Bisnis / Keuangan
Rabu, 08 Oktober 2025 | 17:09 WIB
Pekerja beraktivitas dengan latar belakang layar pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta Selatan, Senin (30/5/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]
Baca 10 detik
  • IHSG tutup 8.166, melemah 0,04 persen dipicu aksi profit taking

  • Koreksi IHSG didorong Indeks Keyakinan Konsumen September yang turun

  • Waspadai potensi bearish divergence dan sinyal momentum beli melemah

Suara.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup memerah pada perdagangan, Rabu 8 Oktober 2025. Padahal, pada awal perdagangan IHSG sempat menyentuh level 8.200.

IHSG ditutup di level 8.166 atau turun 0,04 persen, setelah sempat mencapai level intraday tertinggi baru di 8.224, dan sempat menyentuh level terendah di 8.044 pada perdagangan Rabu.

Phintraco Sekuritas Indonesia dalam riset hariannya, menyebut koreksi IHSG yang terjadi hari ini ditengariai oleh aksi ambil untung atau profit taking investor terhadap beberapa saham konglomerasi yang telah mendorong penguatan indeks selama dua hari perdagangan sebelumnya, yang sempat memicu terjadinya panic selling.

Pengunjung melintas dibawah layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (18/3/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]

"Faktor negatif juga berasal dari Indeks Keyakinan Konsumen Indonesia bulan September yang turun pada level 115 dari 117,2 di Agustus 2025. Ini merupakan level terendah sejak April 2022, di mana lima dari enam sub indeks mengalami penurunan," ujarnya Phintraco Sekuritas.

Pergerakan IHSG hari ini juga dipengaruhi oleh, rencana pemerintah dari Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa berencana akan kembali menarik dana pemerintah atau Saldo Anggaran Lebih (SAL) di Bank Indonesia senilai Rp 70 triliun.

Dana tersebut akan ditempatkan sebagian di Bank Pembangunan Daerah (BPD), seperti Bank Jakarta dan Bank Jatim dengan kisaran nilai Rp 10-20 triliun. 

Secara teknikal, waspadai potensi Bearish Divergence antara IHSG dan MACD. Stochastic RSI berada di area pivot dan mengarah ke bawah, mengindikasikan momentum jangka pendek melemah, yang didukung oleh melemahnya volume beli.

Garis A/D cenderung menurun, yang menunjukkan adanya tekanan distribusi atau aksi profit taking. Namun IHSG masih mampu bertahan di atas level MA5 dan MA20, yang mengindikasikan belum terjadi pembalikan tren secara keseluruhan.

"Perlu diwaspadai Bolinger Bands yang mulai menyempit, mengindikasikan potensi ada pergerakan besar ke depannya," tulis Phintraco Sekuritas.

Baca Juga: Daftar Emiten Saham yang Fokus pada Bisnis Pengelolaan Sampah

Load More