- Kemenkeu dan BI sepakat lakukan burden sahring demi program Prabowo.
- Program ini menyasar Perumahan Rakyat dan Koperasi Merah Putih.
- Burden Sharing antara BI dan pemerintah dilakukan dengan skema pembagian beban bunga SBN 50:50 .
Suara.com - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Bank Indonesia (BI) sepakat untuk memperkuat sinergi kebijakan dalam mendukung program andalan pemerintah, Asta Cita, khususnya terkait penguatan ekonomi kerakyatan.
Koordinasi ini diwujudkan melalui skema pembagian beban bunga yang akan meringankan APBN dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Dalam keterangan pers bersama, Kemenkeu dan BI menjelaskan bahwa kerja sama ini akan fokus pada program-program strategis, seperti Perumahan Rakyat dan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih. Tujuannya, agar program ini bisa berjalan efektif dan memberikan dampak langsung bagi masyarakat.
Kesepakatan ini dituangkan dalam Keputusan Bersama (KB) tentang Tambahan Bunga. Melalui skema ini, beban bunga atas Surat Utang Negara (SUN) yang diterbitkan pemerintah untuk membiayai program tersebut akan dibagi rata antara Kemenkeu dan BI.
BI akan memberikan tambahan bunga kepada rekening pemerintah, sejalan dengan perannya sebagai pemegang kas negara. Hal ini juga selaras dengan UU Bank Indonesia dan UU Perbendaharaan Negara. Skema ini dimulai tahun 2025 dan akan berlaku hingga program tersebut selesai.
"Sinergi kebijakan terkait pembagian beban bunga dengan Pemerintah dilakukan secara transparan, akuntabel, dan dengan tata kelola yang kuat," demikian bunyi siaran pers tersebut, dikutip Senin (8/9/2025).
Langkah ini menunjukkan komitmen serius dari pemerintah dan BI. Di satu sisi, Kemenkeu menjaga disiplin fiskal dengan mengelola APBN secara hati-hati, mengarahkan belanja ke sektor-sektor yang memiliki dampak pengganda luas, seperti perumahan dan koperasi. Di sisi lain, BI mendukung penuh dengan kebijakan moneter yang ekspansif.
Sejak September 2024, BI telah menurunkan BI-Rate sebesar 125 bps, yang kini berada pada level terendah sejak 2022. BI juga gencar melakukan intervensi untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah dan terus menambah likuiditas di pasar, termasuk melalui pembelian SBN yang telah mencapai Rp200 triliun hingga akhir Agustus 2025.
Kerja sama yang erat ini diharapkan mampu menciptakan ruang fiskal bagi pemerintah, meringankan beban rakyat, dan pada akhirnya, mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan. Kemenkeu dan BI menunjukkan bahwa kolaborasi adalah kunci untuk menghadapi tantangan ekonomi di masa depan.
Baca Juga: Lowongan PCPM Bank Indonesia 2025: Jadwal, Syarat, Jurusan, dan Link Resmi
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Bukan Akira Nishino, 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia dari Asia
- Diisukan Cerai, Hamish Daud Sempat Ungkap soal Sifat Raisa yang Tak Banyak Orang Tahu
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
Pilihan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
-
Heboh Kasus Ponpes Ditagih PBB hingga Diancam Garis Polisi, Menkeu Purbaya Bakal Lakukan Ini
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
-
Emil Audero Akhirnya Buka Suara: Rasanya Menyakitkan!
-
KDM Sebut Dana Pemda Jabar di Giro, Menkeu Purbaya: Lebih Rugi, BPK Nanti Periksa!
Terkini
-
Status "SI" di SIKS: Apakah Dana Bansos Sudah Bisa Transfer Rekening?
-
BI: Uang Beredar Tembus Rp 9.771,3 Triliun, Ini Faktornya
-
Anggaran Subsidi BPJS Kesehatan Ditambah, Iuran Masyarakat Jadi Lebih Murah?
-
Heboh Kasus Ponpes Ditagih PBB hingga Diancam Garis Polisi, Menkeu Purbaya Bakal Lakukan Ini
-
OJK: Aset Dana Pensiun Tembus Rp 1.593 Triliun
-
Rupiah Dibuka Menguat Tipis Lawan Dolar Amerika Serikat
-
Huabao Suntik Rp164 Miliar, Landasan Pacu Bandara Maleo Kini Mampu Tampung Pesawat Jumbo!
-
IHSG Melesat Hingga Ke Level Tertinggi Intraday di Awal Sesi Jumat
-
Emas Antam Bangkit, Harganya Meloncat Jadi Rp 2.354.000 per Gram
-
Persaingan Kartu Kredit Semakin Ketat, Bank Syariah Optimis Bakal Tumbuh Positif