Suara.com - Rupanya tidak hanya manusia yang riuh dengan Piala Dunia, para robot juga sedang bersiap-siap menggelar turnamen sepak bola dunia di Brasil, bulan depan.
RoboCup, nama turnamen itu sudah pernah digelar tiga kali di dunia, sejak 2011 sampai 2013, dan mengambil tempat masing-masing di Turki, Meksiko, dan terakhir di Belanda.
Selama tiga tahun berturut-turut juaranya adalah para peneliti dari laboratorium robotik Universitas Pennsylvania, Amerika Serikat dan dalam ajang RoboCup 2014 di Brasil bulan depan, tim yang dipimpin oleh Daniel Lee, siap mempertahankan gelar mereka.
Lee mengatakan riset untuk membuat robot yang bisa bermain sepak bola melibatkan ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu, dari bidang teknik, anatomi, hingga ilmu olahraga. Lee mengatakan robot telah meningkatkan kemampuan mereka dalam 10 tahun terakhir, dari mesin berkaki empat menjadi robot berkaki dua yang mirip manusia.
Tetapi cita-cita Lee tidak hanya sekedar mempertahankan juara di kalangan robot, dia juga ingin pada satu saat robot bisa mengalahkan manusia di lapangan hijau.
"Mungkin dalam 20 tahun kami bisa menciptakan setim robot yang bisa mengalahkan kesebelasan terbaik di Piala Dunia," ujar Lee, dalam demonstrasi robot-robotnya pada Rabu (12/6/2014) lalu di Washington, AS.
Dia mengakui banyak yang harus dipelajari untuk membuat robot bisa berkompetisi melawan manusia di lapangan hijau. Robot-robot ciptaanya, misalnya masih bergerak dengan kaku, sering jatuh, dan tidak bisa menemukan bola.
"Kami punya mesin yang bisa mengalahkan manusia dalam permainan catur. Tetapi manusia masih bisa mengalahkan robot dalam sepak bola," imbuh dia, "Dalam hal kreativitas, manusia memang masih unggul."
Dia mengatakan karena robot sifatnya mandiri, tidak digerakkan oleh pengendali seperti remote control, maka mesin itu harus bisa melakukan semua hal yang dilakukan manusia saat bermain sepak bola.
Selain itu, imbuh dia, para peneliti masih sukar menemukan cara agar para robot bisa berkomunikasi satu sama lain untuk mengatur strategi.
Sepak bola robot, kata Lee, untuk saat ini lebih dari sekedar permainan karena melibatkan algoritma yang rumit dan kecerdasan buatan (artificial intelligence). (Phys.org)
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Tolak Merger dengan Grab, Investor Kakap GoTo Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
Terkini
-
Alasan Eks Striker Chelsea Jude Soonsup-Bell Tinggalkan Inggris Demi Timnas Thailand
-
Vinicius Junior Pasang Target Ambisius: Ingin Bawa Brasil Juara Piala Dunia 2026
-
Pemain Keturunan Baru, Kiper FC Utrecht Bisa Main di Timnas 3 Negara, Termasuk Timnas Indonesia
-
Calon Penerus Ole Romeny! Pemain Keturunan Bandung Resmi Satu Tim dengan Nathan Tjoe-A-On
-
Pemain Keturunan Ini Batal Bela Garuda meski Sempat Tampil di Timnas Indonesia U-20
-
Bek PEC Zwolle: Nenek Saya Lahir di Surabaya, Keturunan Maluku
-
Heimir Hallgrimsson: Timnas Indonesia Akan Berkembang Lebih Cepat Daripada yang Dibayangkan
-
Kabar Timur Kapadze Pelatih Baru Timnas Indonesia Terendus Sampai Vietnam
-
Rp2,54 Triliun Tak Sia-sia! Alexander Isak Siap Kembali Teror Gawang Lawan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda