-
Rupiah melemah ke Rp 16.615 per Dolar AS di tengah penguatan mata uang Asia.
-
Tekanan datang dari isu penutupan pemerintah AS dan wacana revisi aturan DHE SDA.
-
Sentimen positif muncul dari rencana BLT Kesra dan perundingan dagang AS–China
Suara.com - Nilai tukar Rupiah dibuka melemah pada pagi ini, Rabu 22 Oktober 2025.
Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 09.20 WIB, Rupiah spot ada di level Rp 16.615 per Dolar Amerika Serikat (AS).
Mata uang garuda melemah, 0,16 persen dari penutupan sebelumnya Rp 16.587 per Dolar AS. Sedangkan beberapa mata uang asia menguat melawan Dolar.
Di mana, Baht Thailand menjadi mata uang dengan penguatan terbesar di Asia setelah melonjak 0,13 persen.
Selanjutnya ada Yen Jepang yang terkerek 0,12 persen dan Won Korea Selatan yang terangkat 0,06 persen.
Disusul, Dolar Singapura yang menanjak 0,05 persen. Berikutnya ada Ringgit Malaysia yang terapresiasi 0,02 persen dan Yuan China yang naik 0,008 persen.
Lalu ada Dolar Hongkong yang menguat tipis 0,005 persen.
Pengamat forex Ibrahim Assuaibi, menjelaskan penguatan Rupiah didorong dari sikap Presiden AS Donald Trump yang menyuarakan keraguannya atas perang dagang yang berkepanjangan dengan China, sekaligus menyatakan bahwa perundingan mendatang dengan Beijing tetap berjalan sesuai rencana.
Sementara dari dalam negeri disebabkan oleh pemerintah mengumumkan tambahan anggaran untuk program Bantuan Langsung Tunai Kesejahteraan Rakyat (BLT Kesra) senilai Rp 30 triliun yang akan diberikan kepada 35 juta keluarga pada Oktober sampai Desember 2025.
Baca Juga: Rupiah Tumbang Dihantam Sentimen Global dan Lokal
Sementara itu, Pengamat Forex Ibrahim Assuaibi, menjelaskan pelemahan Rupiah disebabkan tekanan eksternal dan internal.
Salah satunya adalah pelaku pasar terus mencermati perkembangan seputar penutupan pemerintah federal AS yang sedang berlangsung.
Penutupan pemerintah telah memasuki hari ke-21 tanpa tanda-tanda akan berakhir, setelah para senator gagal untuk ke-11 kalinya menyelesaikan kebuntuan dalam pemungutan suara pada hari Senin.
Penutupan pemerintah AS kini menjadi jeda pendanaan terpanjang ketiga dalam sejarah modern.
Sedangkan, dari sentimen lokal yakni pernyataan Presiden Prabowo Subianto disebut berpeluang merevisi aturan mengenai penempatan devisa hasil ekspor sumber daya alam atau DHE SDA 100 persen di dalam negeri.
Sebelumnya pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 8/2025.
Berita Terkait
-
Setelah Dua Hari Anjlok, Akhirnya IHSG Menghijau Didorong Penguatan Rupiah
-
Mulai Bangkit, Rupiah Makin Perkasa Lawan Dolar Amerika Serikat
-
Isi Revisi RUU P2SK Baru: Pejabat BI Tidak Bisa Diberhentikan, Kecuali Gara-gara Ini
-
Nilai Tukar Rupiah Menguat Berkat Inflasi yang Terkendali
-
Inflasi dan Neraca Perdagangan Dorong Rupiah Perkasa Lawan Dolar AS Hari Ini
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Bukan Akira Nishino, 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia dari Asia
- Diisukan Cerai, Hamish Daud Sempat Ungkap soal Sifat Raisa yang Tak Banyak Orang Tahu
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
Pilihan
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
-
Emil Audero Akhirnya Buka Suara: Rasanya Menyakitkan!
-
KDM Sebut Dana Pemda Jabar di Giro, Menkeu Purbaya: Lebih Rugi, BPK Nanti Periksa!
-
Mees Hilgers 'Banting Pintu', Bos FC Twente: Selesai Sudah!
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
Terkini
-
Warga Ujung Negeri Kini Hidup dalam Terang, Listrik PLN Bawa Harapan Baru
-
SIG Pimpin BUMN Klaster Infrastruktur Perkuat Riset Konstruksi Rendah Karbon
-
Perusahaan Rokok Sampoerna Beli Patriot Bond Rp 500 Miliar, Ini Tujuannya
-
Bahlil Ingin Belajar Produksi Bioenergi Karbon dari Brasil
-
Nasib Perobohan Tiang Monorel Masih Tunggu Perumusan Skema
-
Wacana Kebijakan Kemasan Rokok Polos Dinilai Bisa Ganggu Rantai Pasok IHT
-
Aset Dana Pensiun Indonesia Tertinggal Jauh dari Malaysia
-
Menkeu Purbaya dan Bos Pertamina Lakukan Pertemuan Tertutup: Mereka Semakin Semangat Bangun Kilang
-
Sedih, 80 Persen Lansia Gantungkan Hidup di Generasi Sandwich
-
Transaksi Aset Kripto Tembus Rp 446,55 Triliun, Gimana Peluang dan Tantangannya?