Suara.com - Muhamad Saly Putra, Head of Marketing MMS Resources, tampil sebagai panelis dan membagikan pandangan MMSR terhadap dinamika terkini sektor batu bara Indonesia dalam acara Indonesia Miner 2025.
Ia menyoroti mandat penggunaan B40 sebagai bahan bakar operasional penambangan serta tantangan implementasi Harga Batubara Acuan (HBA) sebagai referensi harga jual, yang dinilai membawa perubahan signifikan dalam praktik komersial, terutama akibat disparitas antara HBA dan harga pasar aktual yang berdampak pada margin keuntungan serta meningkatnya efektif royalti.
Meskipun tekanan biaya meningkat, MMSR tetap meyakini bahwa Indonesia masih memegang posisi strategis di pasar ekspor, berkat kedekatan geografis dengan negara-negara seperti Vietnam, Filipina, dan Bangladesh, serta posisi netral dalam geopolitik global yang menjadikan Indonesia mitra dagang yang andal.
Dengan cadangan batubara yang dimiliki saat ini, efisiensi operasional dan adaptasi terhadap kebutuhan pasar menjadi kunci daya saing yang berkelanjutan.
“Keunggulan strategis Indonesia sangat jelas; kedekatan geografis kita dengan pasar-pasar utama seperti Vietnam, Filipina, dan Bangladesh—khususnya di area dengan infrastruktur yang masih berkembang—serta posisi netral geopolitik kita menjadikan Indonesia mitra yang tepercaya. Kami percaya bahwa keunggulan-keunggulan ini akan terus relevan, terutama jika kita terus berfokus pada efisiensi operasional dan kemampuan beradaptasi dengan permintaan pasar yang dinamis,”ujar Saly, ditulis Jumat (13/6/2025).
Menanggapi arah produksi ke depan, MMSR menyampaikan bahwa perusahaan memiliki kapasitas operasional yang memungkinkan fleksibilitas dalam merespons pemulihan pasar.
Fokus ke depan diarahkan pada produk batu bara yang lebih ekonomis dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan, demi memastikan efisiensi biaya dan kelincahan operasional.
Sebagai bagian dari strategi jangka panjang, MMS Resources memastikan seluruh operasional bisnis dijalankan dengan tetap mengedepankan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku.
Prinsip Good Mining Practice (GMP) menjadi panduan utama dalam menjalankan kegiatan tambang secara aman, efisien, dan ramah lingkungan.
Baca Juga: Produksi Batu Bara Capai 21,35 Juta MT, BSSR Bagikan Dividen 75 Juta Dolar AS
Seluruh pendekatan ini juga terintegrasi dengan kerangka Environmental, Social, and Governance (ESG), sebagai komitmen perusahaan untuk tidak hanya menciptakan nilai ekonomi, tetapi juga menjalankan pertambangan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Partisipasi MMS Resources dalam forum ini menegaskan posisinya sebagai pelaku industri yang adaptif dan bertanggung jawab. Dengan visi jangka panjang, MMSR berkomitmen mendorong pertambangan yang kompetitif, inklusif, dan mendukung ketahanan energi nasional serta pembangunan berkelanjutan.
Batu bara merupakan salah satu sumber energi fosil yang masih memegang peran penting dalam sistem ketenagalistrikan Indonesia. Sebagai negara dengan cadangan batu bara yang melimpah, Indonesia termasuk produsen dan eksportir batu bara terbesar di dunia, khususnya jenis batu bara termal yang digunakan untuk pembangkit listrik.
Hingga saat ini, sebagian besar pembangkit listrik di Indonesia masih bergantung pada batu bara karena ketersediaannya yang stabil dan biaya operasional yang relatif rendah. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbahan bakar batu bara menjadi tulang punggung dalam memenuhi kebutuhan listrik nasional, khususnya di Pulau Jawa dan Sumatera.
Namun, di tengah isu perubahan iklim dan komitmen global untuk menurunkan emisi karbon, batu bara menghadapi tantangan besar. Pemerintah Indonesia pun mulai mendorong transisi energi dengan mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil dan mempercepat pengembangan energi baru terbarukan (EBT), seperti tenaga surya, angin, dan air.
Meski demikian, batu bara masih memiliki peran strategis dalam jangka menengah. Pemerintah mendorong implementasi teknologi bersih seperti co-firing (campuran batu bara dan biomassa) serta carbon capture and storage (CCS) untuk menekan dampak lingkungan dari penggunaan batu bara.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Bukan Sekadar Bantuan, Pemberdayaan Ultra Mikro Jadi Langkah Nyata Entaskan Kemiskinan
-
BEI Rilis Liquidity Provider Saham, Phintraco Sekuritas Jadi AB yang Pertama Dapat Lisensi
-
Ekonomi RI Melambat, Apindo Ingatkan Pemerintah Genjot Belanja dan Daya Beli
-
Pakar: Peningkatan Lifting Minyak Harus Dibarengi Pengembangan Energi Terbarukan
-
Pertamina Tunjuk Muhammad Baron Jadi Juru Bicara
-
Dua Platform E-commerce Raksasa Catat Lonjakan Transaksi di Indonesia Timur, Begini Datanya
-
KB Bank Catat Laba Bersih Rp265 Miliar di Kuartal III 2025, Optimistis Kredit Tumbuh 15 Persen
-
Ekspor Batu Bara RI Diproyeksi Turun, ESDM: Bukan Nggak Laku!
-
IHSG Berhasil Rebound Hari Ini, Penyebabnya Saham-saham Teknologi dan Finansial
-
Pengusaha Muda BRILiaN 2025: Langkah BRI Majukan UMKM Daerah