- Wall Street mencatat rekor penutupan tertinggi baru pada Selasa (11/11/2025) didorong optimisme.
- IHSG kemarin melemah 0,29% akibat aksi jual bersih investor asing sebesar Rp639 miliar.
- Bursa Asia bergerak beragam, sementara stimulus AS dan Jepang serta potensi tarif dagang AS-India menjadi sentimen.
Suara.com - Saham global kembali menunjukkan pergerakan positif dengan Wall Street yang sukses mencatat rekor penutupan tertinggi baru pada perdagangan Selasa (11/11/2025).
Kinerja impresif ini didorong oleh kemajuan signifikan dalam upaya mengakhiri penutupan kegiatan pemerintahan (government shutdown) di Amerika Serikat (AS).
Sentimen positif ini diharapkan dapat mendorong Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk mencoba menguat kembali pada perdagangan hari ini.
Pada perdagangan kemarin, IHSG sendiri ditutup melemah 0,29%, diiringi dengan aksi net sell asing yang cukup besar, mencapai sekitar Rp639 miliar.
Saham-saham unggulan yang paling banyak dilepas oleh investor asing adalah BBCA, BBRI, ANTM, ADRO, dan AMRT.
Indeks-indeks utama Wall Street ditutup menguat, dengan rally utama dipimpin oleh saham-saham non-teknologi, setelah Gedung Putih secara eksplisit menyatakan dukungan terhadap kesepakatan bipartisan untuk membuka kembali pemerintahan AS dalam beberapa hari.
Dow Jones Industrial Average menjadi leader dengan penguatan sebesar 1,18%, ditutup mencapai rekor tertingginya.
S&P 500 naik tipis 0,21%.
Nasdaq Composite bergerak kontraksi, turun 0,25%.
Baca Juga: IHSG Berpeluang Menguat Hari Ini, Harga Saham INET dan BUVA Kembali Naik?
Sektor yang paling menonjol adalah perawatan kesehatan, yang naik 2,33%, didorong oleh kenaikan signifikan pada saham-saham farmasi besar seperti Eli Lilly, Johnson & Johnson, dan AbbVie (masing-masing naik lebih dari 2%).
Namun, saham-saham terkait Kecerdasan Buatan (AI) kembali menjadi sorotan negatif. Kekhawatiran muncul setelah investor teknologi Jepang, SoftBank Group, mengumumkan penjualan saham Nvidia senilai USD 5,8 miliar, yang membuat harga saham produsen chip tersebut turun hampir 3% dalam perdagangan Selasa.
Saham CoreWeave yang didukung Nvidia juga melemah lebih dari 16% setelah perusahaan memangkas proyeksi pendapatan tahunan karena adanya gangguan pada pusat data.
Sentimen lain yang memengaruhi pasar adalah pembaruan data penggajian awal ADP yang menunjukkan perusahaan swasta AS rata-rata kehilangan 11.250 pekerjaan per minggu selama empat minggu terakhir per 25 Oktober.
Bursa saham Asia bergerak beragam (mixed) pada perdagangan Selasa (11/11), namun secara keseluruhan tetap didukung oleh harapan positif dari perkembangan pembukaan kembali pemerintahan AS.
Penguatan Terbesar: Straits Times Singapura melesat 1,20% dan Hang Seng Hong Kong menguat 0,81%, diikuti Kospi Korea Selatan yang naik 0,81% serta FTSE Malaysia yang bertambah 0,46%.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
Terkini
-
Pemerintah Kucurkan Bantuan Bencana Sumatra: Korban Banjir Terima Rp8 Juta hingga Hunian Sementara
-
Apa Itu MADAS? Ormas Madura Viral Pasca Kasus Usir Lansia di Surabaya
-
Investasi Semakin Mudah, BRI Hadirkan Fitur Reksa Dana di Super Apps BRImo
-
IPO SUPA Sukses Besar, Grup Emtek Mau Apa Lagi?
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
BUMN Infrastruktur Targetkan Bangun 15 Ribu Huntara untuk Pemulihan Sumatra
-
Menpar Akui Wisatawan Domestik ke Bali Turun saat Nataru 2025, Ini Penyebabnya
-
Pemerintah Klaim Upah di Kawasan Industri Sudah di Atas UMP, Dorong Skema Berbasis Produktivitas
-
Anggaran Dikembalikan Makin Banyak, Purbaya Kantongi Rp 10 Triliun Dana Kementerian Tak Terserap
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga