Suara.com - Pasar modal Indonesia bersiap menyambut kehadiran bank digital raksasa, PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA), yang dijadwalkan akan melakukan pencatatan perdana saham (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu, 17 Desember 2025.
Langkah ini menyusul rampungnya masa penawaran umum yang berlangsung pada 10-15 Desember 2025. Proses penjatahan telah diselesaikan pada Senin lalu, sementara distribusi saham dilakukan pada hari ini, Selasa (16/12/2025).
CEO Sucor Sekuritas, Bernadus Wijaya, mengungkapkan bahwa IPO Superbank mendapatkan sambutan yang luar biasa dari para pemodal. Berdasarkan catatan penjamin emisi, jumlah pesanan menembus angka 1 juta order.
"IPO SUPA mencetak sejarah dengan tingkat kelebihan permintaan (oversubscription) mencapai 318 kali. Hal ini menjadi indikator kuat atas besarnya kepercayaan pasar terhadap prospek jangka panjang dan fundamental Superbank," jelas Bernadus.
Tingginya minat investor berdampak pada minimnya alokasi saham yang diterima, terutama oleh investor ritel. Banyak pelaku pasar melaporkan hanya mendapatkan sekitar 3 hingga 8 lot saham meskipun melakukan pemesanan besar.
Pengamat Pasar Modal, Hendra Wardana, menilai distribusi ini menunjukkan skema allotment yang sehat namun sangat kompetitif. Berikut rinciannya:
Pemesanan < Rp100 Juta: Mendapatkan penjatahan rata-rata ±3–4 lot karena alokasi dipersempit akibat tingginya permintaan.
Pemesanan > Rp100 Juta: Hanya mendapatkan jatah sekitar ±0,9%.
Kategori Khusus: Terdapat alokasi sekitar 1,6% untuk segmen tertentu senilai ±Rp101 juta, yang kemungkinan ditujukan bagi investor prioritas atau institusi.
Baca Juga: IHSG Menguat di Akhir Perdagangan Hari Ini, Tapi Investor Masih Tunggu RDG BI
Profil Perusahaan dan Target Dana
Melalui aksi korporasi ini, bank yang bertransformasi dari Bank Fama International tersebut melepas 4,4 miliar lembar saham atau setara 13% dari total modal.
Dengan harga penawaran final Rp635 per saham, Superbank berhasil mengumpulkan dana segar mencapai Rp2,79 triliun.
Ringkasan Prospektus SUPA:
Konsorsium Kuat: Didukung oleh nama besar seperti Emtek, Grab, Singtel, dan KakaoBank.
Ekosistem Terintegrasi: Memanfaatkan jaringan Grab, OVO, dan Vidio untuk menyasar segmen ritel serta UMKM digital.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Rupiah Dijamin Stabil di Akhir Tahun, Ini Obat Kuatnya
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
Terkini
-
10,5 Juta Orang Diproyeksikan Bakal Berlibur Naik Pesawat di Nataru
-
Penyaluran KUR Perumahan Tembus Rp3,5 Triliun di Akhir 2025
-
Harga Emas Antam Hari Ini Masih Kesulitan Tembus Level Rp2,5 Juta
-
Bank Indonesia : Pasokan Uang Tunai di Wilayah Bencana Sumatera Aman
-
Rupiah Dijamin Stabil di Akhir Tahun, Ini Obat Kuatnya
-
Harga Emas Pegadaian Hari Ini 18 Desember 2025: Galeri 24 dan UBS Naik Tajam!
-
Cara Cek Penerima PIP 2026 Melalui HP dan Jadwal Pencairan Dana
-
Jaga Daya Beli dan Inflasi Pangan, AGP Gelar Pasar Murah di 800 Titik
-
Lonjakan Penipuan Digital Jadi Alarm, Standar Keamanan Siber Fintech Diperketat
-
Indonesia Kukuhkan Diri Jadi Episentrum Blockchain & Web3 Asia Tenggara