- Genap satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka pada 20 Oktober 2025 mendapat rapor merah.
- Dalam evaluasi komprehensif yang melibatkan jurnalis dan survei publik nasional, Kabinet Merah Putih hanya mampu meraih nilai 3 dari 10.
- Penilaian buruk ini tidak hanya mencerminkan ketidakpuasan publik terhadap efektivitas program, tetapi juga menyoroti kegagalan pemerintah dalam mengelola persepsi dan kebutuhan ekonomi rakyat.
Suara.com - Genap satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka pada 20 Oktober 2025, sebuah rapor merah mencolok dikeluarkan oleh Center of Economic and Law Studies (Celios).
Dalam evaluasi komprehensif yang melibatkan jurnalis dan survei publik nasional, Kabinet Merah Putih hanya mampu meraih nilai 3 dari 10, sebuah sinyal waspada terhadap kinerja ekonomi dan tata kelola negara.
Penilaian buruk ini tidak hanya mencerminkan ketidakpuasan publik terhadap efektivitas program, tetapi juga menyoroti kegagalan pemerintah dalam mengelola persepsi dan kebutuhan ekonomi rakyat.
Janji Politik Dianggap Main-Main, Anggaran Tak Transparan
Laporan Celios menguraikan sejumlah indikator kritis yang menjadi penyebab anjloknya nilai Kabinet. Dari sudut pandang ekonomi dan kebijakan publik, temuan survei sangat mengkhawatirkan:
- Janji Politik Diabaikan: Sebanyak 56% masyarakat menilai janji politik tidak dilaksanakan dengan serius.
- Program Tidak Efektif: Mayoritas responden, 72%, menganggap pencapaian program pemerintah masih belum efektif.
- Beban Pajak Tinggi: 84% responden merasa bahwa pajak dan pungutan yang ada saat ini sangat memberatkan masyarakat. Ini mengindikasikan tekanan serius pada daya beli dan sektor usaha.
- Bantuan Ekonomi Tumpul: Bantuan ekonomi yang digelontorkan pemerintah dinilai tidak menyentuh kebutuhan dasar, di mana 53% responden beranggapan bantuan yang diberikan tidak memenuhi kebutuhan sehari-hari.
- Tata Kelola Anggaran Diragukan: Isu sensitif mengenai transparansi menjadi sorotan tajam, dengan 81% responden berpendapat bahwa tata kelola anggaran pemerintah belum transparan.
Celios menekankan bahwa skor rendah ini menunjukkan adanya diskoneksi serius antara rencana kebijakan di tingkat atas dengan realitas ekonomi yang dialami masyarakat, terutama terkait isu pangan, beban biaya hidup, dan transparansi fiskal.
Elektabilitas Anjlok, Menteri Dianggap Gagal
Dampak dari kinerja yang dinilai buruk ini langsung terasa pada stabilitas politik dan kepercayaan publik.
- Menteri Wajib Mundur: Sebanyak 96% responden setuju bahwa menteri-menteri yang ada berkinerja buruk dan sebaiknya mundur, memperkuat desakan publik untuk perombakan kabinet.
- Elektabilitas Prabowo Menukik: Kepercayaan pemilih langsung tergerus. Sebanyak 36% responden yang sebelumnya memilih Prabowo-Gibran pada 2024 menyatakan tidak akan memilih mereka kembali pada pemilu mendatang, menandakan penurunan elektabilitas yang drastis.
Survei yang melibatkan 1.338 responden di seluruh Indonesia ini mengirimkan sinyal darurat bagi Pemerintahan Prabowo-Gibran. Kegagalan dalam meyakinkan publik mengenai efektivitas program dan transparansi anggaran dapat menjadi penghambat utama stabilitas politik yang sangat dibutuhkan untuk mendorong investasi dan pemulihan ekonomi nasional ke depan.
Baca Juga: Survei Setahun Pemerintahan Prabowo: Sorotan Tajam Media Digital pada Janji dan Realita Kebijakan
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
-
6 HP Tahan Air Paling Murah Desember 2025: Cocok untuk Pekerja Lapangan dan Petualang
Terkini
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Cara Transfer Saham di Stockbit dari Sekuritas Lain
-
Bangunan Tercemar Radioaktif, Bapeten Pertimbangkan Pindahkan Warga di Cikande Secara Permanen
-
BRI 130 Tahun: Menguatkan Inklusi Keuangan dari Desa ke Kota
-
PLTN Ditargetkan Beroperasi 2032, Aturan tentang Badan Operasional Tinggal Tunggu Persetujuan
-
Menko Airlangga Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Capai 5,6 Persen di Tengah Bencana
-
Pemerintah Masih Punya PR, 9 Juta KPM Belum Terima BLT Rp 900.000
-
1.000 UMKM Tebar Diskon, Mendag Pede Transaksi Harbolnas Capai Rp 17 Triliun
-
Menkeu Purbaya Wanti-wanti Banjir Sumatra Ancam Pertumbuhan Ekonomi RI
-
Alasan Pemerintah Tetap Gelar Harbolnas di Tengah Isu Daya Beli Lemah