Bisnis / Keuangan
Kamis, 02 Oktober 2025 | 12:44 WIB
Ilustrasi Gedung Wisma Danantara Indonesia. [Dokumentasi Danantara].

Suara.com - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) baru-baru ini mencuri perhatian publik setelah sukses besar menerbitkan surat utang yang diberi nama Patriot Bond.

Menariknya, jumlah dana yang terkumpul sangat fantastis, mencapai Rp51,57 Triliun, melampaui target awal Rp50 triliun, dan uniknya, dana ini hanya berasal dari 46 pengusaha papan atas Indonesia.

Lalu, apa sebenarnya Patriot Bond ini, dan mengapa para konglomerat besar bersedia berinvestasi besar-besaran dengan imbal hasil yang sangat rendah?

Patriot Bond

Patriot Bond adalah instrumen surat utang yang secara khusus dirancang oleh BPI Danantara untuk memperkuat pembiayaan pembangunan nasional.

Nama "Patriot" sendiri menjadi simbol semangat kemandirian ekonomi bangsa, menandakan bahwa pembangunan kini didanai oleh kekuatan domestik.

Secara teknis, obligasi ini diterbitkan dalam dua seri (tranche), masing-masing ditargetkan Rp25 triliun, dengan tenor berbeda: satu berjangka waktu 5 tahun dan satu lagi 7 tahun.

Menariknya, kupon atau imbal hasil yang ditawarkan hanya 2% per tahun untuk kedua tenor tersebut. Angka ini tergolong sangat kecil, jauh di bawah imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) di tenor serupa yang biasanya di atas 5%.

Strategi Mengurangi Ketergantungan Utang Asing 

Baca Juga: Hari Terakhir Kementerian BUMN, Dasco: Revisi UU BUMN Disahkan Kamis Besok

BPI Danantara menegaskan bahwa penerbitan Patriot Bond adalah strategi penting untuk mengurangi ketergantungan pemerintah terhadap pinjaman dari luar negeri.

Dana yang berhasil dihimpun ini akan dialokasikan untuk mendanai berbagai proyek strategis nasional (PSN), mulai dari pembangunan infrastruktur, proyek transisi energi, hingga penguatan ketahanan pangan.

Bagi masyarakat umum, manfaat Patriot Bond akan terasa secara tidak langsung (tidak langsung). Pendanaan proyek infrastruktur akan mempercepat konektivitas wilayah, sementara investasi energi terbarukan akan menciptakan lapangan kerja dan berpotensi mengurangi biaya impor energi.

Jadi, meskipun yang membeli adalah para taipan, efek jangka panjangnya ditujukan untuk kepentingan publik yang lebih luas.

Siapa Saja Konglomerat Pembeli Patriot Bond?

Keberhasilan luar biasa ini tidak lepas dari komitmen para pengusaha besar. Ada sekitar 46 konglomerat yang berpartisipasi, termasuk nama-nama besar seperti:

  • Anthoni Salim (Salim Group)
  • Prajogo Pangestu (Barito Pacific Group)
  • Franky Widjaja (Sinar Mas Group)
  • Garibaldi “Boy” Thohir (Adaro Energy, keluarga Thohir)
  • Grup Barito Pacific
  • Djarum Group

Selain itu, partisipasi ini memperkuat narasi bahwa pembangunan nasional adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah dan kekuatan sektor swasta.

Kontributor : Hillary Sekar Pawestri

Load More