Suara.com - Setelah memutuskan mundur dari bisnis e-commerce utama mereka, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) kini menjadi sorotan. Meskipun berhasil membukukan laba bersih pada semester I 2025, perusahaan milik Eddy Kusnadi Sariaatmadja ini masih terjerat dalam akumulasi rugi alias defisit yang mencapai Rp9,791 triliun!
Laporan keuangan semester I 2025 tanpa audit yang diunggah di laman Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (30/7/2025) menunjukkan, Bukalapak memang mencatat pertumbuhan pendapatan 27,9 persen secara tahunan menjadi Rp3,087 triliun. Namun, angka ini disumbang bukan lagi dari bisnis inti e-commerce yang dulu jadi andalan.
Jika dicermati, lonjakan pendapatan Bukalapak kini sepenuhnya ditopang oleh lini usaha gaming yang melonjak fantastis 199,7 persen menjadi Rp2,461 triliun. Senada, pendapatan dari investasi juga tumbuh 11,5 persen menjadi Rp25,2 miliar.
Ironisnya, lini usaha yang dulu menjadi tulang punggung Bukalapak justru anjlok parah. Pendapatan dari daring ke luring (offline) ambles 63,5 persen menjadi Rp439,9 miliar, dan lini ritel terjun bebas 55,8 persen menjadi Rp160,7 miliar. Ini menegaskan bahwa strategi transformasi Bukalapak telah menggeser fokus utama bisnis mereka.
Meskipun pendapatan dari bisnis-bisnis lama hancur, Bukalapak berhasil menekan beban usaha sedalam 13,7 persen menjadi Rp3,145 triliun. Ditambah lagi, BUKA membukukan laba nilai investasi senilai Rp243,2 miliar pada semester I 2025, berbalik dari kerugian investasi Rp1,32 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Alhasil, Bukalapak meraih laba usaha Rp58,1 miliar pada akhir Juni 2025, membaik signifikan dibanding akhir Juni 2024 yang masih merugi Rp1,23 triliun. Direktur Utama BUKA, Willix Halim, bahkan melaporkan laba bersih Rp464,45 miliar, berbalik arah tajam dibanding rugi bersih Rp751,9 miliar pada Juni 2024.
Namun, di balik capaian laba ini, akumulasi rugi atau defisit Bukalapak masih terpampang Rp9,791 triliun pada akhir Juni 2025, meski sudah terpangkas 4,5 persen dibanding akhir 2024. Ini menunjukkan PR besar bagi perusahaan untuk benar-benar lepas dari bayang-bayang kerugian masa lalu.
Selain itu, total ekuitas perusahaan juga menyusut 1,6 persen menjadi Rp23,352 triliun. Meski demikian, ada kabar baik dari sisi kewajiban yang berkurang 34,4 persen dibanding akhir 2024 menjadi Rp717,56 miliar.
Baca Juga: Emiten CGAS Bidik Pendapatan Rp 150 Miliar per Tahun dari Fasilitas Baru di Gresik
Berita Terkait
Terpopuler
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
- 5 Fakta Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Publik Penasaran!
- Profil Komjen Suyudi Ario Seto, Calon Pengganti Kapolri Listyo Sigit Prabowo?
Pilihan
-
Perang Tahta Sneakers Putih: Duel Abadi Adidas Superstar vs Stan Smith. Siapa Rajanya?
-
Viral Taiwan Resmi Larang Indomie Soto Banjar Usai Temukan Kandungan Berbahaya
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
Terkini
-
Dari Perut Bumi, untuk Masa Depan Negeri
-
PNM Ajak Dua Nasabah Unggulan Mekaar Ikut Serta dalam Tokyo Handmade Marche 2025
-
Gurita Bisnis Bambang Rudijanto, Kakak Hary Tanoe Jadi Tersangka Korupsi Bansos
-
Berdayakan Petani Lokal, Harita Nickel Upayakan Ekonomi Berkelanjutan di Pulau Obi
-
Jenis-jenis Kredit Rumah Bank BTN: Syarat, Subsidi dan Simulasi Pembayaran
-
Lembaga Pemeriksa Halal LPPOM Raih Penghargaan Bergengsi GIFA Championship 2025
-
Mengapa Milenial Lebih Suka Rumah Industrial Minimalis daripada Rumah Mewah?
-
Terpopuler Bisnis: Gebrakan Menkeu Bikin Bank Himbara Jadi Idola, Harga Saham Meroket!
-
Olah Limbah Cangkang Telur Jadi Sumber Ekonomi Baru, PPN JBB Komitmen Zero Waste
-
Harga Emas Antam dan Galeri 24 di Pegadaian Hari Ini Naik!