- Pada penutupan 30 Desember 2025, IHSG ditutup positif menguat tipis 0,03% di level 8.646,94.
- Penguatan didorong ekspektasi penurunan suku bunga global serta aksi *window dressing* akhir tahun.
- Mayoritas sektor saham menguat, dipimpin Infrastruktur, meskipun indeks LQ45 mengalami koreksi signifikan.
Suara.com - Lantai bursa Indonesia resmi mengakhiri kalender perdagangan tahun 2025 dengan catatan positif. Pada penutupan pasar Selasa (30/12/2025), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil parkir di zona hijau, meski penguatannya cenderung tipis di tengah dinamika pasar global yang fluktuatif.
IHSG tercatat menguat sebanyak 2,68 poin atau naik sekitar 0,03 persen ke level 8.646,94.
Kontras dengan indeks acuan, kelompok saham unggulan yang tergabung dalam indeks LQ45 justru mengalami koreksi sebesar 5,47 poin (0,64 persen) ke posisi 846,57 pada akhir sesi.
Analis Pasar Modal Indonesia, Reydi Octa, menjelaskan bahwa gairah pasar di penghujung tahun ini tidak lepas dari ekspektasi kebijakan moneter global.
Tren penurunan suku bunga, baik di kancah internasional maupun domestik, telah meningkatkan keberanian investor (risk appetite) untuk mengalihkan dana ke pasar berkembang (emerging markets).
Selain faktor makro, Reydi juga menyoroti peran fundamental emiten berkapitalisasi besar (big cap) yang tetap solid.
"Aksi window dressing turut memberikan dorongan signifikan terhadap volume transaksi di akhir tahun, memperkuat posisi IHSG di hari terakhir perdagangan," jelas Reydi, dikutip via Antara.
Perjalanan IHSG sepanjang hari ini cukup dramatis. Indeks sempat dibuka melemah dan terjebak di zona merah sepanjang sesi pertama.
Namun, memasuki sesi kedua, arus beli mulai masuk hingga mendorong IHSG melompat ke zona hijau menjelang bel penutupan.
Baca Juga: Analisis Teknikal DKFT Akhir Tahun 2025 dan Target Harga Saham 2026
Berdasarkan data sektoral IDX-IC, mayoritas sektor mencatatkan pertumbuhan. Berikut adalah rincian performa sektor-sektor utama:
- Sektor Infrastruktur: Memimpin penguatan dengan lonjakan signifikan sebesar 2,30 persen.
- Sektor Konsumen Non-Primer: Menyusul dengan kenaikan sebesar 2,12 persen.
- Sektor Industri: Tumbuh sebesar 0,71 persen.
Sebaliknya, beberapa sektor harus menelan koreksi. Sektor kesehatan menjadi yang terlemah dengan penurunan 1,81 persen, disusul sektor barang baku (0,84 persen) dan sektor teknologi (0,47 persen).
Sepanjang hari terakhir perdagangan 2025, frekuensi transaksi terpantau sangat tinggi mencapai 2,6 juta kali.
Total saham yang berpindah tangan sebanyak 39,54 miliar lembar dengan nilai transaksi menyentuh Rp20,61 triliun. Sebanyak 346 saham terpantau naik, sementara 317 saham melemah, dan 146 lainnya stagnan.
Deretan saham yang mencatatkan penguatan terbesar (top gainers) antara lain PPRE, RMKO, ADMG, RMKE, dan NTBK.
Sementara itu, saham-saham yang tertekan paling dalam (top losers) meliputi UNIQ, OPMS, LRNA, BACA, dan ADRO.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
BRI Resmi Jadi Mitra FC Barcelona, Nasabah Berkesempatan Liburan di Camp Nou
-
Purbaya Sentil BNPB karena Lelet Serap Anggaran Bencana, Dana Nganggur Masih Rp 1,51 T
-
Huntara Korban Banjir Aceh Tamiang Selesai Besok, Penghuni Dapat Listrik Gratis
-
Prospek Saham PANI Jelang Tahun 2026
-
Purbaya Klaim Dana Bantuan Banjir Sumatra Rp 268 Miliar Sudah Cair ke 3 Provinsi
-
Bisnis Tanpa Keamanan Siber Berbasis Use Case Makin Mudah Jadi Sasaran Kejahatan
-
Catatan Buruk Rupiah di 2025: Sempat Tembus Rp16.800, Menjadi Mata Uang Terlemah Kedua di Asia
-
Aplikasi GeoRIMA: Permudah Investor Lacak Sebaran Potensi Minerba dan Gas Bumi di Indonesia!
-
Dana Pengguna Indodax Hilang, Manajemen Buka Suara