Suara.com - Ekonom Konstitusi, Defiyan Cori, menilai program listrik desa (lisdes) sebagai upaya pemerintah untuk memperluas akses listrik bagi rakyat. Ini juga memberikan kesempatan bagi rakyat untuk mendapatkan keadlian di sektor energi.
"Lisdes merupakan bukti bahwa negara tidak tinggal diam. Hal itu bagian dari usaha nyata mewujudkan keadilan energi, terutama bagi masyarakat di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T)," ujarnya di Jakarta, Senin (4/8/2025).
Defiyan melanjutkan, komitmen pemerintah dalam memperluas akses listrik bagi rakyat, lanjutnya, tercermin dalam peresmian 55 proyek energi baru terbarukan (EBT) oleh Presiden Prabowo Subianto pada 26 Juni 2025 di PLTP Ijen, Bondowoso, Jawa Timur.
Proyek tersebut mencakup delapan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) dan 47 Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), dengan kapasitas total mencapai 380 megawatt (MW).
"Lisdes menjadi bagian penting dalam pelaksanaan proyek EBT tersebut. Bersama Kementerian ESDM dan PLN, program tersebut menyalurkan listrik ke pelosok desa, menjangkau lebih dari 10.000 titik di 40 kabupaten dan 18 provinsi hingga Juli 2025," imbuhnya.
Defiyan mengatakan, Lisdes tidak hanya membawa terang ke rumah-rumah warga. Menurutnya, akselerasi program elektrifikasi ini luar biasa.
Dalam satu dekade terakhir, rasio elektrifikasi nasional meningkat signifikan dari 84,35% pada 2014 menjadi 99,83 persen di akhir 2024.
"Listrik bukan hanya soal penerangan. Ia adalah fondasi kemajuan pendidikan, ekonomi, dan kualitas hidup masyarakat," katanya.
Defiyan menambahkan, merdeka dari kegelapan bukan sekadar slogan. "Program Lisdes telah membuktikan bahwa cahaya kini hadir di desa-desa terpencil. Di situlah keadilan sosial benar-benar mulai ditegakkan," tutupnya.
Baca Juga: Pertamina Gabungkan Bisnis Energi dan Budaya Kuliner di Ajang BGCC 2025
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
Terkini
-
Bahlil 'Sentil' Pertamina: Pelayanan dan Kualitas BBM Harus Di-upgrade, Jangan Kalah dari Swasta!
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Program AND untuk 71 SLB, Bantuan Telkom Dalam Memperkuat Akses Digitalisasi Pendidikan
-
Dari Anak Tukang Becak, KUR BRI Bantu Slamet Bangun Usaha Gilingan hingga Bisa Beli Tanah dan Mobil
-
OJK Turun Tangan: Klaim Asuransi Kesehatan Dipangkas Jadi 5 Persen, Ini Aturannya
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Buat Tambahan Duit Perang, Putin Bakal Palak Pajak Buat Orang Kaya
-
Bank Mandiri Akan Salurkan Rp 55 Triliun Dana Pemerintah ke UMKM
-
Investasi Properti di Asia Pasifik Tumbuh, Negara-negara Ini Jadi Incaran
-
kumparan Green Initiative Conference 2025: Visi Ekonomi Hijau, Target Kemandirian Energi Indonesia