Bisnis / Energi
Rabu, 15 Oktober 2025 | 16:35 WIB
Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia. [Suara.com/Yaumal Asri Adi Hutasuhut].
Baca 10 detik
  • Menteri ESDM ingin Indonesia kendalikan harga batubara dunia.

  • Indonesia pasok 40–45 persen ekspor dunia, pengaruhi harga global.

  • Evaluasi RKAB dilakukan untuk kontrol volume produksi dan harga jual.

Suara.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menginginkan Indonesia turut mengambil peran dalam pengendalian harga batu bara dunia. 

Hal ini lantaran jumlah ekspor batu bara ke luar negeri. Dia mencatat, total konsumsi batubara dunia sebanyak 8-9 miliar ton per tahun. 

"Tetapi yang diperdagangkan itu, yang trading-nya itu kurang lebih sekitar 1,3-1,4 miliar ton per tahun," ujar Bahlil dalam agenda Minerba Convex 2025 di JCC, Jakarta Rabu (15/10/2025).

Ilustrasi batu bara di Sungai Mahakam, Samarinda, Kaltim. [Ist]

Berdasarkan catatan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) 2025, produksi batu bara dalam negeri mencapai 800-900 juta ton per tahun. Sekitar 500-600 juta ton dari jumlah produksi tersebut, diekspor ke luar negeri. 

"Jadi 40-45 persen total ekspor batu bara dunia itu dari Indonesia. Artinya apa? Ini supply and demand. Begitu kita terlalu banyak ketersediaan barang, yang terima sedikit, itu pasti harganya anjlok," kata Bahlil. 

Agar Indonesia, turut ambil andil dalam pengendalian harga batu bara dunia, Bahlil menyebut DPR telah mengusulkan evaluasi terhadap pengajuan RKAB.

Harapannya, pemerintah bisa mengontrol jumlah produksi batu bara. Dengan demikian harga jualnya secara global bisa terkendali.  

"Dengan memperhatikan volume, agar nilai batu bara dunia kita dapat ikut mengendalikan dari Indonesia," ujarnya. 

Sebagai informasi, evaluasi RKAB itu telah dilaksanakannya. Hasilnya pengajuan RKAB bagi pemegang izin usaha pertambangan mineral dan batu bara menjadi satu tahun sekali dari sebelumnya tiga tahun sekali.

Baca Juga: RI Kaya Nikel Hingga Timah, Bahlil: Jangan Dihabiskan Sampai Tak Tersisa!

Load More