- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,26 persen mencapai level 8.388 pada perdagangan Rabu, 12 November 2025 setelah melemah dua hari sebelumnya.
- Penguatan IHSG didukung oleh perbaikan data ekonomi domestik, penurunan suku bunga Bank Indonesia, dan berbagai aksi korporasi emiten yang positif.
- Secara teknikal, IHSG berada dalam area bullish jangka panjang meskipun indikator Stochastic RSI menunjukkan potensi aksi ambil untung investor di pasar.
Suara.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan Rabu, 12 November 2025 di zona hijau setelah dua hari beruntun melemah akibat aksi ambil untung. IHSG ditutup menguat 0,26 persen ke level 8.388.
Phntraco Sekuritas dalam riset hariannya menyebut, hijaunya IHSG ditopang oleh sentimen positif dari perbaikan data ekonomi domestik dan sejumlah aksi korporasi emiten.
Penguatan IHSG terjadi meskipun rupiah melemah ke level Rp16.717 per dolar AS, di tengah penguatan indeks Dolar Amerika Serikat.
"Sentimen positif datang dari tren penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI) dan paket stimulus pemerintah yang dinilai mulai berdampak pada perbaikan ekonomi nasional," tulis Phintraco Sekuritas dalam risetnya.
BI juga mengindikasikan adanya peluang penurunan suku bunga acuan (BI Rate) lebih lanjut, dengan ekspektasi penurunan sebesar 50 basis poin hingga akhir Maret 2026.
Selain faktor makroekonomi, sejumlah aksi korporasi emiten seperti pembelian kembali saham (buyback), pembagian dividen interim, rights issue, private placement, dan aksi akuisisi turut menjadi katalis positif bagi pergerakan IHSG.
Secara teknikal, IHSG masih berada di area bullish dalam tren jangka pendek, menengah, maupun panjang. IHSG ditutup di atas MA5, MA20, dan MA50, serta indikator MACD masih berada di area positif.
Namun, indikator Stochastic RSI menunjukkan IHSG berada di area overbought, sementara posisi indeks yang mendekati upper Bollinger Band mengindikasikan potensi aksi ambil untung di pasar.
Pada perdagangan hari ini, sebanyak 50,41 miliar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi sebesar Rp 22,24 triliun, serta frekuensi sebanyak 2,64 juta kali.
Baca Juga: 10 Aplikasi Beli Saham Terbaik untuk Investor Pemula, Biaya Transaksi Murah
Dalam perdagangan hari ini, sebanyak 355 saham bergerak naik, sedangkan 346 saham mengalami penurunan, dan 255 saham tidak mengalami pergerakan.
Adapun, beberapa saham yang menjadi Top Gainers pada Hari ini diantaranya, ADES, BESS, BLUE, BRPT, DCII, IBST, INKP, ITMA, JARR, MLPT, MORA, MPRO.
Sedangkan, saham yang masuk dalam Top Loser diantaranya, AMMN, BREN, BYAN, CITA, DSSA, FAPA, INTP, JSPT, LIFE, MASB, MGLV, POLU.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- Terbongkar dari Tato! Polisi Tetapkan Pria Lawan Main Lisa Mariana Tersangka Kasus Video Porno
- Buntut Tragedi SMA 72 Jakarta, Pemerintah Ancam Blokir Game Online Seperti PUBG
Pilihan
-
Keuangan WIKA 'Berlumur Darah' Imbas Whoosh, Bosnya Pasrah Merugi
-
Respons Berkelas Dean James usai Bikin Gol Spektakuler ke Gawang Feyenoord
-
Pahitnya Niat Baik: Guru Dipecat Karena Kumpulkan Rp20 Ribu untuk Gaji Honorer
-
Pemerintah Mau 'Bebaskan' Reynhard Sinaga, Predator Seksual Terkejam di Sejarah Inggris
-
Bahlil soal Izin Tambang di Raja Ampat : Barang Ini Ada, Sebelum Saya Ada di Muka Bumi!
Terkini
-
Industri Pertambangan Indonesia Mulai Beralih Gunakan AI
-
Cara Klaim BPJS Ketenagakerjaan, Bisa Online Maupun Offline
-
Transaksi Aset Kripto RI Tiba-tiba Lesu, Pelaku Pasar Ungkap Biang Keladinya
-
Platform Kripto Global Sebut RI Mesin Pertumbuhan Blockchain Paling Penting di Dunia
-
Nilai Tukar Rupiah Melemah Rabu Sore, Ini Pemicunya
-
Apa Itu Metode Pengelolaan Uang 50-30-20? Pahami agar Keuangan Tetap Sehat
-
Butuh Dana Mendesak? Ini Panduan Lengkap Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian
-
BI Sebut Redenominasi Butuh Persiapan Lama
-
BI: Waspadai Inflasi Akhir Tahun, Harga Pangan Mulai Melonjak
-
OJK Temukan 8 Pindar Belum Memenuhi Ekuitas Minum Rp 12,5 Miliar