- FTSE Russell mengumumkan perombakan pada indeks globalnya, yang akan berlaku efektif pada 22 September 2025.
- Dua emiten asal Indonesia, yakni AMMN dan EMTK, masuk ke dalam indeks FTSE ESG Low Carbon Select, sementara PGAS dan TLKM dikeluarkan.
- Saham ADRO mendapat kenaikan rekomendasi dari "netral" menjadi "beli" dari analis Citi, dengan target harga Rp2.500 per lembar saham.
Suara.com - Rekomendasi saham hari ini diwarnai sejumlah 'masukan' dari analis. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia hari ini diprediksi fluktuatif cenderung pelemahan tipis.
FTSE Russell, penyedia indeks global, telah mengumumkan perubahan susunan konstituen untuk indeks FTSE ESG Low Carbon Select yang akan berlaku efektif mulai 22 September 2025.
Perombakan ini berdampak pada beberapa perusahaan di Indonesia, termasuk yang masuk dan yang keluar dari daftar indeks.
Dua Emiten Baru di Indeks Global
Pada indeks FTSE Emerging ESG Low Carbon Select, dua perusahaan asal Indonesia berhasil masuk sebagai anggota baru.
Emiten tersebut adalah PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK).
Keduanya menggantikan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), yang dikeluarkan dari indeks ini.
Perubahan di Indeks Regional Asia-Pasifik
Selain di indeks global, beberapa emiten besar Indonesia juga tersingkir dari indeks regional, yaitu FTSE Asia Pacific ex Japan ESG Low Carbon Select Index.
Baca Juga: IHSG Loyo Sepekan, Asing Bawa Kabur Rp 31,59 Miliar
Emiten-emiten yang keluar dari daftar ini termasuk PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).
Rekomendasi Saham
Di sisi lain, laporan dari analis Citi, Ryan Davis, menaikkan rekomendasi untuk saham PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) dari "netral" menjadi "beli".
Analis tersebut menetapkan target harga Rp2.500 per lembar saham, yang mengindikasikan potensi kenaikan hingga 50% dari harga terakhirnya.
Kenaikan rekomendasi ini didasarkan pada laporan pendapatan ADRO pada 29 Agustus lalu, di mana laba perusahaan melampaui estimasi, meskipun penjualan berada di bawah perkiraan.
Perubahan pada indeks saham dan rekomendasi dari analis ini menjadi informasi penting bagi para investor yang berfokus pada investasi berkelanjutan dan kinerja perusahaan.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
Terkini
-
Ikuti Jejak Rupiah, IHSG Meloyo Hari ini Balik ke Level 8.600
-
Harap Bersabar, Pemerintah Umumkan UMP 2026 Paling Lambat 24 Desember
-
Purbaya Akui Ada Kementerian Lelet Serap Anggaran, Dana Dikembalikan Tembus Rp 4,5 T
-
Energi Terbarukan Mulai Masuk Sektor Tambang dan Perkebunan
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Rupiah Justru Melempem ke Level Rp 16.667 Setelah BI Tahan Suku Bunga
-
Harga Minyak Mentah Indonesia Turun Jadi USD 62,63 di November, BBM Gimana?
-
BI Tahan Suku Bunga Acuan di Level 4,75 Persen, Ini Alasannya
-
Finex Menandai Ulang Tahunnya yang ke-13 dengan Gala Dinner
-
KB Bank - PT KAI Medika Indonesia Hadirkan Fasilitas Pembiayaan bagi Brawijaya Hospital Tangerang