Suara.com - Harga emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) pada hari Selasa, 8 Juli 2025 untuk ukuran satu dibanderol di harga Rp 1.906.000 per gram.
Harga emas Antam itu berbalik melonjak Rp 5.000 dibandingkan hari Senin, 7 Juli 2025 sebelumnya.
Sementara itu, harga Buyback (beli kembali) emas Antam dibanderol di harga Rp 1.750.000 per gram.
Harga buyback itu juga ikut melompat Rp 5.000 dibandingkan dengan harga buyback hari Senin kemarin.
Seperti dilansir dari laman resmi Logam Mulia Antam, berikut adalah harga emas antam pada hari ini:
- Emas 0,5 gram Rp 1.003.000
- Emas 1 Gram Rp 1.906.000
- Emas 2 gram Rp 3.752.000
- Emas 3 gram Rp 5.603.000
- Emas 5 gram Rp 9.305.000
- Emas 10 gram Rp 18.555.000
- Emas 25 gram Rp 46.262.000
- Emas 50 gram Rp 92.445.000
- Emas 100 gram Rp 184.812.000
- Emas 250 gram Rp 461.765.000
- Emas 500 gram Rp 923.320.000
- Emas 1.000 gram Rp 1.846.600.000
Harga Emas Dunia Merosot
Harga emas diperdagangkan di zona merah pada Selasa (8/7/2025) pagi waktu Asia, mendekati level USD 3.330 per once. Tekanan terhadap logam mulia ini terutama disebabkan oleh penguatan Dolar AS (USD) dan mencairnya ketegangan perdagangan global.
Pelemahan emas terjadi setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan perpanjangan batas waktu penerapan tarif baru dan memberi sinyal terbuka terhadap negosiasi tambahan. "Batas waktu 1 Agustus tidak 100 persen pasti," ujar Trump, mengisyaratkan fleksibilitas dalam kebijakan tarif terhadap negara mitra dagang.
Pernyataan tersebut langsung meredakan kekhawatiran pasar akan meningkatnya ketegangan dagang. Optimisme terhadap potensi kesepakatan lanjutan mengangkat nilai Dolar AS, yang pada gilirannya menekan harga komoditas berdenominasi USD seperti emas. Pasalnya, Dolar AS yang lebih kuat membuat emas menjadi lebih mahal bagi pembeli dari luar negeri.
Baca Juga: Emas Antam Harganya Menggelinding Turun, Kini Dibanderol Rp 1.901.000/Gram
Pelaku pasar emas kini mengalihkan fokus ke perkembangan lanjutan dalam negosiasi perdagangan di Gedung Putih. Ketidakpastian yang meningkat dan potensi konflik dagang baru masih menjadi faktor yang dapat mengerek permintaan terhadap aset safe haven seperti emas.
Di sisi lain, dukungan fundamental terhadap emas tetap kuat. Pembelian emas oleh bank-bank sentral dunia tercatat meningkat signifikan pada Mei, menurut laporan terbaru World Gold Council (WGC). Bank Sentral Tiongkok juga mencatatkan pembelian emas untuk bulan kedelapan berturut-turut pada Juni, berdasarkan data resmi People's Bank of China (PBOC).
"PBoC khususnya telah mendiversifikasi cadangan devisa secara substansial dan peningkatan ketidakpastian dan risiko geopolitik dapat mempercepat prosesnya," ujar Zain Vawda, analis dari MarketPulse by OANDA.
Berita Terkait
Terpopuler
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- 5 Fakta Viral Kakek 74 Tahun Nikahi Gadis 24 Tahun, Maharnya Rp 3 Miliar!
- Promo Super Hemat di Superindo, Cek Katalog Promo Sekarang
- Tahu-Tahu Mau Nikah Besok, Perbedaan Usia Amanda Manopo dan Kenny Austin Jadi Sorotan
Pilihan
-
Cuma Satu Pemain di Skuad Timnas Indonesia Sekarang yang Pernah Bobol Gawang Irak
-
4 Rekomendasi HP Murah dengan MediaTek Dimensity 7300, Performa Gaming Ngebut Mulai dari 2 Jutaan
-
Tarif Transjakarta Naik Imbas Pemangkasan Dana Transfer Pemerintah Pusat?
-
Stop Lakukan Ini! 5 Kebiasaan Buruk yang Diam-diam Menguras Gaji UMR-mu
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
Terkini
-
Air Minum Bersih untuk Semua: Menjawab Tantangan dan Menangkap Peluang Lewat Waralaba Inklusif
-
Airlangga: Stimulus Ekonomi Baru Diumumkan Oktober, Untuk Dongkrak Daya Beli
-
Berdasar Survei Litbang Kompas, 71,5 Persen Publik Puas dengan Kinerja Kementan
-
Belajar Kasus Mahar 3 M Kakek Tarman Pacitan, Ini Cara Mengetahui Cek Bank Asli atau Palsu
-
BPJS Ketenagakerjaan Dukung Penguatan Ekosistem Pekerja Kreatif di Konferensi Musik Indonesia 2025
-
Kementerian ESDM Akan Putuskan Sanksi Freeport Setelah Audit Rampung
-
Indonesia Tambah Kepemilikan Saham Freeport, Bayar atau Gratis?
-
Kripto Bisa Sumbang Rp 260 Triliun ke PDB RI, Ini Syaratnya
-
Duta Intidaya (DAYA) Genjot Penjualan Online di Tanggal Kembar
-
4 Fakta Penting Aksi BUMI Akuisisi Tambang Australia Senilai Rp 698 Miliar