Suara.com - PT Unilever Indonesia Tbk (“Perseroan”) hari ini mengumumkan kinerja keuangan untuk semester pertama 2025. Perseroan mencatat penjualan bersih sebesar Rp18,2 triliun dan laba bersih Rp2,2 triliun. Meski masih terkoreksi dibandingkan tahun sebelumnya, kinerja ini menunjukkan perbaikan signifikan dibandingkan Semester II 2024.
Secara tahunan, penjualan bersih terkoreksi 4,4% dan laba bersih terkoreksi 12,6%. Namun, dibandingkan Semester II 2024, penjualan bersih naik 13,1% dan laba bersih melonjak 139,0%. Margin laba sebelum pajak juga meningkat menjadi 15,5% dibandingkan semester II 2024.
Presiden Direktur Unilever Indonesia, Benjie Yap, menyampaikan optimisme atas pencapaian ini.
“Meskipun kinerja kami di Semester I 2025 masih berada di bawah capaian tahun sebelumnya, kami melihat perbaikan bertahap, baik dalam pertumbuhan penjualan maupun profitabilitas. Capaian ini menjadi landasan untuk kembali tumbuh mulai Kuartal III 2025 sesuai proyeksi,” ujarnya.
Penguatan Merek hingga Transformasi Go-to-Market
Pertama, Unilever menegaskan komitmennya untuk memaksimalkan potensi merek inti, di mana pada paruh pertama tahun 2025 Perseroan memperkuat identitas dan proposisi nilai dari merek-merek inti seperti Lifebuoy, Pepsodent, dan Royco melalui perbaikan enam aspek pemasaran (6P): Product, Price, Place, Promotion, Prepositions, dan Pack.
Kedua, dalam hal menciptakan pasar, Unilever berupaya menggarap segmen yang berkembang pesat sangat penting untuk menangkap permintaan yang lebih besar sekaligus menunjukkan kelincahan Perseroan dalam merespon kebutuhan konsumen yang terus berkembang. Pada Semester I, segmen dengan pertumbuhan tinggi seperti Beauty & Wellbeing (Sun, Serum, Treatments, Lightweight) membukukan pertumbuhan sebesar +36%.
Sedangkan untuk menjangkau segmen bawah, Unilever memperluas aksesibilitas bagi semua segmen konsumen dan terus memperluas penawaran produk-produk dengan harga yang terjangkau. Inisiatif yang dilakukan antara lain adalah meluncurkan Sabun Batang Lifebuoy; Bango magic dengan harga Rp 1000, dan meluncurkan Rinso dengan kemasan baru di harga Rp 500. Berbagai inovasi ini memungkinkan Perseroan memenuhi kebutuhan konsumen sekaligus memperkuat kehadiran di saluran general trade.
Dalam meningkatkan dampak bisnis melalui transformasi Go-To-Market, Perseroan meningkatkan cakupan distribusi langsung, kapasitas tenaga penjualan, serta optimalisasi variasi produk. Strategi ini bertujuan meningkatkan layanan, mendorong penjualan harian yang lebih kuat dan model Distributive Trade yang lebih menguntungkan.
Baca Juga: Bentuk Komitmen pada Pemegang Saham, Unilever Indonesia Bagi Dividen Penuh 99,7%
“Kami berhasil mencapai kemajuan yang baik di ranah operasional utama selama Semester I, memperkuat fundamental bisnis kami. Kami menjaga tingkat stok pelanggan tetap optimal dan meningkatkan tingkat layanan kami, sehingga kami bisa mengirimkan produk yang tepat dan tepat waktu,” ucap Benjie.
Tingkatkan Nilai Jangka Panjang bagi Pemegang Saham
Sebagai bagian dari upaya meningkatkan nilai bagi pemegang saham, Unilever Indonesia berencana membeli kembali saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan nilai maksimum Rp2 triliun. Inisiatif ini menegaskan komitmen berkelanjutan Perseroan dalam meningkatkan imbal hasil bagi pemegang saham, sambil tetap menjaga fleksibilitas keuangan untuk berinvestasi dalam pertumbuhan di masa depan. Perseroan percaya bahwa ini merupakan langkah strategis yang diambil pada waktu yang tepat untuk memperkuat posisi jangka panjang.
Benjie Yap menambahkan, "Ke depannya Unilever tetap fokus pada penguatan merek, peningkatan kapabilitas Go-to-Market, dan mendorong daya saing biaya yang lebih besar melalui kegiatan operasional yang lebih disiplin serta berbagai inisiatif transformasi. Dengan berjalan baiknya upaya-upaya ini, kami optimis akan kemampuan kami untuk kembali tumbuh mulai Kuartal III 2025." ***
Berita Terkait
-
Bentuk Komitmen pada Pemegang Saham, Unilever Indonesia Bagi Dividen Penuh 99,7%
-
Atasi Gunung Sampah, Unilever Indonesia & GIZ Indonesia Luncurkan Proyek SULE-WM untuk Pengelolaan Sampah Berkelanjutan
-
RUPSLB & RUPS Independen Unilever Indonesia Sahkan Divestasi Bisnis Es Krim
-
Fokus Pengurangan Emisi Karbon, Grha Unilever Raih Sertifikat GREENSHIP Net Zero
-
3 Tahun Berturut-Turut, Unilever Indonesia Raih Top Halal Award
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
Terkini
-
OJK: Generasi Muda Bisa Bantu Tingkatkan Literasi Keuangan
-
Rupiah Terus Amblas Lawan Dolar Amerika
-
IHSG Masih Anjlok di Awal Sesi Rabu, Diproyeksi Bergerak Turun
-
Sowan ke Menkeu Purbaya, Asosiasi Garmen dan Tekstil Curhat Importir Ilegal hingga Thrifting
-
Emas Antam Merosot Tajam Rp 26.000, Harganya Jadi Rp 2.260.000 per Gram
-
BI Pastikan Harga Bahan Pokok Tetap Terjaga di Akhir Tahun
-
Hana Bank Ramal Dinamika Ekonomi Dunia Masih Panas di 2026
-
Trend Asia Kritisi Proyek Waste to Energy: Ingatkan Potensi Dampak Lingkungan!
-
Kenapa Proyek Jalan Trans Halmahera Disebut Hanya Untungkan Korporasi Tambang?
-
Bertemu Wapres Gibran, Komite Otsus Papua Minta Tambahan Anggaran Hingga Dana BLT Langsung ke Rakyat