Suara.com -
Di tengah pesatnya pertumbuhan penduduk dan meningkatnya kebutuhan nutrisi, sektor peternakan Indonesia kian menegaskan perannya sebagai pilar utama penyedia protein berkualitas dan penguat ketahanan pangan nasional dalam mendukung program prioritas pemerintah seperti Makan Bergizi Gratis. Upaya besar ini tentu membutuhkan figur-figur kunci yang berkomitmen memperkuat pondasi untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional.
Salah satu diantaranya adalah Yosep Purnama, pakar peternakan dengan lebih dari 15 tahun pengalaman dalam pengembangan komunitas berbasis peternakan, perikanan, dan nutrisi pakan lokal. Yosep merupakan Founder dari PT Tumuwuh Persada Utama dan Lamb ID dengan kontribusi yang mendorong efisiensi dan kemandirian pakan nasional.
Sebelumnya, ia mendirikan Leles Lestari Foundation (berdiri sejak 1999) di Garut, Jawa Barat, yang aktif memberdayakan peternak melalui penyediaan pakan mandiri, pendidikan komunitas, biokonversi limbah makanan berbasis maggot Black Soldier Fly, pemanfaatan jerami padi untuk ruminansia, hingga optimalisasi limbah pertanian seperti tongkol jagung untuk peternakan sapi perah yang lebih produktif.
Yosep menyampaikan bahwa industri peternakan di Indonesia menunjukkan prospek yang sangat cerah dan penuh potensi, dimana pasar pakan ternak saja diproyeksikan akan mencapai nilai fantastis hingga USD 12,5 miliar pada tahun 2033, dengan tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata yang stabil di angka 4,15% sepanjang periode 2025 hingga 2033, sementara sektor peternakan secara keseluruhan diharapkan mengalami ekspansi dengan laju 5,74% per tahun hingga tahun 2027.
“Ketahanan pangan bukan hanya soal memenuhi kebutuhan hari ini, tetapi memastikan generasi mendatang tumbuh dengan gizi yang lebih baik. Indonesia memiliki semua potensi untuk mandiri tugas kita adalah mengolahnya dengan ilmu, inovasi, dan keberpihakan kepada peternak. Dengan kombinasi tersebut mimpi menjadi lumbung pangan dunia menjadi sangat mungkin disawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto,” ujarnya.
Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, ketahanan pangan ditempatkan sebagai prioritas utama, terutama melalui program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang sejak diluncurkan pada 2025 telah menyediakan lebih dari 1,4 miliar porsi makanan bergizi bagi 36,2 juta penerima manfaat, termasuk anak sekolah, ibu hamil, dan kelompok rentan di seluruh Indonesia.
Dengan anggaran sebesar USD 4,4 miliar, MBG tidak hanya meningkatkan konsumsi protein nasional melalui susu dan produk hewani berkualitas, tetapi juga memperkuat produksi domestik serta mengelola impor strategis secara terencana. Kang Yosep melalui Tumuwuh dan lamb.id sukses membina para peternak untuk meningkatkan daya produksi mereka, seperti binaan sapi perah yang mengalami peningkatan produksi susu segar hingga 7 liter/hari/ekor dan pendapatan yang meningkat 3x lipat.
“Dengan dukungan kebijakan yang kuat dari Presiden Prabowo, kita tidak hanya menyalurkan miliaran porsi makanan bergizi, tetapi juga mendorong tumbuhnya produksi hewani dalam negeri agar lebih mandiri dan berdaya saing. Semua demi satu tujuan yaitu kedaulatan pangan Nasional” Tutur Yosep yang juga merupakan Founder dari Lamb.Id.
Lamb.Id dan Tamuwuh merupakan mitra penting dalam menopang kemandirian pangan nasional serta membantu program strategis pemerintah Indonesia, Melalui kolaborasi yang sinergis dan berkelanjutan, berkomitmen penuh pada praktik-praktik yang ramah lingkungan seperti pengurangan limbah pertanian, peningkatan keamanan pangan, serta dukungan aktif bagi komunitas peternak di berbagai daerah, sehingga secara langsung berkontribusi pada peningkatan produksi protein nasional yang lebih inklusif dan berkelanjutan. ***
Baca Juga: Inovasi dari Sragen, Gaungkan Bela Negara dengan Menjaga Ketahanan Pangan
Berita Terkait
-
Ketua DPD RI Serahkan Bantuan Alsintan dan Benih Jagung, Dorong Ketahanan Pangan di Padang Jaya
-
UNU Yogyakarta dan Danone Perkuat Kolaborasi Global untuk Ketahanan Pangan Lewat MENA 2025
-
Kinerja Kementan Bikin Publik Optimis Pangan Nasional Aman, Swasembada di Depan Mata
-
Menko Zulkifli Hasan Panen Ayam Petelur, Apresiasi PNM Bangun Ketahanan Pangan Desa
-
Gebrakan Gibran di Tangerang: Tanam Jagung Pakai Traktor, Minta Bulog Inovasi Demi Swasembada
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Bunga Acuan Sudah Turun 5 Kali, BI Minta Perbankan Cepat Turunkan Bunga
-
7 Ide Usaha Modal 1 Juta, Anti Gagal dan Auto Cuan
-
Cara Daftar WiFi Internet Rakyat, Surge Buka Akses Biaya Rp100 Ribu per Bulan
-
Operasikan 108 Kapal, PIS Angkut Energi 127,35 juta KL Sepanjang Tahun 2025
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Kilang Minyak Indonesia Tetap Relevan di Tengah Pergeseran ke EBT
-
Blockchain Dianggap Mampu Merevolusi Pengelolaan Data Nasional, Benarkah?
-
Dukung Kemajuan Industri Sawit, BRI Fasilitasi Sindikasi Pembiayaan Rp5,2 Triliun bagi PT SSMS
-
Perlukah BBM Bobibos Lakukan Pengujian Sebelum Dijual, Begini Kata Pakar
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi