- COO BPI Danantara, Dony Oskaria, memastikan layanan premium Garuda Indonesia segera pulih pasca suntikan dana Rp 23,67 triliun.
- Dana investasi tersebut akan digunakan untuk memperbaiki fasilitas seperti hiburan dalam pesawat, mengaktifkan kembali WIFI, dan mentransformasi area layanan bandara.
- Mayoritas dana akan dialokasikan mendukung operasional Citilink sebesar Rp 14,9 triliun, sementara sisanya untuk modal kerja Garuda Indonesia.
Suara.com - Chief Operating Officer (COO) Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) Dony Oskaria berjanji layanan premium Garuda Indonesia akan kembali.
Hal ini setelah Danantara mengguyur dana jumbo Rp 23,67 triliun.
Menurut Dony, dana jumbo tersebut, justru bisa digunakan Garuda Indonesia memperbaiki layanan premium di dalam pesawat maupun dalam proses di bandara.
"Berkaitan dengan layanan Garuda Indonesia dalam waktu dekat oleh inflight entertainment ini langsung dirasakan oleh masyarakat. Inflight entertainment kita yang tadinya dari tahun 2018 sudah tidak pernah Di upgrade," ujarnya saat ditemui di Garuda Sentra Operasi, Cengkareng, Kamis (13/11/2025).
Mantan Bos InJourney ini menuturkan, layanan premium di dalam pesawat mulai dari penambahan film-film baru hingga pengaktifkan kembali akses internet WIFI.
Selain itu, Dony juga akan mengkaji kembali pemberian makanan kepada penumpang selama penerbangan Garuda Indonesia.
"Kita akan mengtransformasi lounge. Kita akan mengtransformasi Check-in konter yang akan langsung dirasakan oleh masyarakat," imbuhnya.
"Jadi tadi financial akan dikit kita rasakan di kuartal III , tetapi layanan akan mulai memberikan Impact yang signifikan dan dirasakan oleh masyarakat," sambung Dony.
Untuk diketahui, setoran modal Rp 23,67 triliun dari PT Danantara Asset Management (Persero) (DAM) melalui mekanisme Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) berupa setoran modal tunai sebesar Rp 17,02 triliun serta Konversi Utang Pinjaman Pemegang Saham sebesar Rp 6,65 triliun.
Baca Juga: COO Danantara Tampik Indofarma Bukan PHK Karyawan, Tapi Restrukturisasi
Dari total dana itu, sekitar Rp 8,7 triliun (37 persen) akan dialokasikan untuk kebutuhan modal kerja Garuda Indonesia, meliputi pemeliharaan dan perawatan pesawat. Sementara itu, Rp 14,9 triliun (63 persen) akan mendukung operasional Citilink, terdiri atas Rp 11,2 triliun untuk modal kerja dan Rp 3,7 triliun untuk pelunasan kewajiban pembelian bahan bakar kepada Pertamina periode 2019–2021.
Penyertaan modal ini dilakukan melalui penerbitan 315.610.920.000 lembar saham Seri D dengan harga pelaksanaan Rp75 per lembar saham, sebagaimana telah disetujui dalam RUPSLB.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
Terkini
-
Kekayaan Ridwan Kamil dan Atalia Praratya yang Dikabarkan Cerai
-
Merger BUMN Karya Tuntas Awal 2026, BP BUMN Ungkap Update Terkini
-
Target Harga BUMI di Tengah Aksi Jual Saham Jelang Tahun Baru
-
HET Beras Mau Dihapus
-
Dana Jaminan Reklamasi 2025 Tembus Rp35 Triliun, Syarat Wajib Sebelum Operasi!
-
Harga Beras Bakal Makin Murah, Stoknya Melimpah di 2026
-
DJP Blokir 33 Rekening Bank hingga Sita Tanah 10 Hektare ke Konglomerat Penunggak Pajak
-
Emiten TRON Perkuat Bisnis Kendaraan Listrik, Jajaki Pengadaan 2.000 Unit EV
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
DJP Kemenkeu Kantongi Rp 3,6 Triliun dari Konglomerat Penunggak Pajak