Bisnis / Energi
Rabu, 15 Oktober 2025 | 18:55 WIB
Dirjen Migas Kementerian ESDM Laode Sulaeman mengatakan sekitar 34.000 sumur minyak rakyat sedang diverifikasi sebelum bisa beroperasi secara legal. [Suara.com/Yaumal Asri Adi Hutasuhut]
Baca 10 detik
  • Kelangkaan BBM SPBU swasta berlanjut, pemicu pertemuan ESDM dan perusahaan Jumat ini.
  • Kementerian ESDM optimis pertemuan Jumat hasilkan kesepakatan atasi kelangkaan BBM.
  • Mekanisme negosiasi diubah dari lelang bersama menjadi pengajuan kebutuhan masing-masing BU.

Suara.com - Kekosongan BBM di SPBU swasta masih terjadi hingga saat ini. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM, Laode Sulaeman mengungkap pada Jumat (17/10/2025) pekan ini, pihaknya akan kembali mengundang badan usaha (BU) swasta. 

Sejumlah perusahaan itu adalah Shell, BP-AKR, Vivo, hingga ExxonMobil. Laode pun optimis dalam pertemuan itu antara Pertamina dan badan usaha swasta akan mencapai kesepakatan. Harapan kelangkaan BBM di SPBU swasta dapat segera teratasi. 

"Saya hari Jumat ini lebih optimis, nanti kita tunggu saja," kata Laode saat ditemui wartawan usai menghadiri Minerba Convex 2025 di JCC, Jakarta pada Rabu (15/10/2025).

Suasana di SPBU Shell Cikini, Jakarta, Selasa (16/9/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]

Laode menjelaskan, negosiasi business-to-business (B-to-B) antara Pertamina dengan badan usaha swasta telah berubah. Sebelumnya, badan usaha swasta secara keseluruhan mengajukan jumlah kebutuhan BBM mereka lewat lelang. 

"Lelang itu basisnya menggunakan seluruh yang mengusulkan lelang satu kali. Nah sekarang sedang dirubah mekanismenya," kata Loade. 

Dalam skema baru, badan usaha masing-masing mengajukan kebutuhan BBM-nya. Setiap badan usaha akan mendapatkan treatment yang berbeda-beda. 

"Jadi enggak satu dikumpulin lagi. Jadi nanti masing-masing di-treatment satu-satu," jelas Laode. 

"Karena ternyata begitu digabung tuh, tiga masuk, satu sudah lolos. Satunya mundur. Nah ini proses lelang ini kan enggak bisa terpecah-pecah. Harus menyatu terus. Makanya sekarang diubah," sambungnya.

Untuk diketahui, setelah Shell dan BP-AKR, kini giliran stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Vivo yang dihantam kelangkaan pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM). Kelangkaan ini semakin memperburuk situasi pasokan BBM yang dijual oleh penyedia swasta sejak pertengahan Agustus.

Baca Juga: Bahlil Baru Loloskan 4 dari 190 Perusahaan Tambang untuk Kembali Beroperasi

Melalui akun Instagram resminya, manajemen Vivo mengumumkan kekosongan stok untuk semua jenis bensin mereka.

"Mohon maaf kepada pelanggan setia kami. Saat ini BBM Jenis bensin (Revvo90, Revvo92, dan Revvo95) belum tersedia di seluruh lokasi SPBU VIVO," tulis manajemen Vivo, dikutip pada Rabu (15/10/2025).

Meski stok bensin kosong, pasokan BBM jenis diesel seperti Diesel Primus Plus dipastikan masih tersedia di semua SPBU Vivo. Manajemen berjanji akan terus berupaya menyediakan kembali produk BBM berkualitas secepatnya.

Load More