Bisnis / Keuangan
Jum'at, 12 September 2025 | 12:54 WIB
Ilustrasi kereta api. (Pixabay)
Baca 10 detik
  • California mengalokasikan dana tambahan $20 miliar untuk mempercepat pembangunan kereta cepat yang sempat tertunda
  • Pendanaan jangka panjang akan didukung program Cap-and-Trade, yang mewajibkan industri membeli kredit polusi hingga 2045
  • Proyek kereta cepat kini ditargetkan selesai paling cepat 2033, dengan biaya melonjak hingga $128 miliar
[batas-kesimpulan]

Suara.com - Badan legislatif California sedang melanjutkan rencana untuk menyediakan dana tambahan sebesar 20 miliar dolar AS atau sekitar Rp 30 triliun.

Dana ini membuat sistem kereta cepat negara bagian akan cepat dibangun.

Padahal, pembangunan kereta cepat ini sempat tertunda dikarenakan mengalami kesulitan keuangan.

Dana ini akan membantu menyelesaikan bagian awal Central Valley dan memulai pekerjaan menghubungkannya ke San Francisco dan Los Angeles.

Apalagi, anggota legislatif negara bagian sedang mengesahkan kembali program Cap-and-Trade California.

Aturan ini mewajibkan industri penghasil emisi gas rumah kaca terbesar untuk membeli kredit polusi, hingga tahun 2045.

Program ini direncanakan akan mengalokasikan 1 miliar dolar AS.

Nantinya, sumber dana dari membeli kredit polusi tersebut dialihkan proyek kereta api selama dua dekade mendatang.

Ilustrasi kereta api. (Pixabay/shutterbug)

Adapun, program ini merupakan salah satu rencana yang didorong oleh Gubernur Gavin Newsom.

Baca Juga: Kecelakaan di Perlintasan Kereta Api, Mobil Tertabrak Kereta Api Ranggajati di Probolinggo

Ini merupakan komitmen pendanaan terbesar dalam sejarah proyek, yang dimulai setelah para pemilih menyetujui obligasi senilai 10 miliar dolar AS pada tahun 2008.

Nantinya, dana tambahan itu akan memperluas rute kereta cepat pada pembangunan fase pertama sepanjang 171 mil.

“Kesepakatan hari ini telah membuat pernyataan yang besar dan berani tentang masa depan California—yang akan menciptakan lapangan kerja, mengurangi polusi, dan menghubungkan serta mentransformasi komunitas di seluruh negara bagian,” ujar CEO Ian Choudri dalam sebuah pernyataan dilansir Forbes, Jumat (12/9/2025).

Sementara itu, Choudri, seorang veteran proyek infrastruktur global yang mengambil alih kepemimpinan kereta cepat tahun lalu, merilis rencana bisnis baru.

Salah satunya, bertujuan untuk mempercepat konstruksi dan menemukan sumber pendapatan baru dari lahan luas milik otoritas untuk membantu menekan total biaya.

Termasuk mengizinkan perusahaan teknologi membangun pusat data di propertinya, memasok listrik dengan pembangkit listrik tenaga surya yang juga akan menggerakkan keretanya.

Saat ini, AS merupakan negara yang tertinggal secara global dalam hal kereta api berkecepatan tinggi, yang kini menjadi hal yang umum di seluruh Eropa, Jepang, China, Korea Selatan, dan puluhan negara lainnya.

Miliarder Wes Edens berharap untuk mulai mengoperasikan Brightline West, kereta peluru swasta yang menghubungkan Las Vegas dan pinggiran kota Los Angeles, dalam beberapa tahun.

Sebagai informasi, proyek kereta cepat sepanjang 1.249 km itu disetujui melalui referendum pada 2008 dan semula ditargetkan selesai pada 2020 dengan biaya 33 miliar Dolar AS.

Namun, hingga kini biaya proyek diperkirakan melonjak menjadi 89 Dolar AS hingga 128 miliar Dolar AS, dengan layanan baru diprediksi beroperasi paling cepat pada 2033.

Load More