-
Mandatori B40 berhasil hemat devisa negara mencapai Rp93,43 triliun.
-
B40 sukses realisasi 10,57 juta kiloliter dan kurangi emisi karbon.
-
Pemerintah genjar bangun PLTS/PLTP, sebagian besar berbasis EBT.
Suara.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan kebijakan mandatori B40 atau bioenergi dengan campuran 40 persen biodiesel dari minyak sawit dan 60 persen solar memberikan dampak hematnya devisa negara.
Ia mencatat, mandatori B40 membuat penghematan devisa negara sebesar Rp 93,43 triliun.
"Petani sawit menjadi pahlawan energi baru. Program transisi energi ini membuka lapangan kerja baru sambil menjaga kelestarian bumi. Dari kebun sawit rakyat hingga tangki kendaraan bermotor, rantai nilai biodiesel telah menjadi bukti Indonesia mampu menciptakan ekosistem energi yang mandiri, berkelanjutan, dan berkeadilan," uja Bahlil dalam keterangan tertulis, Rabu (22/10/2025).
Bahlil menyampaikan sepanjang tahun 2025 atau hingga September, realisasi B40 telah mencapai 10,57 juta kiloliter, disertai peningkatan nilai tambah crude palm oil (CPO) hingga Rp14,7 triliun. Pencapain itu turut berdampak terhadap penurunan emisi karbon hingga 28 juta ton.
Selain bioenergi, pemerintah juga mengoptimalkan pembangkit listrik yang bersumber dari panas bumi dan tenaga surya. Bahlil menyebut pemerintah setidaknya telah mambangun puluhan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk mengejar target kapasitas 100 gigawatt (GW).
Bahlil merinci sepanjang 2025, Kementerian ESDM dan Presiden Prabowo sudah dua kali meresmikan sejumlah proyek pembangkit listrik. Pada 20 Januari 2025, terdapat 26 pembangkit listrik yang diresmikan dengan total kapasitas 3,2 GW.
"Dari total kapasitas pembangkit tersebut, sebanyak 89 persen merupakan pembangkit berbasis EBT," kata Bahlil menambahkan.
Selanjutnya pada 26 Juni 2025, sebanyak 55 pembangkit listrik diresmikan. Rinciannya terdiri dari 8 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), dan sisanya PLTS yang tersebar di 15 provinsi.
"Total kapasitas pembangkit yang diresmikan tersebut sebesar 379,7 megawatt (MW)," jelas Bahlil.
Baca Juga: Bisikan Maut Bahlil ke Prabowo, Zulhas Sempat Akan Jabat Menko Perekonomian
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 Oktober: Klaim 19 Ribu Gems dan Player 111-113
- Bukan Main-Main! Ini 3 Alasan Nusakambangan, Penjara Ammar Zoni Dijuluki Alcatraz Versi Indonesia
Pilihan
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
Terkini
-
Ekonom Beberkan Efek Domino Program Listrik Desa ke Ekonomi Daerah
-
BSI Salurkan Rp 52,18 Triliun untuk Pembiayaan Sektor UMKM
-
BRI Peduli Ubah Lahan Sempit Jadi Lumbung Pangan Lewat Program BRInita
-
Harga Emas Antam Terjun Bebas Rp 177.000 per Gram, Cek Deretannya
-
Rupiah Terkoreksi Lawan Dolar Amerika, Ini Faktornya
-
Asabri Ungkap Strategi Investasi Jaga Dana Pensiun TNI-Polri Tetap Aman
-
Viral Cerai Jelang Pelantikan PPPK, Berapa Gaji Suami Melda Safitri?
-
IPC TPK Catat Kenaikan Kinerja 15.1% di Akhir Triwulan III 2025
-
IHSG Bergerak Dua Arah di Awal Sesi, Tapi Berpotensi Koreksi
-
AHY Dorong Optimalisasi Anggaran Infrastruktur Tanpa Abaikan Kualitas