan sekadar kebijakan dari atas.
"Pembangunan institusi ekonomi pedesaan memerlukan strategi yang lebih matang dan kontekstual," tulis CORE. Mereka mengingatkan bahwa pendekatan seragam, seperti era Koperasi Unit Desa (KUD) di masa lalu, kerap gagal menjawab kebutuhan riil warga desa.
Baca Juga: Pembentukan Kopdes Merah Putih Masuk Tahap Akhir, 78 Ribu Lebih Desa Siap Berkoperasi
Sebelumnya sebelumnya, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengatakan, 80.000 Koperasi Desa Merah Putih siap beroperasi pada 28 Oktober 2025. Operasional itu sekaligus menandai peluncuran program Koperasi Desa Merah Putih secara nasional.
Sedianya, kata Zulhas, Presiden Prabowo Subianto meminta agar Koperasi Desa Merah Putih bisa diluncurkan pada September 2025.
Tapi Kemenko Pangan dan Kementerian Koperasi meminta waktu tambahan agar persiapan lebih maksimal.
"Presiden minta dua bulan, tapi kami tawar, 'Pak kasih bonus lah satu bulan lagi'. Kita enggak bilang enggak bisa, siap. Tapi kami minta bonus tambah satu bulan, makanya 28 Oktober, nanti akan launching sudah, koperasinya, sudah jadi," tutur Zulhas.
Kopdes Merah Putih merupakan inisiatif koperasi digital berbasis desa yang dihadirkan untuk memperkuat ekonomi masyarakat melalui pemanfaatan teknologi dan pemberdayaan potensi lokal. Program ini bertujuan mendorong kemandirian desa dengan memfasilitasi akses terhadap layanan keuangan, distribusi hasil pertanian, logistik, hingga pemasaran produk UMKM melalui sistem koperasi yang dikelola secara profesional dan transparan.
Didukung oleh pemerintah dan berbagai mitra strategis, Kopdes Merah Putih hadir sebagai solusi untuk menjawab tantangan keterbatasan akses ekonomi masyarakat desa terhadap pasar yang lebih luas. Koperasi ini mengintegrasikan berbagai layanan digital seperti pembayaran, pemesanan barang, pencatatan transaksi, serta kemitraan distribusi produk secara daring. Dengan sistem ini, masyarakat desa dapat menjual produk unggulan lokal langsung ke konsumen atau mitra usaha di luar wilayah mereka.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
Terkini
-
Menkeu Purbaya Balas Ramalan Bank Dunia
-
Melihat Potensi Cuan Industri Ergonomi di Tengah Tren Kerja Hybrid Indonesia
-
Harga Pangan Kompak Turun, Cabai hingga Beras Sama-Sama Terkoreksi
-
Cara Gabung NPWP Suami-Istri di Coretax, Panduan Lengkap dan Mudah
-
Jelang Pergantian Tahun, Sektor ESDM Catatkan PNBP sebesar Rp228 Triliun
-
Laba Melejit 22 Persen, MBMA Makin Perkasa di Bisnis Nikel Terintegrasi
-
6 Perbedaan Tabungan Konvensional dan Syariah, Mana yang Lebih Sesuai untuk Anda?
-
Pengusaha Sebut Formula Upah Minimum 2026 Bikin Lapangan Kerja Baru Sulit Tercipta
-
Dukung Pemulihan Ekonomi Aceh, BSI Siapkan Restrukturisasi Pembiayaan
-
Isu Damai Ukraina Redam Efek Blokade Tanker Venezuela, Begini Dampaknya ke Harga Minyak