Suara.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih betah berada di zona merah hingga akhir perdagangan Rabu, 2 Juli 2025. Dari awal perdagangan hingga akhir IHSG terus melemah kembali ke level 6.800
Mengutip data RTI Business, IHSG ditutup anjlok ke level 6.881 atau turun 34,11 poin, secara presentase turun 0,49 persen.
Pada perdagangan pada hari ini, sebanyak 24,60 miliar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi sebesar Rp 11,0 triliun, serta frekuensi sebanyak 1,09 juta kali.
Dalam perdagangan pada hari ini, sebanyak 195 saham bergerak naik, sedangkan 396 saham mengalami penurunan, dan 196 saham tidak mengalami pergerakan.
Adapun, beberapa saham yang menghijau pada waktu itu diantaranya, KRYA, NAIK, PTMP, CINT, NASI, OILS, MINA, TOWR, IKAN, HAJJ, MUTU, TEBE, HOKI, TMPO.
Sementara saham-saham yang mengalami penurunan tajam di perdagangan waktu itu diantaranya, COCO, NOBU, APEX, LEAD, PSAB, IOTF, BUVA, ADMR, CUAN, CBDK, JATI, KRAS, ARCI, BRPT.
Faktor IHSG Turun
Philip Sekuritas Indonesia dalam analisinya menyebut pelemahan bursa saham Asia termasuk IHSG, seiring meningkatnya kekhawatiran pasar menjelang tenggat waktu 9 Juli yang ditetapkan Amerika Serikat untuk mencapai kesepakatan dagang dengan negara mitra, atau memberlakukan tarif yang lebih tinggi. Ketidakpastian ini memicu tekanan pada sebagian besar indeks saham regional.
Sentimen negatif turut diperparah oleh pernyataan Presiden Donald Trump, yang menegaskan tidak akan memperpanjang batas waktu negosiasi dagang. Trump juga menyampaikan keraguannya bahwa kesepakatan dapat dicapai dengan Jepang, meski tetap berharap pada tercapainya kesepakatan dengan India.
Baca Juga: Pergerakan IHSG Rabu Pagi Anjlok Kembali ke Level 6.800
Sementara itu, perhatian investor kini tertuju pada perkembangan RUU Pajak dan Belanja yang diajukan Trump, yang diperkirakan akan menambah utang nasional AS sebesar USD 3,3 triliun, sekaligus memangkas pajak dan sejumlah program jaminan sosial. RUU ini telah disetujui oleh Senat AS dengan margin tipis dan akan dibawa ke DPR untuk pengesahan akhir.
Di pasar valuta asing, nilai tukar dolar AS (USD) tertekan, mendekati level terendah sejak Februari 2022 terhadap mata uang utama dunia lainnya. USD juga mendekati level terlemah terhadap Euro sejak September 2021 dan terhadap Franc Swiss sejak Januari 2015.
Sesuai Proyeksi
IHSG pada Rabu, 2 Juli 2025 diperkirakan akan menguji level support penting di area 6.900 setelah pada penutupan perdagangan kemarin terkoreksi tipis sebesar 0,18 persen.
Koreksi ini juga diiringi dengan tekanan jual dari investor asing dengan mencatatkan net sell sekitar Rp 817 miliar.
Analis BNI Sekuritas, Fanny Suherman, menjelaskan bahwa sejumlah saham unggulan menjadi target aksi jual asing, antara lain BBRI, BMRI, ANTM, BBCA, dan BBNI.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Luhut Turun Tangan, Minta Purbaya Tak Ambil Anggaran MBG
-
Anggaran Makan Bergizi Gratis Tembus Rp20 Triliun, Penyerapan Melonjak Tiga Kali Lipat!
-
Disindir soal Subsidi LGP 3Kg, Menkeu Purbaya: Mungkin Pak Bahlil Betul
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
Dharma Jaya Klaim Bukukan Pertumbuhan Bisnis 190 Persen
-
Sebelum Dilegalkan, 34.000 Sumur Minyak Rakyat Sedang Diverifikasi
-
Santai! Menko Airlangga Yakin Rupiah Kebal Guncangan Shutdown Amerika!
-
Kementerian ESDM: Stok BBM SPBU Swasta Akan Kosong sampai Akhir 2025 Jika Tak Beli dari Pertamina
-
Rupiah Kembali Menguat pada Jumat Sore
-
Rupiah Makin Ganas, Dolar AS Keok Imbas Penutupan Pemerintahan Trump?