Suara.com - Bank Dunia (World Bank) meramal pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terkontraksi. Dia memperkirakan ekonomi Indonesia hanya tumbuh 4,8 persen di tahun ini.
Sedangkan, pada kuartal pertama 2025 hanya mencapai 4,9 persen. Hal ini berdasarkan data dari People-First Housing: A Roadmap from Homes to Jobs to Prosperity in Indonesia, laporan Prospek Ekonomi Indonesia (IEP) edisi Juni 2025.
Dalam data itu, pertumbuhan ekonomi ini bakal berdampak pada kelas menengah di Indonesia. Salah satunya sulitnya pencapaian lapangan kerja yang dibutuhkan kelas menengah.
" Tetapi pengembaliannya berkurang untuk kelompok kelas menengah yang lebih kaya sebagaimana tercermin dari pertumbuhan konsumsi yang lebih lambat untuk rumah tangga kelas menengah yang bercita-cita tinggi. Berfokus pada penciptaan lapangan kerja yang lebih baik yang mempertahankan standar hidup kelas menengah akan menjadi penting untuk masa depan," katanya dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa (24/6/2025).
Lalu, Direktur Divisi Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste Carolyn Turk mengatakan kebijakan ekonomi makro yang kuat, termasuk inflasi yang rendah, penyangga keuangan yang memadai, dan kepatuhan yang ketat terhadap aturan fiskal, telah berperan penting dalam memperkuat ketahanan ekonomi Indonesia.
“Kinerja ekonomi Indonesia saat ini mencerminkan fundamentalnya yang kuat dan respons kebijakan yang baik,” katanya.
Langkah-langkah ini telah membantu mengelola konsumsi pemerintah yang berkurang dan investasi yang lebih lambat.
"Untuk mempertahankan momentum ini, analisis kami menunjukkan bahwa reformasi struktural yang meningkatkan efisiensi dan produktivitas dapat membuka pertumbuhan yang lebih tinggi, membalikkan tren penurunan produktivitas, dan menciptakan lebih banyak dan lebih baik lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia," tambahnya..
Untuk itu, investasi diharapkan meningkat, didorong oleh inisiatif perumahan pemerintah dan peluncuran dana kekayaan negara baru, Danantara.
Baca Juga: Peringkat Daya Saing RI Anjlok 13 Peringkat! Perang Tarif dan Pengangguran jadi Biang Keroknya
Namun, prospek tersebut tunduk pada risiko penurunan dari tantangan perdagangan global dan volatilitas harga komoditas. Fokus pemerintah pada deregulasi, lingkungan bisnis yang lebih kondusif, reformasi perdagangan dan digital dapat membantu menavigasi risiko tersebut dan meningkatkan pertumbuhan hingga 5,5 persen per tahun pada tahun 2027.
"Reformasi ini menyertai upaya pemerintah untuk merangsang permintaan melalui program-program prioritasnya," katanya.
Laporan tersebut menggarisbawahi potensi sektor perumahan sebagai katalisator pertumbuhan inklusif. Sasaran pemerintah untuk menyediakan 3 juta unit perumahan per tahun sejalan dengan strategi “mengutamakan rakyat”.
" Dengan investasi publik tahunan sebesar 3,8 miliar dolar AD , program perumahan tersebut dapat menciptakan lebih dari 2,3 juta lapangan pekerjaan dan memobilisasi 2,8 miliar dolar AS modal swasta sekaligus meningkatkan kondisi kehidupan dan peluang ekonomi bagi jutaan penduduk Indonesia," katanya.
Laporan tersebut merekomendasikan empat tindakan untuk mencapai visi ini: memperluas investasi dalam perumahan dan infrastruktur, mereformasi pembiayaan perumahan publik untuk memobilisasi modal swasta, mengintegrasikan ketahanan bencana ke dalam kebijakan perumahan, dan memperkuat tata kelola dan koordinasi lintas sektor dan jenjang pemerintahan.
“Program perumahan Indonesia tidak hanya tentang membangun rumah—tetapi juga tentang membangun ekonomi yang lebih kuat dan lebih inklusif,” kata Habib Rab, Ekonom Utama di Bank Dunia di Indonesia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Purbaya Gregetan Soal Belanja Pemda, Ekonomi 2025 Bisa Rontok
-
Terjerat PKPU dan Terancam Bangkrut, Indofarma PHK Hampir Seluruh Karyawan, Sisa 3 Orang Saja!
-
Penculik Bilqis Sudah Jual 9 Bayi Lewat Media Sosial
-
Bank BJB Batalkan Pengangkatan Mardigu Wowiek dan Helmy Yahya Jadi Komisaris, Ada Apa?
-
Pemain Keturunan Jerman-Surabaya Kasih Isyarat Soal Peluang Bela Timnas Indonesia
Terkini
-
Bahlil Tunjuk Tim Baru BPH Migas untuk Pelototi Penyaluran BBM Subsidi
-
OJK Berencana Hapus Bank Bermodal Kecil, Ini Daftar yang Terdampak
-
Rupiah Senin Sore Perkasa, Didorong Keyakinan Mayarakat Soal Prospek Ekonomi RI
-
Saham INET Meroket! Efek Kinerja Keuangan dan Kabar Rights Issue Rp 3,2 Triliun?
-
Purbaya Gregetan Soal Belanja Pemda, Ekonomi 2025 Bisa Rontok
-
Terjerat PKPU dan Terancam Bangkrut, Indofarma PHK Hampir Seluruh Karyawan, Sisa 3 Orang Saja!
-
Pemerataan Ekonomi, BRI Salurkan BLTS Kesra Tahap I Senilai Rp4,4 Triliun untuk 4,9 Juta Keluarga
-
Ingin Beli Emas? Ini 3 Langkah Mudah di Pegadaian yang Wajib Kamu Tahu!
-
Toyota-Pertamina Siap Bangun Pabrik Bioetanol di Lampung, Mulai Jalan 2026
-
China Hingga Vietnam Tertarik Bangun Pabrik Baja di Dalam Negeri