Suara.com - Bank swasta Swiss milik HSBC Holdings mengakhiri hubungan dengan klien-klien kaya asal Timur Tengah.
Padahal nasabah tersebut memiliki aset di atas 100 juta dolar AS atau sekitar Rp 1,63 triliun.
Keputusan ini dilakukan karena bank tersebut berupaya mengurangi eksposurnya kepada individu-individu yang dianggap berisiko tinggi.
Lebih dari 1.000 klien yang berasal dari Arab Saudi, Lebanon, Qatar, dan Mesir termasuk di antara mereka, diberitahu bahwa tidak dapat lagi menggunakan layanan perbankan di bisnis manajemen kekayaan HSBC Swiss.
Beberapa nasbaah telah diinformasikan dan selama beberapa bulan ke depan akan menerima surat penutupan.
Surat itu memberitahukan mereka bahwa dapat mempertimbangkan untuk pindah ke perbankan lain dan meminta nasabah memindahkan dana mereka ke lembaga lain.
“HSBC mengumumkan rencana pada Oktober tahun lalu untuk membentuk kembali grup guna mempercepat penyampaian strategis,” kata bank tersebut dalam sebuah pernyataan melalui email dilansir South China Morning Post, Selasa (26/8/2025).
Selain itu, perusahaan sedang mengembangkan fokus strategis bank swasta di Swiss.
Perombakan ini terjadi di tengah pengawasan yang sedang berlangsung dari lembaga pengawas perbankan Swiss, Finma.
Baca Juga: Kasus Rekening Nikita Mirzani, Eks Ketua PPATK Ungkap Pasal Sakti yang Lumpuhkan Rahasia Bank
Mereka menemukan bahwa bank swasta pemberi pinjaman tersebut gagal melakukan uji tuntas yang memadai terhadap rekening-rekening berisiko tinggi milik orang-orang yang memiliki kepentingan politik.
Proses penutupan rekening diperkirakan sebagian besar akan selesai dalam waktu enam bulan.
Adapun HSBC sedang membentuk tim untuk membantu mereka dalam penutupan tersebut, kata sumber tersebut.
“Kami sedang menciptakan organisasi yang lebih sederhana dan lebih dinamis, yang berfokus pada peningkatan kepemimpinan dan pangsa pasar di area-area di mana kami memiliki keunggulan kompetitif yang jelas,” tandasnya.
Berita Terkait
-
Ketekunan Berbuah Apresiasi, Nasabah PNM Palembang Ikuti Studi Banding UMKM
-
Dukung Nasabah Jadi Global Citizen, BNI Luncurkan Fitur wondr multicurrency
-
HUT ke-79, BNI Hadir Lebih Dekat: Sapa Nasabah Rayakan Momen Perjalanan Tumbuh Bersama
-
Sambut HUT ke-79, BNI Manjakan Nasabah dengan Promo Serba 79 dan Undian Spektakuler
-
Investor Ditagih Rp1,8 Miliar, Ajaib Sekuritas Ajak 'Damai' Tapi Ditolak
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini Turun: Antam Belum Tersedia, Galeri 24 dan UBS Anjlok!
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
Terkini
-
IHSG Diprediksi Menguat 'Bersama' Wall Street, Cek Saham-saham Rekomendasi Ini
-
Harga Emas Hari Ini Turun: Antam Belum Tersedia, Galeri 24 dan UBS Anjlok!
-
Satu Lagi Bank Bangkrut, OJK Cabut Izin Usaha BPR Nagajayaraya Sentrasentosa
-
Laba Inti PWON Lampaui Ekspektasi Konsensus di Kuartal 3 2025
-
Menkeu Purbaya Tolak Skema Burden Sharing BI-Kemenkeu, Singgung Independensi
-
Kebiasaan Mager Bisa Jadi Beban Ekonomi
-
Jurus Korporasi Besar Jamin Keberlanjutan UMKM Lewat Pinjaman Nol Persen!
-
Purbaya Sepakat sama Jokowi Proyek Whoosh Bukan Cari Laba, Tapi Perlu Dikembangkan Lagi
-
Dorong Pembiayaan Syariah Indonesia, Eximbank dan ICD Perkuat Kerja Sama Strategis
-
Respon Bahlil Setelah Dedi Mulyadi Cabut 26 Izin Pertambangan di Bogor