Suara.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membocorkan ada investor asing tang tertarik mencaplok perusahaan pembiayaan Indonesia.
Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, LKM dan LJK Lainnya OJK, Agusman mengatakan investor itu berasal dari Singapura.
Tentunya, rencana ini sedang mengajukan permohonan persetujuan akuisisi. Jika diakuisisi maka ini bisa membantu perusahaan pembiayaan di Indonesia
"Saat ini terdapat satu permohonan persetujuan akuisisi perusahaan pembiayaan oleh investor asing yang berasal dari Singapura," kata Agusman dalam keterangannya, Jumat (18/7/2025).
Namun, OJK belum bisa menjelaskan lebih lanjut siapa investor tersebut maupun apa perusahaan pembiayaan yang dibidik. Namun, rencana akuisisi tersebut terjadi di saat industri perusahaan pembiayaan sedang dalam tren konsolidasi.
Agusman mengatakan tren merger di industri multifinance sejalan dengan semangat penguatan dan konsolidasi industri ini. Hal ini diharapkan mampu mendukung pemerataan akses pembiayaan kepada masyarakat.
"Dengan adanya merger di industri multifinance, diharapkan industri multifinance akan lebih kuat, baik dari sisi aset maupun liabilitas, untuk mendukung pemerataan akses pembiayaan," ujar Agusman.
Menurutnya, tren merger multifinance dapat terus terjadi dan merubah landscape industri menjadi lebih terkonsolidasi, kompetitif, dan berorientasi pada efisiensi . Serta ekspansi produk dan akhirnya dapat memperkuat sektor multifinance secara keseluruhan.
Sementara itu, per Mei 2025, porsi penyaluran pembiayaan multifinance di wilayah pulau Jawa mencapai sebesar 55,37% atau senilai Rp294,23 triliun.
Baca Juga: OJK Buat 3 Aturan Asuransi dan Dana Pensiun, Ini Rinciannya
Sedangkan, porsi penyaluran di luar pulau Jawa adalah sebesar 44,63% atau senilai Rp237,14 triliun. Apabila dilihat dari pertumbuhannya, Provinsi Papua Selatan mengalami peningkatan terbesar yaitu 92,42% yoy menjadi sebesar Rp452,14 miliar. Potensi multifinance di luar Pulau Jawa masih sangat besar, terutama untuk mendorong inklusi keuangan dan pemerataan akses pembiayaan di daerah.
Lima sektor ekonomi terbesar yang dibiayai oleh industri multifinance per Mei 2025 antara lain:
• Perdagangan (Rp91,97 triliun, -22,39% yoy);
• Penyewaan (Rp54,13 triliun, 12,83% yoy);
• Industri Pengolahan (Rp52,95 triliun, 13,46% yoy);
• Pertambangan (Rp46,01 triliun, 9,07% yoy); dan
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- 5 Sepatu Lari Rp300 Ribuan di Sports Station, Promo Akhir Tahun
Pilihan
-
Hasil SEA Games 2025: Mutiara Ayu Pahlawan, Indonesia Siap Hajar Thailand di Final
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
Terkini
-
Influencer Tak Bisa Sembarangan, OJK: Harus Jujur Jika Endorse Produk Keuangan
-
Pakar Nilai Pengoperasian SPBU Kantong Bisa Tangani Masalah Stok BBM saat Bencana
-
Singgung SPBU Swasta Ogah Beli Base Fuel dari Pertamina, Bahlil: Jadi Aja Tukang Pijit!
-
Rencana Bandara Kertajati Jadi Pusat Bengkel Pesawat Terwujud, Pembangunan Tahap 1 Jalan
-
Mengenal Skema Ponzi: Dugaan Borok di Balik Bisnis Vendor Ayu Puspita Dinanti
-
Mendag Busan Mulai Kecangkan Ikat Pinggang Jaga Pasokan Bahan Pokok Saat Nataru
-
Ekonomi Melonjak, BP Batam Siapkan Strategi Kurangi Pengangguran
-
Operasi Tambang Emas Terafiliasi Astra International di Tapanuli Dibekukan KLH, Ini Kata Bahlil
-
OJK Sanksi Tegas Lembaga Keuangan yang Abaikan Akses Inklusif Disabilitas
-
Emiten Ini Catat Kinerja Positif Keuangan, Bagikan Produk Gratis untuk Masyarakat