-
Keputusan tidak naik cukai 2026 disambut baik pelaku usaha industri tembakau.
-
Langkah pemerintah ini memberi ruang napas bagi industri padat karya tembakau.
-
Pelaku industri minta moratorium cukai tiga tahun karena tarif sudah tinggi.
Suara.com - Keputusan pemerintah untuk tidak menaikkan tarif cukai hasil tembakau (CHT) pada tahun 2026 disambut positif oleh pelaku usaha dan asosiasi di industri hasil tembakau (IHT).
Namun, Wakil Sekretaris Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Anggana Bunawan, menilai langkah pemerintah sebagai bentuk keberimbangan dalam mengatur industri.
"Posisi kami tidak anti regulasi, yang diharapkan adalah keberimbangan. Karena itu, Apindo mengapresiasi langkah Menteri Keuangan yang memberi sinyal tidak naik cukai tahun 2026. Ini sinyal positif melihat kenyataan di lapangan," ujarnya di Jakarta Seperti dikutip, Kamis (23/10/2025).
Menurutnya, keputusan pemerintah tersebut memberi ruang napas bagi industri padat karya seperti tembakau untuk bertahan.
Tidak hanya perusahaan besar, kebijakan ini juga diyakini dapat meringankan beban petani tembakau yang selama beberapa tahun terakhir menghadapi ketidakpastian pasar dan penurunan pembelian hasil panen.
Di sisi lain, Ketua Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia (AMTI), Edi Sutopo, mendorong agar pemerintah tidak hanya menahan kenaikan cukai untuk satu tahun, melainkan melakukan moratorium selama tiga tahun.
"Kami mengharapkan adanya moratorium baik untuk tarif cukai maupun HJE untuk tiga tahun ke depan," imbuh Edi.
Edi menyoroti bahwa kenaikan tarif cukai yang berlebihan telah membuat industri semakin rentan.
"Kalau kita lihat data dari 2017 sampai 2024 itu rata-rata kenaikan cukai itu 11 persen, kemudian rata-rata inflasi hanya 3 persen. Artinya pengenaan tarif cukai itu sangat cukup tinggi,” katanya.
Baca Juga: Pasar Seni Bermain 2025: Ruang Kolaborasi Seni, Game Lokal, dan Inovasi Industri Kreatif
Ia menjelaskan, kebijakan fiskal yang terlalu agresif justru berimbas pada penurunan daya serap industri terhadap tembakau lokal.
Selain berdampak pada petani dan tenaga kerja, Edi juga menyoroti efek domino terhadap penerimaan negara.
"Selama tahun 2023 dan 2024 ini target cukai selalu tidak tercapai. Kalau diproyeksikan, penerimaan 2025 kemungkinan hanya 91%. Ini artinya kita sudah melampaui titik optimal. Kalau tarif cukai terus dinaikkan, penerimaan justru akan turun dan rokok ilegal yang akan meningkat," katanya.
Sebagai informasi, realisasi penerimaan CHT pada 2023 hanya mencapai 97 persen dari target Rp 217 triliun, kemudian turun menjadi 94 persen dari target Rp 230 triliun pada 2024. Sementara hingga semester I 2025, realisasi baru mencapai Rp 105,5 triliun atau sekitar 45,5 persen dari target.
Berita Terkait
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 Oktober 2025: Banjir 2.000 Gems, Pemain 110-113, dan Rank Up
Pilihan
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
Terkini
-
Banyak Penipuan, OJK Minta Para Ibu Jaga Rahasia Data Pribadi
-
Anak Usaha Emiten IMPC Gandeng Dua Raksasa Jepang, Ini Targetnya
-
Bos BI : Bank Masih Lamban Turunkan Bunga Kredit
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian: Antam 2,5 Jutaan, UBS dan Galeri24 Kompak Stabil
-
Harga Emas Global Anjlok Parah, Apa Penyebabnya?
-
Harga Semen Naik Terus di Tengah Volume Lesu, Prospek Laba Raksasa Saham Tertekan?
-
Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran, Pengusaha: Kami Butuh Kepastian Regulasi
-
Vale Pastikan Proyek Nikel Morowali Hasilkan Manfaat Sosial Nyata
-
Properti Kawasan Pendidikan Melonjak, Hunian Vertikal Tawarkan Investasi Dengan Return Menarik
-
Pasar Seni Bermain 2025: Ruang Kolaborasi Seni, Game Lokal, dan Inovasi Industri Kreatif