Bisnis / Makro
Kamis, 25 Desember 2025 | 12:38 WIB
Pabrik Pupuk Kujang milik PT Pupuk Indonesia (Persero). [Suara.com/Achmad Fauzi].
Baca 10 detik
  • Pemerintah membangun pabrik pupuk NPK Nitrat pertama di Indonesia untuk mengurangi ketergantungan impor.
  • Pabrik baru berkapasitas 100 ribu ton ditargetkan beroperasi tahun 2027 guna menekan biaya produksi.
  • Pembangunan ini bagian dari rencana tujuh pabrik baru sekaligus mendukung subsidi pupuk 20 persen.

Suara.com - Pemerintah mulai membangun pabrik pupuk NPK Nitrat pertama di Indonesia. Hal ini agar tidak bergantung pada impor, serta menekan biaya produksi pertanian.

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono, mengatakan pabrik berkapasitas 100 ribu per tahun tersebut ditargetkan mulai beroperasi pada tahun 2027.

“Kita mengganti pabrik yang sudah tua karena sudah tidak efisien. Sehingga kita harapkan selain produktivitasnya meningkat, namun juga dari sisi ongkos produksinya bisa kita tekan, selain itu diharapkan ini bisa mensubtitusi impor pupuk," ujarny dalam keterangan tertulis seperti dikutip, Kamis (25/12/2025).

Tumpukan Pupuk Subsidi di Gudang Pupuk Kujang. [Suara.com/Achmad Fauzi].

Wamentan melanjutkan bahwa pembangunan pabrik NPK Nitrat ini merupakan bagian dari rencana pembangunan tujuh pabrik pupuk baru hingga tahun 2029.

"Sehingga ini menambah kapasitas kita dalam kaitannya menyongsong visi dari Presiden kita yang menempatkan pangan dan pertanian, sektor pertanian, menjadi program prioritas. Sehingga kebutuhan pupuk harus selaras dengan tuntutan program yang akan dijalanan oleh pemerintah," katanya

Wamentan menuturkan, selain peningkatan kapasitas produksi, pemerintah juga terus melakukan pembenahan tata kelola pupuk, mulai dari penyederhanaan distribusi hingga kebijakan harga.

Salah satunya, melalui diskon harga pupuk subsidi sebesar 20 persen yang telah diputuskan Presiden.

"Bapak Presiden memutuskan untuk diskon harga pupuk subsidi 20 persen dari harga sebelummya. Dan ini akan terus berlanjut, pabrik baru, kapasitas baru, efisiensi lebih bagus dibandingkan sebelumnya," imbuhnya.

Sementara, Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi, menyebut selama ini Indonesia tercatat masih mengimpor sekitar 450 ribu ton NPK Nitrat per tahun.

Baca Juga: Dikeluhkan Petani, Pemerintah Langsung Pangkas Regulasi dan Turunkan HET Pupuk 20 Persen

"Perlahan kita akan upayakan untuk bisa mendominasi rumah kita sendiri sehingga sebagian besar dari NPK Nitrat yang beredar di Indonesia harapannya akan keluar dari produksi Pupuk Indonesia Group,” ucapnya.

Rahmad menambahkan, dengan investasi sekitar Rp 550–600 miliar, pabrik ini tidak hanya ditujukan untuk menggantikan impor, tetapi juga menurunkan harga pupuk NPK Nitrat agar lebih terjangkau bagi petani.

Load More