- Di tengah ketidakpastian politik di AS, Menko Airlangga menyatakan optimisme tinggi terhadap ketahanan nilai tukar rupiah.
- Airlangga meyakini bahwa penutupan sementara (shutdown) pemerintah AS tidak akan memberikan pengaruh signifikan terhadap stabilitas rupiah.
- Menurutnya, penutupan pemerintah AS berfokus pada urusan domestik Amerika.
Suara.com - Di tengah ketidakpastian politik di Amerika Serikat (AS), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan optimisme tinggi terhadap ketahanan nilai tukar Rupiah (IDR).
Airlangga meyakini bahwa penutupan sementara (shutdown) pemerintah AS tidak akan memberikan pengaruh signifikan terhadap stabilitas rupiah maupun aliran modal asing di pasar keuangan domestik.
"Tidak mengganggu rupiah. Itu kan shutdown-nya pemerintah AS, jadi beda urusan,” kata Airlangga kepada media di kantor Kemenko Perekonomian, Jumat (3/10/2025).
Menurutnya, penutupan pemerintah AS berfokus pada urusan domestik Amerika, sehingga dampaknya tidak akan merembet besar ke pasar finansial negara berkembang seperti Indonesia.
Meskipun yakin rupiah akan aman, Airlangga mengakui bahwa shutdown tersebut akan berdampak pada satu sektor: negosiasi perdagangan Indonesia-AS.
“Dampaknya jelas terkait dengan perundingan dagang kan dengan shutdown ya berhenti dulu,” bebernya.
Namun, Airlangga tetap tenang dan percaya bahwa penghentian sementara ini tidak akan memengaruhi hasil negosiasi secara keseluruhan. Ia mengisyaratkan bahwa perundingan penting antara kedua negara tersebut sudah mendekati tahap akhir. "Saya rasa enggak, enggak banyak pengaruh. Relatif kita sudah selesai itu," terangnya.
Pernyataan Menko Airlangga ini memberikan sinyal positif bagi pasar domestik bahwa fundamental ekonomi Indonesia dianggap cukup kuat untuk menahan gejolak yang berasal dari urusan domestik AS.
Sebelumnya, pemerintah Amerika Serikat (AS) resmi mengalami shutdown setelah Kongres gagal mencapai kesepakatan terkait anggaran. Situasi ini menyebabkan sejumlah layanan publik terganggu dan menimbulkan ketidakpastian bagi pekerja federal maupun masyarakat luas.
Baca Juga: Rupiah Kembali Menguat pada Jumat Sore
Shutdown bukan hal baru dalam politik AS, istilah ini muncul setiap kali terjadi kebuntuan anggaran di Kongres.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 5 Rekomendasi Bedak Tabur untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Halus dan Segar
Pilihan
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaik November 2025, Cocok Buat PUBG Mobile
-
Ratusan Hewan Ternak Warga Mati Disapu Awan Panas Gunung Semeru, Dampak Erupsi Makin Meluas
Terkini
-
Bos Djarum Victor Hartono Terseret Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty, Purbaya: Bukan Zaman Sekarang!
-
Intip Gaji dan Tunjangan Ken Dwijugiasteadi, Eks Dirjen Pajak
-
Kejagung Ungkap Status Victor Hartono, Anak Orang Terkaya Indonesia yang Dicekal dalam Kasus Korupsi
-
Mulai Malam Ini Pemerintah Resmi Kasih Diskon Tiket Kereta hingga Pesawat Besar-besaran
-
Pertamina Mulai Bersiap Produksi Massal Avtur dari Minyak Jelantah
-
Soal Kenaikan Gaji ASN di 2026, Kemenkeu: Belum Ada Keputusan Apapun!
-
Banyak Negara Dibikin Pusing Soal Ekspansi Layanan QRIS
-
25 Juta UMKM Onboarding ke E-Commerce, Siap Ngegas Pertumbuhan Ekonomi
-
Menko Airlangga Buka Peluang Swasta Bisa Ikut Impor BBM dan LPG dari AS
-
Sosok Ken Dwijugiasteadi: Eks Dirjen Pajak Terjerat Dugaan Kasus Tax Amnesty