Bisnis / Keuangan
Rabu, 31 Desember 2025 | 13:59 WIB
PT TBS Energi Utama Tbk [PT TBS Energi Utama Tbk]
Baca 10 detik
  • Saham TOBA menghadapi tekanan jual kuat dan tren penurunan teknikal meskipun pendapatan tumbuh signifikan hingga Kuartal III-2025.
  • Manajemen TOBA mengumumkan rencana pembelian kembali saham (buyback) senilai Rp586,27 miliar hingga Maret 2026.
  • Proyeksi satu bulan ke depan menunjukkan harga saham diperkirakan stabil antara Rp740 hingga Rp800 karena aksi korporasi tersebut.

Suara.com - Pergerakan saham PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) tengah menjadi sorotan tajam para pelaku pasar modal di penghujung tahun 2025.

Emiten yang sedang bertransformasi menjadi perusahaan energi hijau ini menghadapi dinamika yang kompleks. Di satu sisi, indikator teknikal dan fundamental perusahaan masih menunjukkan beban yang cukup berat.

Namun, di sisi lain, manajemen meluncurkan aksi korporasi agresif berupa pembelian kembali saham (buyback) dengan nilai mencapai ratusan miliar rupiah.

Berikut adalah bedah tuntas prospek TOBA untuk satu bulan ke depan tanpa mengabaikan realitas pasar yang ada.

Tekanan Teknis: Menghadapi Dominasi Aksi Jual

Secara teknikal, saham TOBA masih terperangkap dalam tren penurunan (downtrend) yang kuat sejak beberapa bulan terakhir.

Meskipun harga sempat jatuh ke bawah level psikologis Rp700 dan kemudian mengalami pemulihan teknis (technical rebound), posisi harga terakhir di level Rp740 masih menunjukkan sinyal waspada.

Kemunculan candle merah dengan volume penawaran (offer) yang besar mengindikasikan bahwa tekanan jual dari pasar belum benar-benar mereda.

Tanpa adanya dorongan sentimen yang luar biasa, saham dengan pola seperti ini biasanya akan bergerak mendatar di area bawah atau justru perlahan merosot kembali.

Baca Juga: IHSG Akhir Tahun 2025, Ini Daftar Saham yang Harganya Naik Terbesar

Saat ini, harga sedang menguji level support di kisaran Rp680 hingga Rp700, dengan batas hambatan atau resistance terdekat pada rentang Rp760 hingga Rp780.

Satu aspek yang membuat pasar cenderung menahan diri adalah rapor keuangan sepanjang 2025.

Meski secara pendapatan (top-line) TOBA menunjukkan pertumbuhan impresif tiap kuartalnya—dari Rp1,17 triliun pada kuartal pertama hingga menyentuh Rp1,89 triliun pada kuartal ketiga—perusahaan belum mampu mencetak laba bersih.

Hingga kuartal III-2025, TOBA masih mencatatkan rugi bersih berjalan sebesar Rp205 miliar.

Walaupun angka kerugian ini menyusut signifikan dibandingkan kuartal pertama yang mencapai Rp964 miliar, beban usaha yang besar tetap menjadi ganjalan utama.

Pasar pada umumnya sulit memberikan penilaian premium bagi perusahaan yang masih terjebak di zona merah, terlepas dari seberapa menarik branding "transisi energi" yang dipresentasikan.

Load More