-
India turunkan atau bebaskan pajak pada berbagai bahan pokok dan barang konsumsi.
-
Langkah ini bertujuan mendorong konsumsi rumah tangga dan ekonomi domestik.
-
PM Modi serukan boikot produk asing dan dukung barang lokal di tengah ketegangan dagang dengan AS
Suara.com - Beban ekonomi harian jutaan warga India mungkin sedikit berkurang.
Lantaran, pemerintah bakal membebaskan tarif pajak di beberapa bahan pokok.
Dilansir BBC, Senin (22/9/2025), beberapa barang pokok seperti susu dan roti, asuransi jiwa dan kesehatan, serta obat-obatan penyelamat jiwa akan bebas pajak.
Lalu, pajak konsumsi untuk mobil kecil, televisi, dan AC akan turun dari 28 persen menjadi 18 persen.
Barang-barang umum lainnya seperti minyak rambut, sabun mandi, dan sampo akan dikenakan pajak marjinal sebesar 5 persen, bukan 12 persen atau 18 persen.
Pemotongan besar-besaran ini merupakan bagian dari perombakan besar-besaran yang diumumkan Perdana Menteri Narendra Modi atas sistem pajak barang dan jasa (GST) kompleks India yang diumumkan awal bulan ini.
Hal ini diharapkan dapat menyederhanakan sistem perpajakan dan memberikan dorongan yang sangat dibutuhkan bagi konsumsi rumah tangga yang sedang lesu—yang menyumbang lebih dari separuh produk domestik bruto (PDB) India.
Adapun, tarif GST yang lebih rendah bertepatan dengan dimulainya musim liburan panjang.
Sebab, masyarakat India biasanya merogoh kocek untuk membeli segala sesuatu, mulai dari mobil baru hingga pakaian.
Baca Juga: Pecahkan Rekor Dunia, Rumah Miliader Ini Punya Ruangan Salju Dibangun Rp33 Triliun
Untuk itu, periode empat bulan ini juga menghasilkan sebagian besar penjualan tahunan bagi perusahaan barang konsumsi seperti produsen makanan kemasan dan pakaian jadi.
Diharapkan, penurunan pajak akan mengurangi dampak tarif 50 persen AS yang memberatkan India, membuat masyarakat memiliki lebih banyak uang untuk dibelanjakan, dan meningkatkan perekonomian domestik.
Sementara itu, Perdana Menteri India, Narendra Modi, menyerukan warga untuk berhenti menggunakan produk asing dan beralih ke barang lokal.
Ajakan ini disampaikan dalam pidato publik pada Minggu, di tengah memburuknya hubungan dagang dengan Amerika Serikat (AS).
Ketegangan meningkat setelah Presiden AS, Donald Trump, memberlakukan tarif 50 persen atas produk impor asal India.
Sebagai respons, Modi semakin gencar mengampanyekan penggunaan produk Swadeshi, yakni barang buatan dalam negeri.
Berita Terkait
-
Leony, Warisan Bisa Dikecualikan dari Pajak Penghasilan Tapi BPHTB Mengintai
-
Duh Xiaomi Stop Investasi di Negara Ini!
-
Leony Kaget 'Pajak' Balik Nama Mahal! Ini Cara Hitung BPHTB dan PPh dengan Benar
-
Hindari Pajak, Orang Kaya Lebih Pilih Sewa Rumah Ketimbang Beli Baru
-
Rincian 'Tersembunyi' Biaya Balik Nama Harta Warisan, Leony Aja Sampai Kaget
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
Terkini
-
Industri Petrokimia Dinilai Punya Peluang Besar Berkembang di Indonesia
-
Cadangan Gas Turun, PGN Ungkap Tantangan Industri Migas Nasional
-
Reklamasi: Saat Kewajiban Hukum Bertransformasi Menjadi Komitmen Pemulihan Ekosistem
-
Pemerintah Mulai Pangkas Kuota Ekspor Gas Secara Bertahap
-
Kuota Mudik Gratis Nataru 2026 Berpeluang Ditambah, Cek Link Resmi dan Tujuan
-
Saham INET Melesat 24 Persen Usai Kantongi Restu OJK untuk Rights Issue Jumbo
-
Pabrik VinFast Subang Didemo Warga Kurang dari 24 Jam Setelah Diresmikan
-
Gus Ipul Datangi Purbaya, Usul Bansos Korban Bencana Sumatra Rp 15 Ribu per Hari
-
Hadapi Libur Nataru, BRI Optimistis Hadirkan Layanan Perbankan Aman
-
Nilai Tukar Rupiah Ambruk Gara-gara Kredit Nganggur