Suara.com - Indonesia resmi memiliki pabrik baterai listrik terintegrasi terbesar di Asia Tenggara, sekaligus menjadi proyek ekosistem baterai berbasis nikel pertama di dunia. Proyek raksasa ini dijalankan oleh Konsorsium ANTAM-IBC-CBL dan merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yang menjadi tulang punggung upaya pemerintah menuju swasembada energi serta industrialisasi yang berkelanjutan.
Proyek Ekosistem Industri Baterai Listrik Terintegrasi ini membentang dari pertambangan nikel di Halmahera Timur hingga ke fasilitas produksi baterai kendaraan listrik di Karawang, Jawa Barat.
Total nilai investasi proyek mencapai USD 5,9 miliar, mencakup lahan seluas 3.023 hektare, dan diperkirakan menyerap hingga 35 ribu tenaga kerja langsung dan tidak langsung. Proyek ini juga mencakup pembangunan 18 infrastruktur pendukung seperti dermaga multifungsi.
Kapasitas awal produksi baterai kendaraan listrik dari proyek ini mencapai 6,9 GWh, dengan target peningkatan menjadi 15 GWh, yang cukup untuk menyuplai kebutuhan baterai bagi 300 ribu kendaraan listrik. Dampaknya diharapkan signifikan dalam mengurangi impor bahan bakar minyak (BBM) hingga 300 ribu kiloliter per tahun.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menekankan proyek ini bukan hanya soal investasi tambang semata, tetapi juga mendorong keberlanjutan ekonomi jangka panjang di daerah.
Ia mengingatkan pentingnya diversifikasi hilirisasi pasca tambang agar tidak terjebak dalam kutukan sumber daya alam.
"Kami laporkan bahwa atas arahan Bapak Presiden, kita jangan sampai menjadi negara kutukan sumber daya alam. Artinya setelah tambang ini selesai harus ada diversifikasi hilirisasi apa yang akan kita bangun. Nah proposal Fsnya (Feasibility Study) sudah disampaikan kepada kami. Bahwa kita memikirkan mulai sekarang pasca tambang investasi apa yang akan dibangun di sana," ujar Bahlil dalam keterangan tertulis di situs resmi, Senin (30/6/2025).
Dalam rencana jangka panjang proyek ini, akan dibangun pusat-pusat ekonomi baru berbasis perikanan dan perkebunan di lahan bekas tambang pada tahun ke-8 hingga ke-9 proyek berjalan.
"Agar begitu tambang selesai, tetap perputaran ekonomi di daerah terus berjalan," tambah Bahlil.
Baca Juga: Prabowo Resmikan Proyek Raksasa Baterai Listrik Senilai 5,9 Miliar Dolar AS di Karawang
Sebelumnya, Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyampaikan keyakinannya bahwa proyek kolosal ini akan membawa Indonesia menuju kemandirian energi dalam waktu yang tidak lama.
"Saya diberitahu oleh para pakar bahwa bangsa kita ini sungguh-sungguh bisa swasembada energi. Dan hitungan saya tidak lama, tidak lama. Lima tahun, paling lambat enam tahun, kita bisa swasembada energi," ujar Prabowo.
Dengan keberadaan proyek ini, Indonesia tidak hanya memperkuat posisinya di kawasan Asia Tenggara, tetapi juga menjadi negara pertama di dunia yang mengembangkan ekosistem industri baterai berbasis nikel secara terintegrasi dari hulu ke hilir.
Model ini mencakup semua tahapan, dari eksplorasi dan penambangan, pemurnian bahan mentah, produksi prekursor dan katoda, hingga perakitan baterai kendaraan listrik.
Proyek ini juga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal secara signifikan, memberikan dampak berganda (multiplier effect) bagi industri pendukung, serta menjadi contoh konkret industrialisasi berkelanjutan yang berpihak pada lingkungan dan masyarakat lokal.
Dengan demikian, Indonesia kini berdiri di garis depan revolusi kendaraan listrik, tidak hanya sebagai pasar, tetapi sebagai pemain utama dalam rantai pasok global.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Skechers, Tanpa Tali untuk Jalan Kaki Lansia
- 9 Sepatu Puma yang Diskon di Sports Station, Harga Mulai Rp300 Ribuan
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- 5 Mobil Bekas yang Lebih Murah dari Innova dan Fitur Lebih Mewah
Pilihan
-
Tor Monitor! Ini Daftar Saham IPO Paling Gacor di 2025
-
Daftar Saham IPO Paling Boncos di 2025
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
Terkini
-
Ramalan Menkeu Purbaya soal IHSG Tembus 9.000 di Akhir Tahun Gagal Total
-
Kolaborasi dengan FC Barcelona, BRI Luncurkan Kartu Debit Edisi Khusus
-
Waspada Cuaca Ekstrem! Wamendag Pantau Pasokan Pangan dan Antisipasi Lonjakan Harga Cabai
-
Tor Monitor! Ini Daftar Saham IPO Paling Gacor di 2025
-
Kemenhub Baru Bilang Bali Sepi, Penumpang Pesawat Turun 2 Persen di Nataru
-
Daftar Saham IPO Paling Boncos di 2025
-
Industri Pengolahan RI Loyo di 2025 Gegara Tarif Trump Hingga Geopolitik
-
Bahlil Buka-bukaan Amblil Langkah Berani Legalkan Sumur Rakyat
-
Jelang Tutup Tahun, Pemerintah Sita 70 Ribu Ton Batubara Ilegal
-
Impresif! Ini Sederet Capaian BRI dan Kontribusi untuk Negeri di Sepanjang Tahun 2025