Suara.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berada di zona hijau pada pembukaan perdagangan Rabu, 16 Juli 2025. IHSG dibuka di level 7.182.
Mengutip data RTI Business, hingga pukul 09.11 WIB IHSG masih menguat ke level 7.164 atau naik 23,74 poin, secara presentase naik 0,33 persen.
Pada perdagangan pada waktu itu, sebanyak 2,07 miliar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi sebesar Rp 2,0 triliun, serta frekuensi sebanyak 212.778 juta kali.
Dalam perdagangan di waktu tersebut, sebanyak 290 saham bergerak naik, sedangkan 160 saham mengalami penurunan, dan 165 saham tidak mengalami pergerakan.
Adapun, beberapa saham yang menghijau pada waktu itu diantaranya, MERI, CDIA, BLOG, NRCA, INAI, PMUI, ASPR, COCO, SMBR, DSNG, PAMG, KRYA, DKFT, HALO.
Sementara saham-saham yang mengalami penurunan tajam di perdagangan waktu itu diantaranya, MINA, CUAN, MPIX, PSAT, KJEN, BREN, FILM, MBSS, TRUK, KLAS, KPIG, BRPT, NICE, DOOH.
Philip Sekuritas dalam riset hariannya memproyeksikan, IHSG bisa hadapi tekanan teknikal dan sentimen eksternal hari ini. Investor disarankan tetap mencermati perkembangan kebijakan tarif AS-Indonesia serta pernyataan resmi dari otoritas terkait, di tengah volatilitas pasar global yang meningkat.
Sentimen negatif datang dari kabar mengejutkan pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkait kesepakatan dagang sementara dengan Indonesia, serta rilis data inflasi AS yang menguat.
Trump mengumumkan bahwa ekspor Indonesia ke AS akan dikenakan tarif sebesar 19%, sementara produk impor asal AS tidak akan dikenakan tarif sama sekali (0%). Jika kesepakatan ini dikonfirmasi, maka Indonesia secara de facto membuka pasar domestiknya secara luas bagi perusahaan-perusahaan asal AS, tanpa perlindungan dagang yang setara.
Baca Juga: IHSG Ditinggal Asing Rp57,9 T, Mirae Asset Sarankan Pegang Reksa Dana Pendapatan Tetap
Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari Pemerintah Indonesia terkait apakah kesepakatan tersebut telah disetujui sesuai dengan rincian yang disampaikan oleh Presiden Trump.
Situasi ini memicu kekhawatiran pelaku pasar di kawasan, terlihat dari mayoritas indeks saham Asia yang dibuka melemah pada sesi perdagangan sore ini. Tekanan terhadap pasar Indonesia pun diperkirakan berlanjut, terutama karena dampak kesepakatan dagang tersebut dapat memperlebar defisit neraca perdagangan dan menekan kinerja sejumlah emiten sektor ekspor.
Sementara itu, dari pasar global, bursa saham Wall Street ditutup bervariasi (mixed) semalam. Indeks NASDAQ mencetak rekor penutupan tertinggi baru, terdorong oleh lonjakan saham Nvidia setelah mengumumkan rencana melanjutkan penjualan GPU H20 ke Tiongkok. Namun, secara umum, pasar masih mencermati data inflasi AS dan laporan keuangan emiten perbankan besar di Negeri Paman Sam.
Data Consumer Price Index (CPI) AS menunjukkan inflasi tahunan naik menjadi 2,7% pada Juni, tertinggi sejak Februari. Inflasi inti (Core CPI) juga naik menjadi 2,9%, sedikit di bawah ekspektasi 3,0%, namun tetap menunjukkan tekanan harga yang meningkat. Kenaikan inflasi ini terjadi di tengah meningkatnya ketidakpastian global akibat kebijakan tarif Trump yang berdampak pada harga konsumen.
Kondisi ini mendorong imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun naik lebih dari 6 basis poin menjadi 4,48%, mencerminkan berkurangnya ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve dalam waktu dekat.
Dengan inflasi yang masih tinggi dan kebijakan tarif yang agresif, pelaku pasar menilai Federal Reserve kemungkinan akan tetap bersikap hati-hati dan mempertahankan pendekatan “wait-and-see” terhadap wacana pelonggaran moneter.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
Terkini
-
Potensi EBT Melimpah, Pemerintah Sinkronisasi Aturan Soal Transisi Energi
-
Mau Lepas Ketagihan Impor LPG, Bahlil Mulai Proyek Hilirisasi Batu Bara Jadi DME pada 2026
-
Rupiah Dibuka Stagnan Pada Awal Pekan Ini
-
Ancaman Tarif AS Kian Nyata! BI Waspada, Aliran Modal Asing dari Emerging Market Terus Berfluktuasi
-
OJK Umumkan 5 Bank Telah Gulung Tikar
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
SPBU Pertamina Diminta Perbanyak Improvisasi Layanan, dari Toilet hingga Fasilitas Instagramable
-
Emas Antam Terjungkal, Harganya Rp 2.327.000 per Gram Hari Ini
-
IHSG Gaspol ke Level 8.300 di Awal Sesi Perdagangan Senin, Tapi Awas Tekanan Jual Mengintai
-
BEI Ungkap 13 Perusahaan Siap-siap IPO, Lima Perseroan Miliki Aset Jumbo