-
Listrik andal dari PLN sentral jaga ketahanan energi, tingkatkan lifting migas
-
Sinergi PLN-Pertamina di WK Rokan dorong produksi minyak dan swasembada energi
-
PLN memasok hingga 300 MVA listrik jangka panjang ke WK Rokan di Riau
Suara.com - Penyediaan pasokan listrik yang andal dinilai memiliki peran sentral dalam menjaga ketahanan energi nasional, terutama pada sektor minyak dan gas (migas).
Hal itu disampaikan oleh Direktur Eksekutif Pusat Kajian Ketahanan Energi untuk Pembangunan Berkelanjutan Universitas Indonesia (Puskep UI), Ali Ahmudi.
"Ketersediaan pasokan listrik yang andal berperan sentral sebagai sumber daya utama bagi peralatan di lapangan, sehingga sangat penting untuk mendukung peningkatan lifting dan menjaga operasional produksi minyak nasional tetap terjaga," ujar Ali seperti dikutip, Rabu (1/10/2025).
Ali mencontohkan komitmen PLN dalam menghadirkan pasokan listrik ke Wilayah Kerja (WK) Rokan di Rokan Hulu, Riau, yang dikelola oleh Pertamina Hulu Rokan (PHR).
WK Rokan sendiri masih menjadi salah satu ladang minyak terbesar di Indonesia dan menjadi tulang punggung produksi minyak nasional.
"Sinergitas antar BUMN pasti mempercepat swasembada energi sekaligus memperkuat ketahanan nasional. Kolaborasi strategis antara Pertamina dan PLN akan meningkatkan lifting minyak dari Rokan," jelasnya.
Diketahui, pada Jumat (26/9) PLN, PHR, dan PT PLN Mandau Cipta Tenaga Nusantara (MCTN) telah menandatangani Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJTBL) untuk memasok listrik jangka panjang ke WK Rokan.
Ali menjelaskan komitmen PLN untuk menghadirkan pasokan listrik hingga 300 mega volt ampere (MVA) terhadap blok Rokan ini merupakan implementasi nyata dari visi pemerintah dalam mewujudkan swasembada energi.
"WK Rokan akan dilakukan penguatan pasokan listrik hingga kapasitas 300 Mega Volt Ampere (MVA) oleh PLN. Hal ini akan mendongkrak lifting minyak nasional dan mempercepat swasembada energi," tambahnya.
Baca Juga: Danantara Ambil Alih Program Sampah di Daerah Jadi Listrik, Tugasi PLN
Pada tahap awal, kerja sama tersebut akan mencakup pasokan 100 MVA dari sistem Sumatra, terdiri dari 70 MVA sambungan tegangan tinggi di Balam dan Petapahan yang ditargetkan beroperasi pada Oktober 2027, serta 30 MVA sambungan tegangan menengah di Dumai dan Rumbai yang ditargetkan beroperasi pada Oktober 2026.
Selain itu, penyediaan fasilitas pasokan listrik dari jaringan Sumatra juga akan dilengkapi converter berkapasitas total 175 megawatt (MW) atau setara 210 MVA, dengan rincian 150 MW (180 MVA) sambungan tegangan tinggi dan 25 MW (30 MVA) tegangan menengah.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
Terkini
-
Pemicu IHSG Terus Bergerak Loyo dalam Dua Hari Ini
-
Menkeu Purbaya Ungkap Isi Pertemuan dengan Airlangga, Ini Bocorannya
-
Bank Mandiri Dukung Peluncuran KMILN, Akselerasi Layanan Diaspora Melalui Livin by Mandiri
-
Lawan Impor Kakao RI, COCO Lakukan Diversifikasi Besar-besaran
-
Bukan Hanya Produk, Tapi Proses! Mengapa Banyak UMKM Tidak Bertahan Lama?
-
Surplus Dagang Tembus 5 Tahun Lebih, RI Makin Untung Lawan AS dan India
-
Nilai Tukar Rupiah Menguat Berkat Inflasi yang Terkendali
-
Harga Beras Anjlok di September, Begini Datanya
-
Inflasi dan Neraca Perdagangan Dorong Rupiah Perkasa Lawan Dolar AS Hari Ini
-
ADB Revisi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun Ini Menjadi di Bawah 5 Persen