- Pemerintah membangun pabrik pupuk NPK Nitrat pertama di Indonesia untuk mengurangi ketergantungan impor.
- Pabrik baru berkapasitas 100 ribu ton ditargetkan beroperasi tahun 2027 guna menekan biaya produksi.
- Pembangunan ini bagian dari rencana tujuh pabrik baru sekaligus mendukung subsidi pupuk 20 persen.
Suara.com - Pemerintah mulai membangun pabrik pupuk NPK Nitrat pertama di Indonesia. Hal ini agar tidak bergantung pada impor, serta menekan biaya produksi pertanian.
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono, mengatakan pabrik berkapasitas 100 ribu per tahun tersebut ditargetkan mulai beroperasi pada tahun 2027.
“Kita mengganti pabrik yang sudah tua karena sudah tidak efisien. Sehingga kita harapkan selain produktivitasnya meningkat, namun juga dari sisi ongkos produksinya bisa kita tekan, selain itu diharapkan ini bisa mensubtitusi impor pupuk," ujarny dalam keterangan tertulis seperti dikutip, Kamis (25/12/2025).
Wamentan melanjutkan bahwa pembangunan pabrik NPK Nitrat ini merupakan bagian dari rencana pembangunan tujuh pabrik pupuk baru hingga tahun 2029.
"Sehingga ini menambah kapasitas kita dalam kaitannya menyongsong visi dari Presiden kita yang menempatkan pangan dan pertanian, sektor pertanian, menjadi program prioritas. Sehingga kebutuhan pupuk harus selaras dengan tuntutan program yang akan dijalanan oleh pemerintah," katanya
Wamentan menuturkan, selain peningkatan kapasitas produksi, pemerintah juga terus melakukan pembenahan tata kelola pupuk, mulai dari penyederhanaan distribusi hingga kebijakan harga.
Salah satunya, melalui diskon harga pupuk subsidi sebesar 20 persen yang telah diputuskan Presiden.
"Bapak Presiden memutuskan untuk diskon harga pupuk subsidi 20 persen dari harga sebelummya. Dan ini akan terus berlanjut, pabrik baru, kapasitas baru, efisiensi lebih bagus dibandingkan sebelumnya," imbuhnya.
Sementara, Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi, menyebut selama ini Indonesia tercatat masih mengimpor sekitar 450 ribu ton NPK Nitrat per tahun.
Baca Juga: Dikeluhkan Petani, Pemerintah Langsung Pangkas Regulasi dan Turunkan HET Pupuk 20 Persen
"Perlahan kita akan upayakan untuk bisa mendominasi rumah kita sendiri sehingga sebagian besar dari NPK Nitrat yang beredar di Indonesia harapannya akan keluar dari produksi Pupuk Indonesia Group,” ucapnya.
Rahmad menambahkan, dengan investasi sekitar Rp 550–600 miliar, pabrik ini tidak hanya ditujukan untuk menggantikan impor, tetapi juga menurunkan harga pupuk NPK Nitrat agar lebih terjangkau bagi petani.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Sedan Bekas yang Jarang Rewel untuk Orang Tua
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman Skechers Buat Jalan-Jalan, Cocok Buat Traveling dan Harian
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
Kementerian ESDM Tambah Stok LPG di Sumut: Persentase Ketersedian Tembus 108 Persen
-
Simas Insurtech Bayar Klaim Asuransi Kendaraan Rp 1,3 Miliar ke Korban Banjir Sumatera
-
ESDM Ungkap Stok BBM di Sumbar Makin Meningkat, Tapi Akui Distribusi Masih Mandek
-
Total 117.301 Rekening Ditutup Imbas Penipuan, Nilai Kerugian Tembus Rp8,2 Triliun
-
Perhatian! Tiket Kereta Api Nataru Hampir Habis Terjual
-
Begini Update Kelistrikan di Aceh, Sudah Menyala Semua?
-
Libur Nataru, 348 Cabang BSI Siap Layani Nasabah
-
Cek Prediksi Keuangan Kamu Tahun Depan: Akan Lebih Cemerlang atau Makin Horor?
-
Libur Panjang, Nilai Kapitalisasi Pasar BEI Anjlok 1,17 Persen
-
OJK: Paylater Hanya Boleh Ada di Bank dan Multifinance