Bisnis / Inspiratif
Rabu, 10 September 2025 | 09:00 WIB
Ilustrasi pegawai PNM tengah berbincang dengan nasabah. (Dok: PNM)

Suara.com - Dalam era ekonomi digital saat ini, pelaku usaha ultra mikro (UMi) tidak bisa lagi hanya mengandalkan cara-cara konvensional. Pemanfaatan teknologi dan penguasaan keterampilan digital telah menjadi kebutuhan dasar agar usaha dapat bertahan sekaligus berkembang. Situasi ini menghadirkan tantangan besar bagi pengusaha UMi untuk cepat beradaptasi. Melihat keterbatasan yang masih dihadapi para nasabah binaan dalam program Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera), PT Permodalan Nasional Madani (PNM) pun menghadirkan berbagai program pelatihan yang bertujuan meningkatkan literasi serta inklusi digital bagi perempuan prasejahtera di seluruh Indonesia.

Sekretaris Perusahaan PNM, L. Dodot Patria Ary, menegaskan bahwa pelaku usaha ultra mikro memang perlu belajar agar usahanya dapat bertransformasi ke ranah digital. Namun, tantangannya cukup besar karena banyak yang masih belum memiliki akses memadai terhadap teknologi maupun literasi digital. Hal ini tercermin dari masih rendahnya kepemilikan perangkat gawai pribadi di kalangan nasabah PNM Mekaar, serta indeks kesiapan teknologi yang baru berada di angka 2,29. Karena itu, langkah awal yang mendesak adalah memperkuat literasi digital, sebelum akhirnya menuju pada tahap inklusi digital yang lebih menyeluruh.

“Pelaku usaha ultra mikro tidak cukup hanya mengandalkan strategi lama. Mereka harus melek digital agar bisa menjangkau pasar lebih luas dan usaha mereka naik kelas. Untuk itu kami mencoba mengintervensi langsung dengan melatih dan mendorong penggunaan teknologi untuk memasarkan produk,” ujar Dodot.

Lebih dari sekadar pembiayaan, PNM memberikan pelatihan dan pendampingan langsung terkait keterampilan digital, seperti penggunaan aplikasi pembayaran, promosi produk di media sosial, hingga manajemen toko online. Salah satu program unggulan dalam meningkatkan kompetensi nasabah binaannya adalah Mekaarpreneur. Nasabah diberikan pelatihan intensif selama tiga bulan mengenai branding, pemasaran digital, pemanfaatan e-commerce dan masih banyak lagi.

“PNM berkomitmen mendampingi nasabah agar tidak hanya memiliki modal, tapi juga keterampilan relevan dengan zaman. Dengan literasi digital yang mumpuni, mereka dapat bersaing, berkembang, dan menciptakan dampak ekonomi berkelanjutan,” tambah Dodot.

Dengan jangkauan ke lebih dari 6.165 kecamatan di 36 provinsi, PNM berupaya memfasilitasi agar usaha ultra mikro tidak jauh tertinggal dalam arus digitalisasi. Ke depan, upaya ini diharapkan melahirkan generasi wirausaha tangguh yang mampu memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dan memperkuat perekonomian bangsa.***

Load More