- Danantara yakin investasi RI 2026 naik, didorong fokus ke SDM & produktivitas ekonomi.
- Dan akan prioritaskan 8 sektor strategis, termasuk WtE untuk atasi krisis sampah nasional.
- Investasi WtE hilangkan skema tipping fee guna tarik swasta, dukung energi & kesehatan.
Suara.com - Optimisme tinggi menyelimuti prospek investasi Indonesia tahun 2026. Chief Investment Officer (CIO) Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), Pandu Patria Sjahrir, menyatakan keyakinannya bahwa pertumbuhan investasi akan meningkat signifikan, didorong oleh perubahan fundamental arah pembangunan nasional.
Menurut Pandu, fokus Indonesia kini bergeser secara struktural, meninggalkan ketergantungan pada Sumber Daya Alam (SDA) menuju penguatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan peningkatan produktivitas ekonomi.
"Saya tentunya sangat optimistis di 2026, karena memang sedang terjadi perubahan fundamental melihat cara negara ini sedang berubah. Dari bergantung pada sumber daya alam, orang sekarang fokus ke peningkatan sumber daya manusia. Tugas kami (Danantara) dalam taraf ini adalah berinvestasi,” kata Pandu.
Dalam menentukan arah investasinya, Danantara menerapkan tiga kriteria utama: dampak terhadap ekonomi nasional, keberlanjutan imbal hasil, dan peluang investasi jangka panjang.
Berlandaskan prinsip tersebut, Danantara memfokuskan investasi pada delapan sektor strategis yang diyakini mampu mengerek produktivitas nasional dan menjadi fondasi pembentukan perusahaan berskala regional. Sektor-sektor tersebut meliputi mineral, energi baru terbarukan (EBT), infrastruktur digital, kesehatan, jasa keuangan, infrastruktur dan utilitas, kawasan industri dan properti, pangan hingga pertanian.
Salah satu proyek unggulan yang disoroti Pandu adalah pengembangan fasilitas pengolahan sampah menjadi energi atau Waste to Energy (WtE). Dari 33 lokasi yang ditetapkan pemerintah, Danantara memulai dengan delapan proyek tahap pertama.
Pandu menegaskan bahwa WtE bukan sekadar agenda investasi, tetapi upaya serius untuk mengatasi krisis sampah nasional, khususnya di kota-kota besar. Untuk menarik investor swasta, Danantara berinovasi dengan menghilangkan skema tipping fee dan memperbaiki formula Business Purchase Agreement.
"Energinya dibeli oleh PLN. Ini bagian dari renewable energy di PLN... Efek untuk lingkungan hidup luar biasa, untuk kesehatan luar biasa. So this is part of in a way to serve the nation," jelasnya.
Pandu menyimpulkan bahwa kunci untuk menjaga momentum pertumbuhan investasi adalah mengembalikan dan memprioritaskan kepercayaan investor global dan domestik, serta terus mendukung program-program pembangunan pemerintah.
Baca Juga: Danantara 'Wajibkan' Menkeu Purbaya Ikut Rapat Masalah Utang Whoosh
Berita Terkait
Terpopuler
- Operasi Zebra 2025 di Sumut Dimulai Besok, Ini Daftar Pelanggaran yang Disasar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Mobil Keluarga Bekas Paling Dicari 2025, Murah dengan Performa Mumpuni
- 5 Mobil Sedan Bekas Pajak Murah dan Irit BBM untuk Mahasiswa
- 5 Rekomendasi Smartwatch Selain Apple yang Bisa QRIS MyBCA
Pilihan
-
Danantara 'Wajibkan' Menkeu Purbaya Ikut Rapat Masalah Utang Whoosh
-
Viral Biaya Tambahan QRIS Rp500: BI Melarang, Pelaku Bisa Di-Blacklist
-
Harga Minyak Dunia Merosot Imbas Stok AS Melonjak
-
Kiper Muda Rizki Nurfadilah Korban TPPO: Disiksa hingga Disuruh Nipu Orang China
-
10 Mobil Bekas Pilihan Terbaik buat Keluarga: Efisien, Irit dan Nyaman untuk Harian
Terkini
-
Danantara 'Wajibkan' Menkeu Purbaya Ikut Rapat Masalah Utang Whoosh
-
Viral Biaya Tambahan QRIS Rp500: BI Melarang, Pelaku Bisa Di-Blacklist
-
Cara Melapor Jika BSU Gagal Cair ke Rekening
-
Wajib QR Code untuk Beli Pertalite, Ini Syarat dan Cara Daftar MyPertamina
-
Inovasi Digital BRI Peduli: Mesin RVM Sulap Sampah Plastik Jadi Saldo
-
Kronologi Indonesia Kehilangan Investor Semikonduktor Gegara Kebijakan 'Nyeleneh'
-
The Fed Bisa Bikin Rupiah Tembus Rp16.775 Hari Ini
-
Harga Minyak Dunia Merosot Imbas Stok AS Melonjak
-
Bolehkan Langsung Mengajukan Klaim JHT setelah Resign? Ini Syarat dan Ketentuannya
-
Harga Bitcoin Menuju US$ 80.000? Aksi Jual Spot Meningkat, Analis Ungkap Risiko