- PLN IP mengembangkan EBT melalui biomassa dengan sistem digital marketplace yang diterapkan di PLTU Adipala, Cilacap.
- Marketplace digital menghubungkan petani dan UMKM lokal dengan pembangkit untuk transaksi biomassa yang transparan.
- Digitalisasi ini bertujuan diversifikasi energi, efisiensi operasional, dan memberikan dampak ekonomi langsung bagi masyarakat sekitar.
Suara.com - PT PLN Indonesia Power (PLN IP) terus mengembangkan energi baru dan terbarukan (EBT) lewat pemanfaatan biomassa sebagai bahan bakar alternatif pembangkit. Perseroan pun menggunakan sistem digitalisasi untuk memantau rantai pasok biomassa berbasis marketplace.
Implementasi sistem digital ini dilakukan di PLTU Adipala, Cilacap, yang dikelola oleh Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Jawa Tengah 2 Adipala.
Marketplace biomassa ini merupakan platform digital yang menghubungkan penyedia biomassa lokal seperti petani, koperasi, dan pelaku UMKM dengan unit pembangkit listrik berbasis cofiring.
Aplikasi ini memungkinkan proses transaksi, distribusi, dan pelaporan biomassa dilakukan secara transparan, real-time, dan terintegrasi dengan sistem operasional pembangkit.
Direktur Manajemen Pembangkitan PLN, Rizal Calvary Marimbo, menyampaikan digitalisasi biomassa menjadi tahap baru dalam pengelolaan energi primer yang berkelanjutan.
"Kami melihat biomassa sebagai peluang strategis, bukan hanya untuk diversifikasi energi, tetapi juga untuk membuka ruang partisipasi masyarakat dalam ekosistem energi nasional. Digitalisasi melalui marketplace ini memungkinkan proses yang lebih transparan, efisien, dan berdampak langsung bagi ekonomi lokal," ujar Rizal di Jakarta, Selasa (25/11/2025).
Untuk diketahui, PLTU Adipala menjadi salah satu unit pionir yang telah mengadopsi cofiring biomassa dan kini menjadi lokasi percontohan integrasi marketplace dalam operasional pembangkit.
"Digitalisasi ini bukan hanya soal efisiensi operasional, tapi juga tentang menciptakan ekosistem energi yang lebih inklusif. Kami ingin memastikan bahwa transisi energi juga membawa manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar pembangkit," kata Direktur Operasi Pembangkit Batubara PLN Indonesia Power, Hanafi Nur Rifa’i.
Aplikasi ini dikembangkan oleh PLN EPI sebagai bagian dari strategi digitalisasi rantai pasok energi primer. Fitur utama dalam platform ini meliputi, Pendaftaran dan verifikasi penyedia biomassa, Pemantauan stok dan kualitas bahan baku, Sistem lelang dan penawaran harga; Integrasi logistik dan pelacakan pengiriman; Dashboard analitik untuk monitoring serapan biomassa.
Baca Juga: BJA Group Telah Ekspor 530 Ribu Ton Bahan Baku EBT Biomassa Senilai USD 74,12 Juta
Dengan sistem ini, penyedia lokal dapat menjual limbah organik seperti sekam padi, serbuk gergaji, atau tandan kosong sawit secara langsung ke pembangkit, tanpa perantara, dengan harga yang lebih adil dan proses yang lebih cepat.
Petani dan pelaku UMKM kini memiliki pasar baru untuk limbah organik yang sebelumnya tidak bernilai. Terbentuknya ekosistem bisnis baru di sekitar pembangkit, seperti jasa pengeringan, penggilingan, dan logistik biomassa.
Diversifikasi bahan bakar melalui biomassa memperkuat ketahanan energi nasional. Mengurangi ketergantungan pada batubara impor, terutama di wilayah dengan potensi biomassa tinggi. Serta yang tak kalah pentingnya, cofiring biomassa membantu menurunkan emisi karbon dari sektor ketenagalistrikan untuk mendukung target pemerintah menuju Net Zero Emission 2060.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Mobil Terbaik untuk Lansia: Fitur Canggih, Keamanan dan Kenyamanan Optimal
- 10 Mobil Mini Bekas 50 Jutaan untuk Anak Muda, Sporty dan Mudah Dikendarai
- 5 Tablet RAM 8 GB Paling Murah yang Cocok untuk Multitasking dan Berbagai Kebutuhan
- 6 Motor Paling Nyaman untuk Boncengan, Cocok buat Jalan Jauh Maupun Harian
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
Pilihan
-
5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
-
Hari Ini Bookbuilding, Ini Jeroan Keuangan Superbank yang Mau IPO
-
Profil Superbank (SUPA): IPO Saham, Harga, Prospek, Laporan Keuangan, dan Jadwal
-
Jelang Nataru, BPH Migas Pastikan Ketersediaan Pertalite Aman!
-
Dua Emiten Pemenang Lelang Frekuensi 1,4 GHz Komdigi: Penawaran Capai Rp 400 Miliar
Terkini
-
Isu Merger GOTO-Grab Kian Panas Imbas Perombakan Besar-besaran Manajemen
-
Baru Terjual 30 Persen, Kuota Tiket Kereta Api Jarak Jauh yang Didiskon Masih Melimpah
-
Lupa Bayar Zakat Bertahun-tahun? Begini Cara Menebusnya dan Membersihkan Harta
-
Setelah Sabang, Mentan Klaim Ada Impor Beras Ilegal di Batam
-
Buat Akun SIAPkerja Kemnaker, Dari Cari Kerja Hingga Jaminan Sosial
-
Perusahaan Pembiayaan Ini Klaim Sudah Gelontorkan Rp1,62 T ke Sektor Ekonomi Hijau
-
Berkat Klasterisasi PNM, Nasabah Merasa Didampingi & Usaha Kian Bertumbuh
-
KAI Masih Pikir-pikir Operasional KRL 24 Jam, Dirut: Tidak Simpel dan Tak Bisa Dipaksakan
-
Cara Menghitung Simulasi Tabungan Emas Pegadaian, Ini Bunga dan Biayanya
-
Berkat Klasterisasi PNM, Nasabah Merasa Didampingi dan Usaha Kian Bertumbuh