Suara.com - Polusi udara yang terus memburuk bukan hanya ancaman bagi kesehatan, tapi juga beban berat bagi ekonomi. Di tengah tingginya angka penyakit pernapasan, terutama pada anak-anak, masyarakat sipil mengambil peran penting untuk menekan pemerintah agar mengambil kebijakan yang lebih serius.
Merespons kondisi ini, Bicara Udara kembali menggelar program tahunan Biru Voices Academy 2025. Program ini dirancang untuk membekali para aktivis, mulai dari orang tua, konten kreator, hingga profesional, dengan kemampuan untuk mengadvokasi isu polusi udara.
Dilaksanakan pada 2-3 Agustus 2025, di Jakarta, Biru Voices Academy 2025 tidak hanya berfokus pada edukasi, tapi juga membuka dialog langsung antara masyarakat dan para pengambil kebijakan, seperti Wakil Ketua MPR RI dan Stafsus Gubernur DKI Jakarta.
"Suara orang tua memiliki kekuatan besar karena mereka bicara dari pengalaman hidup, bukan sekadar data," ujar Ratna Kartadjoemena, Co-Founder Bicara Udara dikutip Senin (4/8/2025).
Dengan menjadikan orang tua sebagai pusat narasi, Ratna berharap isu polusi udara bisa menjadi prioritas publik dan pemerintah. "Kami berusaha memfasilitasi partisipasi publik dan menghubungkan mereka dengan pembuat kebijakan," tambahnya.
Secara ekonomi, polusi udara yang buruk dapat menyebabkan kerugian signifikan. Data dari berbagai lembaga menunjukkan bahwa tingginya angka ISPA, bronkitis, dan penyakit pernapasan lainnya mengakibatkan biaya kesehatan yang besar, baik bagi individu maupun negara. Belum lagi kerugian produktivitas akibat warga yang sakit dan tidak bisa bekerja atau bersekolah.
Biru Voices Academy 2025 menjadi penting karena program ini secara tidak langsung berupaya mengurangi dampak ekonomi dari polusi. Dengan mendorong kebijakan udara bersih, diharapkan beban biaya kesehatan akan berkurang dan produktivitas masyarakat kembali meningkat.
Para peserta, yang terdiri dari 17 orang dengan beragam latar belakang, akan menjadi Biru Voices Ambassadors 2025. Mereka akan dibekali keterampilan komunikasi, pemanfaatan media sosial, hingga teknik advokasi berbasis komunitas.
Dengan melatih para aktivis untuk mengkampanyekan udara bersih, Biru Voices Academy 2025 berupaya menciptakan kesadaran kolektif bahwa udara bersih adalah hak dasar yang harus diperjuangkan. Ini adalah investasi jangka panjang untuk kesehatan dan stabilitas ekonomi negara.
Baca Juga: PHRI: Pelarangan Merokok di Tempat Hiburan Bisa Memukul UMKM dan Rantai Ekonomi Kreatif
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Profil Wali Kota Prabumulih: Punya 4 Istri, Viral Usai Pencopotan Kepsek SMPN 1
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Pengamat Bicara Nasib ASN Jika Kementerian BUMN Dibubarkan
-
Tak Hanya Sumber Listrik Hijau, Energi Panas Bumi Juga Bisa untuk Ketahanan Pangan
-
Jadi Harta Karun Energi RI, FUTR Kebut Proyek Panas Bumi di Baturaden
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
CORE Indonesia Lontarkan Kritik Pedas, Kebijakan Injeksi Rp200 T Purbaya Hanya Untungkan Orang Kaya
-
Cara Over Kredit Cicilan Rumah Bank BTN, Apa Saja Ketentuannya?
-
Kolaborasi dengan Pertamina, Pengamat: Solusi Negara Kendalikan Kuota BBM
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
Daftar Nama Menteri BUMN dari Masa ke Masa: Erick Thohir Geser Jadi Menpora
-
Stok BBM di SPBU Swasta Langka, Pakar: Jangan Tambah Kuota Impor, Rupiah Bisa Tertekan