Bisnis / Makro
Selasa, 09 September 2025 | 14:27 WIB
Sri Mulyani (Instagram/@smindrawati)
Baca 10 detik
  • Sri Mulyani adalah ekonom berprestasi sejak dini.
  • Ia meniti karier dari akademisi hingga Bank Dunia.
  • Jabatannya sebagai Menkeu digantikan Purbaya Yudhi Sadewa.
[batas-kesimpulan]

Suara.com - Siapa yang tidak kenal Sri Mulyani Indrawati? Namanya selalu menjadi sorotan, terutama di bidang ekonomi.

Sebagai salah satu figur penting di Indonesia, banyak yang mengenalnya sebagai Menteri Keuangan yang menjabat sejak era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hingga Joko Widodo.

Namun, jauh sebelum duduk di kursi menteri, perjalanan karier Sri Mulyani ternyata sudah sangat panjang dan penuh prestasi. Artikel ini akan mengajak Anda menelusuri jejak karier Sri Mulyani, dari dunia akademisi hingga menjadi salah satu ekonom paling berpengaruh di dunia.

Berprestasi Sejak Dini di Lingkungan Pendidikan

Sri Mulyani, yang lahir di Tanjung Karang, Lampung, pada 26 Agustus 1962, terlahir dari keluarga yang sangat menjunjung tinggi pendidikan. Kedua orang tuanya, Prof. Satmoko dan Prof. Dr. Retno Sriningsih Satmoko, adalah guru besar di IKIP Semarang (kini Universitas Negeri Semarang).

Lingkungan ini membentuknya menjadi pribadi yang cerdas dan berprestasi sejak kecil. Setelah menamatkan pendidikan dasar dan menengahnya, ia melanjutkan kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) dan lulus pada tahun 1986.

Semangatnya untuk terus belajar tidak berhenti di situ. Dua tahun setelah lulus dari UI, ia memutuskan untuk melanjutkan studi S2 dan S3 di Amerika Serikat. Di University of Illinois Urbana Champaign, ia berhasil meraih gelar Master of Science of Policy Economics (1990) dan Ph.D. of Economics (1992).

Meniti Karier di Dunia Akademik dan Birokrasi

Sebelum menempuh pendidikan di AS, Sri Mulyani sudah memulai kariernya di dunia akademik sebagai asisten pengajar di Fakultas Ekonomi UI pada usia 23 tahun.

Baca Juga: Baru Dilantik, Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa Sudah Bikin Joko Anwar Emosi

Pengalamannya di dunia pendidikan pun berlanjut saat ia berada di Amerika Serikat, di mana ia sempat menjadi Asisten Profesor di University of Illinois at Urbana.

Setelah kembali ke tanah air, kariernya semakin cemerlang. Ia terjun ke dunia birokrasi dan menjadi Staf Ahli Bidang Analisis Kebijaksanaan OTO-BAPPENAS pada tahun 1994.

Di sela-sela kesibukannya, ia juga aktif sebagai dosen di UI dan terlibat dalam berbagai penelitian penting, terutama di bidang ekonomi moneter, tenaga kerja, dan perbankan.

Beberapa hasil risetnya yang terkenal antara lain "Fiscal Reform in Indonesia: History and Perspective" dan "Studi Kesiapan Industri Dalam Negeri Memasuki Era Perdagangan Bebas."

Kecerdasan dan ketajamannya dalam menganalisis masalah ekonomi membuatnya semakin dikenal. Pada Juni 1998, ia diangkat menjadi Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM FEUI).

Analisanya yang kritis, lugas, dan jernih membuatnya sering tampil di berbagai seminar dan media massa. Reputasinya sebagai pakar ekonomi bahkan membawanya menjadi penasihat pemerintah dalam Dewan Ekonomi Nasional (DEN) di era Presiden Abdurrahman Wahid.

Kiprah Internasional dan Jabatan Strategis Sebelum Menjadi Menteri

Pada Agustus 2001, Sri Mulyani kembali hijrah ke Amerika Serikat, kali ini sebagai konsultan untuk USAid di Atlanta, Georgia.

Di sana, ia memberikan saran tentang cara merancang program untuk memperkuat universitas-universitas di Indonesia. Ia juga sempat mengajar sebagai dosen di Georgia University.

Pengalaman internasionalnya semakin mengukuhkan posisinya di kancah global. Pada Oktober 2002, ia bergabung dengan Dana Moneter Internasional (IMF) sebagai Executive Director yang mewakili 12 negara di Asia Tenggara. Jabatan ini menunjukkan pengakuan dunia terhadap keahliannya di bidang ekonomi.

Setelah kembali ke Indonesia, kariernya di pemerintahan dimulai. Pada tahun 2004, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menunjuknya sebagai Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas.

Kinerjanya yang gemilang membuat ia dipercaya untuk mengemban tugas yang lebih besar. Setahun kemudian, pada 5 Desember 2005, ia dilantik sebagai Menteri Keuangan, menggantikan Jusuf Anwar.

Prestasi Gemilang Hingga Kembali ke Tanah Air

Kiprahnya sebagai Menteri Keuangan diakui secara internasional. Pada tahun 2006, ia dinobatkan sebagai Menteri Keuangan Terbaik Asia oleh Emerging Markets.

Prestasinya terus berlanjut hingga ia terpilih sebagai wanita paling berpengaruh ke-2 di Indonesia versi majalah Globe Asia dan wanita paling berpengaruh ke-23 di dunia versi majalah Forbes.

Pada tahun 2010, Sri Mulyani memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai Menteri Keuangan untuk menerima jabatan sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia, menjadikannya wanita dan orang Asia pertama yang menduduki posisi tersebut.

Enam tahun kemudian, Presiden Joko Widodo memintanya untuk kembali ke tanah air dan kembali menjabat sebagai Menteri Keuangan.

Perjalanan panjang Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan akhirnya mengalami perubahan. Pada Senin, 8 September 2025, Presiden Prabowo Subianto melakukan reshuffle kabinet.

Dalam perombakan ini, Purbaya Yudhi Sadewa ditunjuk sebagai Menteri Keuangan yang baru, menggantikan Sri Mulyani.

Kontributor : Rizqi Amalia

Load More