Suara.com - Klaim optimisme Presiden RI Prabowo Subianto terkait penurunan angka kemiskinan di Indonesia terbukti akurat, seiring dengan rilis data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini Jumat (25/7/2025).
BPS mencatat, jumlah penduduk miskin ekstrem Indonesia pada Maret 2025 hanya mencapai 2,38 juta jiwa, sebuah penurunan signifikan dibandingkan periode sebelumnya.
Deputi Bidang Statistik Sosial BPS, Ateng Hartono, mengungkapkan data fantastis ini berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2025. Menurutnya, jumlah penduduk miskin ekstrem ini telah turun sebanyak 1,18 juta orang jika dibandingkan dengan persentase penduduk miskin pada Maret dan September 2024.
"Jika dibandingkan setahun lalu mengalami penurunan 1,18 juta orang, dari persentase penduduk miskin ekstrem pada Maret 2025 mencapai 0,85% atau turun 0,14% jika dibandingkan September 2024 atau jika dibandingkan Maret 2024 lalu turun 0,41%," kata Ateng dengan bangga, dalam rilis data Profil Kemiskinan di Indonesia Kondisi Maret 2025 dan Tingkat Ketimpangan Pengeluaran Penduduk Indonesia Kondisi Maret 2025, Jumat (25/7/2025).
Angka 0,85% untuk kemiskinan ekstrem pada Maret 2025 ini secara resmi membawa persentase penduduk miskin ekstrem Indonesia di bawah 1%, sebuah target yang sebelumnya menjadi prioritas utama pemerintah. Keberhasilan ini tentu akan menjadi poin penting bagi pemerintahan Prabowo Subianto dalam menunjukkan capaian ekonomi dan sosialnya.
Ateng menjelaskan, BPS menggunakan acuan Bank Dunia untuk penduduk miskin ekstrem, yakni sebesar US$2,15 per kapita per hari (PPP 2017). Metodologi ini memastikan data yang dirilis valid dan dapat dibandingkan secara internasional.
Rilis data kemiskinan ekstrem ini merupakan langkah perdana BPS pada tahun ini, dan sejalan dengan Instruksi Presiden (Inpres) No. 8 Tahun 2025. Inpres ini secara spesifik mengamanatkan optimalisasi upaya pengentasan dan penghapusan kemiskinan.
"BPS ditugaskan menyelenggarakan survei dan penghitungan pencapaian. Oleh karena itu pada hari ini, BPS akan mengumumkan kemiskinan ekstrem secara nasional," papar Ateng.
Baca Juga: Tabligh Akbar Habib Rizieq Ditolak Berujung Ricuh, FPI ke Prabowo: Bubarkan Ormas PWI-LS!
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Pemerintah Diminta Untuk Pikir-pikir Terapkan Kebijakan B50
-
Proyek Tol Serang-Panimbang Ditargetkan Rampung 2027
-
Prabowo Mau Kirim 500 Ribu Tenaga Kerja ke Luar Negeri, Siapkan Anggaran Rp 8 Triliun
-
BRI Perkuat Ekonomi Rakyat Lewat Akad Massal KUR dan Kredit Perumahan
-
PTBA Jajal Peluang Gandeng China di Proyek DME usai Ditinggal Investor AS
-
HUT ke-130 BRI: Satu Bank Untuk Semua, Wujud Transformasi Digital
-
Marak Penipuan Ponsel Bekas, Ini 8 Langkah Cerdas Agar Tak Jadi Korban
-
Bank Mandiri Semarakkan Aksi Berkelanjutan Looping for Life di Livin' Fest 2025
-
OCBC Nilai Investor Masih Percaya pada Fundamental Ekonomi Indonesia