Bisnis / Keuangan
Kamis, 18 September 2025 | 07:59 WIB
Ilustrasi Quick Response Code Indonesian Standar atau QRIS. (Freepik)
Baca 10 detik
  • BI mengimbau waspada penipuan dalam transaksi QRIS
  • Modus penipuan meliputi QR palsu dan bukti transfer palsu
  • BI ajak semua pihak edukasi masyarakat demi keamanan transaksi QRIS
[batas-kesimpulan]

Suara.com - Tingginya pengguna Quick Response Code Indonesian Standar atau QRIS membuat Bank Indonesia (BI) memberikan imbauan.

Salah satunya, penipuan dalam transaksi digital QRIS yang digunakan oleh masyarakat seperti pedagang dan pembeli.

Lantaran, adanya potensi penggunaan QRIS disalahgunakan.

Deputi Gubernur BI, Filianingsih Hendarta mengatakan, ada dua modus utama penipuan yang biasa dilakukan oleh pelaku dan diwaspadai.

"Pedagang bisa saja memakai QR yang bukan miliknya, sehingga pembeli berisiko salah melakukan scan. Karena itu, pengguna harus memperhatikan apakah nama merchant sudah benar dan harga barang sesuai," ujar video yang dikutip dari Youtube BI, Kamis (18/9/2025).

Dia mengatakan, modus yang kerap terjadi adalah dengan menunjukkan bukti transfer palsu atau tangkapan layar seolah-olah transaksi QRIS telah berhasil.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Filianingsih Hendarta (tengah). [ANTARA FOTO/Fauzan/YU]

Padahal transaksi itu tidak masuk ke rekening pedagang.

"Bisa saja pembelinya nakal, dia sudah menyiapkan seperti bukti transfernya. Artinya pedagang harus memperhatikan notifikasi bukti transaksi masuk,” jelas Filianingsih.

Bi pun mengingatkan agar perlu berhati-hati terhadap pedagang yang tidak jujur.

Baca Juga: Bos BI Senang Pemerintah Guyur Dana Rp 200 Triliun ke Bank, Likuiditas Luber

Salah satu modus yang perlu diwaspadai adalah penggunaan kode QR milik orang lain, sehingga dana dari pembeli justru masuk ke rekening yang berbeda dari toko tempat bertransaksi.

"Pedagangnya mungkin bisa saja memakai kode QR-nya orang lain, sehingga pembeli bisa salah scan. Karena itu, pembeli harus memperhatikan apa benar nama merchant dan harga barang yang dibeli telah sesuai,” bebernya.

Dia menambahkan, pentingnya ketelitian dari kedua belah pihak dalam memastikan keabsahan transaksi.

Ia juga mengajak seluruh pihak, dari asosiasi, industri, hingga media untuk aktif mengedukasi masyarakat.

Hal ini menjadi semakin penting karena QRIS telah menjadi pilihan utama masyarakat, terbukti dengan lebih dari 40 juta merchant dan 57,6 juta pengguna hingga Agustus 2025.

“Edukasi ini tugas dari kita semua. Karena QRIS sudah menjadi pilihan utama untuk transaksi retail, maka semua pihak bertanggung jawab untuk menjaga keamanannya,” tandasnya.

Load More