Bisnis / Keuangan
Rabu, 29 Oktober 2025 | 15:23 WIB
Ilustrasi Bank Jago (Antara)
Baca 10 detik
  • Laba bersih Bank Jago tumbuh 132 persen mencapai Rp 199 miliar.

  • Total nasabah mencapai 18,6 juta, DPK meningkat 41 persen jadi Rp 23,9 triliun.

  • Penyaluran kredit tumbuh sehat 36 persen, NPL gross rendah di 0,4 persen.

Suara.com - PT Bank Jago Tbk. (ARTO) kembali mencatatkan pertumbuhan bisnis yang konsisten hingga akhir kuartal III-2025. Inovasi berkelanjutan dan kolaborasi yang kuat dengan ekosistem keuangan digital mendorong kinerja Bank Jago di berbagai lini. Termasuk,  jumlah nasabah penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), serta penyaluran kredit.

Hingga akhir kuartal III-2025, total nasabah Bank Jago mencapai 18,6 juta, termasuk 14,5 juta nasabah funding pengguna Aplikasi Jago dan Jago Syariah. Total nasabah ini meningkat lebih dari 4,5 juta dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 14,1 juta nasabah.

Pertambahan jumlah nasabah funding sejalan dengan penghimpunan DPK yang mencapai Rp 23,9 triliun hingga akhir September 2025. Jumlah ini naik 41 persen dibandingkan posisi yang sama tahun lalu sebesar Rp 17 triliun.

Bank Jago beberkan kinerja laba pada tahun 2024

"Hasil positif ini merupakan bukti nyata bahwa inovasi dan kolaborasi yang kami lakukan dengan berbagai ekosistem keuangan digital mampu memberikan nilai tambah bagi nasabah. Melalui solusi keuangan digital yang kami sediakan, banyak nasabah terbantu untuk mengelola keuangan dan kehidupannya dengan lebih baik,” kata Direktur Utama Bank Jago, Arief Harris Tandjung dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu (29/10/2025).

Kolaborasi dengan berbagai mitra (partner), termasuk ekosistem dan platform digital, perusahaan pembiayaan, dan lembaga keuangan lainnya, turut mendorong penyaluran kredit.

Bank Jago mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp 23,5 triliun hingga akhir September 2025, tumbuh 36 persen dibandingkan posisi yang sama tahun lalu sebesar Rp 17,3 triliun.

Penyaluran kredit dilakukan dengan menerapkan prinsip kehati-hatian, tercermin dari rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross yang tetap rendah di level 0,4 persen atau di bawah rata-rata NPL perbankan nasional.

Pertumbuhan kredit yang sehat mendorong pertumbuhan total aset Bank Jago menjadi Rp 34,5 triliun per September 2025, naik 28 persen dari posisi September 2024 sebesar Rp 26,8 triliun.

Dengan kombinasi antara pertumbuhan DPK dan kredit yang positif, Bank Jago berhasil membukukan laba bersih setelah pajak (net profit after tax) sebesar Rp 199 miliar sepanjang sembilan bulan pertama 2025, meningkat 132 persen dari Rp 86 miliar pada posisi yang sama di 2024.

Baca Juga: Emiten Keluarga Kalla Grup BUKK Raup Laba Bersih Rp 619,42 Miliar di Kuartal III-2025

Rasio kredit terhadap simpanan atau loan-to-deposit ratio (LDR) berada pada 98 persen serta didukung dengan rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) mencapai 32,9 persen, mencerminkan tingkat likuiditas yang sehat dan kuatnya permodalan Bank Jago untuk mendukung pertumbuhan bisnis ke depan.

"Kami bersyukur dapat menjaga keseimbangan antara pertumbuhan dan profitabilitas secara berkelanjutan. Ini terus memotivasi kami untuk berinovasi dan berkolaborasi menyediakan produk dan layanan keuangan digital yang dapat meningkatkan kehidupan jutaan nasabah di Indonesia," pungkas Arie.

Load More