Suara.com - Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia (GIAA) memasuki babak baru transformasinya setelah kepemimpinan berganti ke tangan Wamildan Tsani pada akhir 2024.
Di bawah komando CEO baru, strategi pemulihan Garuda beralih dari negosiasi leasing berbasis Ijarah yang tersendat ke penguatan ekuitas, dengan suntikan dana segar dari Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara)
Menurut laporan riset terbaru dari Sinarmas Sekuritas, suntikan modal sebesar Rp 6,65 triliun dari Danantara dinilai cukup untuk menstabilkan neraca keuangan Garuda, sekaligus menjaga buffer kas di atas USD 100 juta hingga akhir 2025.
Langkah ini juga membuka ruang bagi Garuda untuk memenuhi kewajiban jatuh tempo obligasi sebesar USD 1 miliar pada 2030, selama strategi profitabilitas berjalan sesuai rencana.
"Dana jumbo ini menjadi amunisi utama Garuda untuk mempercepat ekspansi armada sekaligus mengembalikan posisi keuangan ke jalur positif," tulis Sinarmas Sekuritas dalam laporan analisanya, seperti dikutip, Kamis (3/7/2025).
Manajemen baru Garuda menargetkan ekspansi besar-besaran armada menjadi 200 pesawat pada 2031, dimulai dari proyeksi 130 pesawat pada 2026 dan 170 unit pada 2028, seiring pemulihan penuh pasca-pandemi. Armada narrow-body seperti Boeing 737-800 akan dominan untuk rute domestik, sementara wide-body A330-900neo dan B777-300ER akan memperkuat rute internasional.
Citilink sebagai lini low-cost carrier (LCC) juga menargetkan pemulihan penuh pada 2028, dengan armada kembali aktif sebanyak 50 unit, setelah sebelumnya sekitar 20 unit A320 masih ‘grounded’ akibat isu mesin.
Dalam catatan Sinarmas Sekuritas, sepanjang 2024 Garuda berhasil mencatatkan tingkat keterisian kursi atau seat load factor (SLF) sebesar 80 persen, mengungguli rata-rata sebelum masa pandemi. SLF ini diprediksi meningkat menjadi 85 persen pada 2027 dan akan menopang perbaikan margin usaha secara berkelanjutan.
"Dalam kondisi batas tarif atas (TBA) yang masih berlaku, peningkatan SLF menjadi kunci utama dalam mencapai margin positif," tulis Sinarmas Sekuritas dalam laporan tersebut.
Baca Juga: BUMN Sawit Agrinas Palma Nusantara Rombak Pengurus, Satu Direksi Dicopot Lewat Zoom
Garuda ditargetkan mampu mencatatkan EBIT breakeven pada 2025 dan kembali mencetak laba bersih pada 2029, seiring naiknya efisiensi operasional dan normalisasi harga tiket pasca diskon periode libur nasional.
Namun, tantangan tetap ada. Harga avtur yang kini berada di kisaran USD 0,70 per liter lebih tinggi dari USD 0,60 di 2019 membuat biaya per kursi atau Cost per Available Seat Kilometer (CASK) Garuda saat ini berada di level 7 sen, masih di atas level pra-pandemi.
Sinarmas Sekuritas memperkirakan, jika tidak ada reformasi struktural seperti pemangkasan biaya bandara atau penyesuaian TBA, beban biaya akan tetap tinggi, terutama pada rute domestik.
"Meski potensi kerugian akibat lonjakan harga minyak mentah (di atas USD 100/barel) ada, risikonya hanya sekitar 15 persen. Dengan asumsi stabilitas geopolitik terjaga, outlook Garuda tetap positif," tulis Sinarmas Sekuritas.
Dari sisi valuasi, Sinarmas Sekuritas menggunakan pendekatan EV/EBITDA sebesar 4,4x terhadap proyeksi EBITDA 2026, dan menetapkan target harga saham GIAA di Rp 160 per lembar, atau lebih dari 100 persen upside dari harga saat ini yang masih di bawah Rp 100.
"Pasar belum sepenuhnya menghargai potensi kebangkitan struktural Garuda. Eksekusi strategi oleh manajemen baru akan menjadi faktor penentu kunci dalam realisasi target ini," tulis Sinarmas Sekuritas.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 9 Sepatu Lokal Senyaman Skechers Ori, Harga Miring Kualitas Juara Berani Diadu
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 7 Desember: Raih Pemain 115, Koin, dan 1.000 Rank Up
- 5 Rekomendasi Mobil Tua Irit BBM, Ada yang Seharga Motor BeAT Bekas
Pilihan
-
Emiten Adik Prabowo Bakal Pasang Jaringan Internet Sepanjang Rel KAI di Sumatra
-
7 Sepatu Lari Lokal untuk Mengatasi Cedera dan Pegal Kaki di Bawah 500 Ribu
-
Klaim Listrik di Aceh Pulih 93 Persen, PLN Minta Maaf: Kami Sampaikan Informasi Tidak Akurat!
-
TikTok Hadirkan Fitur Shared Feed untuk Tingkatkan Interaksi Pengguna
-
Harga Pangan Nasional Kompak Turun, Cabai Turun setelah Berhari-hari Melonjak
Terkini
-
Menperin Andalkan Vokasi Jadi Investasi Sektor Industri
-
Setelah Berkiprah di HSBC, Herani Hermawan Kembali ke Citi Pimpin Bisnis Services Indonesia
-
Hentikan Produksi Tambang Emas, Agincourt Resources Serahkan Data ke KLH Pasca Banjir Sumatera
-
Rupiah Berotot Tundukan Dolar AS di Level Rp 16.674 Hari Ini
-
PT Minas Pagai Lumber Punya Kaitan Sosok Haji Juragan Kayu, Siapa Pemiliknya?
-
Emiten Adik Prabowo Bakal Pasang Jaringan Internet Sepanjang Rel KAI di Sumatra
-
Salah Prediksi, Bahlil Ungkap Biang Kerok Listrik di Aceh Belum Pulih Seluruhnya
-
Terungkap Alasan Sebenarnya di Balik Tiket Susi Air Rp 8 Juta Saat Bencana Aceh
-
Prabowo Bakal Siapkan 6 KEK Baru di 2026
-
5 Daerah Ini Punya UMP Tertinggi Jika Regulasi UMP 2026 Naik 7 Hingga 10 Persen