“Berbicara daerah 3T, ada lokasi-lokasi blind spot. Tentunya harus ada treatment khusus. Aplikasi kami ini disiapkan juga untuk daerah yang belum terjangkau internet. Kami menggunakan mode offline. Istilahnya dilakukan proses perekaman data penerima dan sebagainya. Nanti petugas yang sudah selesai, kalau dia masuk ke daerah yang ada sinyal internet, maka secara otomatis akan meng-update. Jadi sudah kami siapkan aplikasi mode offline di daerah-daerah yang tidak ada sinyal,” tutur Haris.
Selain menyiapkan dashboard yang dapat memantau proses penyaluran BSU secara real-time, Pos Indonesia juga menyiapkan strategi penyaluran melalui tiga metode, yaitu disalurkan di Kantorpos, di perusahaan tempat penerima bekerja, dan diantarkan langsung ke rumah (door to door) bagi pekerja yang sedang sakit.
“Kami memastikan bantuan ini sampai benar-benar kepada yang berhak dan kita secara sistem sudah menyiapkan itu. Petugas kami ada yang datang ke kantor, kami antar ke perusahaan-perusahaan. Kemudian kami juga melakukan antaran door to door untuk penerima yang sakit dan sebagainya,” kata Haris.
Pos Indonesia memastikan bahwa tidak ada potongan apapun dalam penyaluran BSU.
"Walaupun kami melakukan pengantaran door to door, bantuan sampai ke tangan penerima tanpa potongan apapun. Ini adalah komitmen kami untuk menjaga transparansi," ucapnya tegas.
Strategi Edukasi dan Sosialisasi kepada Penerima BSU
Tidak hanya soal distribusi, Pos Indonesia juga memiliki strategi khusus untuk mengedukasi penerima yang belum mencairkan BSU. Beberapa metode digunakan, mulai dari pengingat melalui WhatsApp blast, telepon, hingga pengumuman di media sosial dan media massa.
“Kami secara nasional mengingatkan batas akhir. Kami beri kesempatan sampai tanggal 6 Agustus 2025. Masyarakat yang menerima BSU bisa mengecek bahwa dia penerima atau tidak,” kata Haris.
Demi memastikan semua penerima BSU mendapatkan haknya, petugas Pos mengupayakan menghubungi penerima yang belum mencairkan dana BSU. Bahkan, Haris sendiri pun mencoba menghubungi penerima BSU melalui telepon.
Baca Juga: UMK Digital Fest 2025 Resmi Dibuka, Telkom Pacu Semangat Go Digital untuk UMKM
“Khusus untuk yang punya nomor telepon hp, kami kirimkan WA, termasuk juga kami telepon. Kami ingin memastikan semaksimal mungkin. Saya kemarin di Kantorpos Padang melakukan uji coba untuk menelepon beberapa nomor yang tercantum. Saya ulang beberapa kali, sampai lima kali, memang ada yang enggak nyambung, ada yang enggak bisa dihubungi dan sebagainya. Jadi kami upayakan terus supaya betul-betul orang yang memang berhak ini bisa menerima,” ucapnya.
Untuk memperluas jangkauan informasi, Pos Indonesia memasang juga spanduk di sejumlah lokasi seluruh daerah mengenai pencairan dana BSU 2025.
“Kami juga campaign di beberapa tempat disiapkan spanduk dan sebagainya tentang pembayaran BSU. Kami tekankan tidak ada potongan macam-macam dalam rangka transparansi. Termasuk juga kami menyiapkan dashboard untuk pemangku kepentingan agar bisa melihat secara real-time progress penyaluran BSU ini ," ujar Haris.
Pihak PosIND, lanjut Haris, benar-benar menyiapkan dan menggerakan semua akntorpos di seluruh daerah sehingga penyaluran BSU ini bisa dilihat dan diawasi. PosiND pun menerima masukkan atau bisa untuk diingatkan, terutama terkait capaian dan hal-hal lain terkait BSU. Semua upaya yang dilakukan PosIND ini terus dikebut agar bisa terealisasi 100% hingga batas akhir pada 6 Agustus 2025.
Penerima BSU: Pencairan di Kantorpos Cepat dan Mudah
Salah satu penerima BSU 2025, Madalia Sartiana Ningsi, pegawai PT Ekosistem Digital Nusantara, mengungkapkan pengalamannya dalam mencairkan BSU.
Berita Terkait
-
Perkuat Jaring Pengaman Sosial, BRI Salurkan BSU 2025 pada 3,76 Juta Penerima hingga Rp2,25 Triliun
-
UMK Digital Fest 2025 Resmi Dibuka, Telkom Pacu Semangat Go Digital untuk UMKM
-
Pertamina Sabet Juara 1 Transaksi Tertinggi PaDi UMKM 2024, Perkuat Ekosistem UMKM Lokal
-
BRI Cairkan Bantuan Subsidi Upah Rp 2,25 Triliun ke 3,7 Juta Rekening
-
Percepat Penyaluran BSU, PosIND Terapkan Metode Jemput Bola dan Optimalkan Pospay
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Ratu Tisha Lengser: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Layar PSSI?
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
Terkini
-
SPBU Swasta Beli BBM dari Pertamina, Simon: Kami Tak Cari Untung!
-
Jurus SIG Hadapi Persaingan: Integrasi ESG Demi Ciptakan Nilai Tambah Jangka Panjang
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
Kemenhub 'Gandeng' TRON: Kebut Elektrifikasi Angkutan Umum, Targetkan Udara Bersih dan Bebas Emisi!
-
Harris Arthur Resmi Pimpin IADIH, Siap Lawan Mafia Hukum!
-
Fakta-fakta Demo Timor Leste: Tekanan Ekonomi, Terinspirasi Gerakan Warga Indonesia?
-
Alasan Eks Menteri Sebut DJP 'Berburu Pajak di Kebun Binatang': Masalah Administrasi Serius
-
Nama Pegawai BRI Selalu Dalam Doa, Meski Wajahnya Telah Lupa
-
Pemerintah Siapkan 'Karpet Merah' untuk Pulangkan Dolar WNI yang Parkir di Luar Negeri