- Kadin Indonesia meminta Menteri Keuangan insentif fiskal dan deregulasi krusial untuk memacu industrialisasi furnitur.
- Kontribusi ekspor furnitur Indonesia sangat kecil US$2,5 miliar dari potensi pasar global senilai US$300 miliar.
- Kadin juga mendesak diversifikasi pasar ekspor dan peningkatan kualitas SDM industri elektronik melalui kolaborasi LPDP.
Suara.com - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia meminta Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa pemberian insentif fiskal serta langkah deregulasi yang dianggap krusial bagi para pelaku usaha furnitur.
Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie, menyampaikan bahwa diskusi dengan Menkeu mencakup berbagai skema pendanaan serta strategi mendalam untuk memacu proses industrialisasi di tanah air.
Tujuannya jelas, yakni menjadikan Indonesia sebagai pemain utama dalam rantai pasok global.
Salah satu sorotan utama dalam pertemuan tersebut adalah adanya ketimpangan yang cukup lebar antara potensi pasar dunia dengan realisasi ekspor Indonesia.
Anindya memaparkan data terkait potensi pasar furnitur global saat ini diperkirakan mencapai nilai US$ 300 miliar.
Namun, kontribusi Indonesia baru berada di kisaran US$ 2,5 miliar. Angka ini dinilai masih sangat minim mengingat kekayaan sumber daya alam dan kreativitas perajin di tanah air.
Indonesia dinilai belum mampu memaksimalkan pasar dunia yang sangat terbuka luas. Oleh karena itu, dibutuhkan terobosan kebijakan yang mampu memangkas hambatan birokrasi dan memberikan kemudahan operasional bagi para eksportir.
“Kami tadi mendiskusikan kira-kira deregulasi atau insentif apa yang bisa dilakukan, mulai dari pendanaan sampai juga fokus bagaimana industrialisasinya,” ujar Anindya.
Selain volume ekspor yang masih rendah, para pengusaha yang tergabung dalam Kadin juga menyoroti masalah konsentrasi pasar.
Baca Juga: Inilah 10 Tokoh Paling Dicari di Indonesia Sepanjang Tahun 2025
Saat ini, ekspor furnitur Indonesia masih sangat bergantung pada satu kawasan tertentu. Data menunjukkan bahwa sekitar 60 persen dari total ekspor furnitur nasional dikirim menuju Amerika Serikat.
Kondisi ini dianggap cukup berisiko bagi ketahanan industri nasional jika terjadi fluktuasi ekonomi atau perubahan kebijakan dagang di negara tujuan utama tersebut.
Diversifikasi pasar ke wilayah baru seperti Uni Eropa, Timur Tengah, dan negara-negara Asia lainnya menjadi agenda mendesak yang membutuhkan dukungan diplomatik dan insentif pemasaran dari pemerintah.
Tidak hanya terpaku pada sektor furnitur, Kadin juga membawa isu strategis mengenai sektor elektronik, khususnya industri semikonduktor.
Anindya menekankan pentingnya hilirisasi mineral sebagai fondasi industri teknologi masa depan. Namun, ia mengakui bahwa tantangan terbesar saat ini adalah kualitas sumber daya manusia (SDM) yang masih belum mencukupi standar industri teknologi tinggi.
Sebagai solusi, Kadin mengusulkan adanya kolaborasi antara dunia usaha dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
AKGTK 2025 Akhir Desember: Jadwal Lengkap dan Persiapan Bagi Guru Madrasah
-
Dasco Ketuk Palu Sahkan Pansus RUU Desain Industri, Ini Urgensinya
-
ASPEBINDO: Rantai Pasok Energi Bukan Sekadar Komoditas, Tapi Instrumen Kedaulatan Negara
-
Nilai Tukar Rupiah Melemah pada Akhir Pekan, Ini Penyebabnya
-
Serikat Buruh Kecewa dengan Rumus UMP 2026, Dinilai Tak Bikin Sejahtera
-
Kuota Mulai Dihitung, Bahlil Beri Peringatan ke SPBU Swasta Soal Impor BBM
-
Pemerintah Susun Standar Nasional Baru Pelatihan UMKM dan Ekraf
-
Stok Di Atas Rata-rata, Bahlil Jamin Tak Ada Kelangkaan BBM Selama Nataru
-
Siap-siap, Bank Mandiri Mau Bagikan Dividen Interim Rp 100 per Saham
-
UMKM Terdampak Banjir Sumatera Dapat Klaim Asuransi untuk Pemulihan Usaha