Suara.com - Manajer Timnas Indonesia Sumardji berharap anak asuh Patrick Kluivert akan satu grup dengan Arab Saudi atau UEA di ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Hal ini dikatakan oleh Sumardji saat ditemui awak media di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Selasa, setelah timnas U-23 Indonesia melumat Brunei Darussalam 8-0 pada laga perdana Grup A Kejuaraan ASEAN U-23 2025.
“Ya namanya juga berusaha dan berdoa, mudah-mudahan pada saat drawing kita bisa mendapatkan lawan yang tidak menyulitkan untuk Indonesia bisa lolos ke Piala Dunia,” kata Sumardji.
“Kalau boleh pilih saya pilih Arab Saudi, kedua harapannya UEA lah,” tambah dia.
Arab Saudi memang pernah kita kalahkan di ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026. Lantas bagaimana dengan kekuatan UEA?
Satu nama yang bisa jadi ancaman nyata bagi Timnas Indonesia jika bersua UEA, ia adalah konduktor serangan asal Brasil, Fabio Virginio de Lima alias Fabio Lima.
Bagi para pengamat sepak bola Asia, nama Fábio Lima adalah jaminan kualitas.
Ia bukan sekadar pemain naturalisasi biasa, ia adalah jantung, otak, dan seringkali menjadi pembeda bagi klubnya, Al Wasl FC, maupun UEA.
Siapa Sebenarnya Fábio Lima? Dari Brasil ke Jantung Skuad UEA
Baca Juga: Meski Berpesta 8 Gol, namun Hasil Laga Indonesia vs Brunei Bisa Jadi Tak Akan Dihitung
Lahir di Araçagi, Brasil, Fábio Lima adalah talenta yang ditemukan dan dibesarkan oleh sepak bola Timur Tengah.
Sejak didatangkan oleh Al Wasl FC pada tahun 2014, ia secara konsisten menjelma menjadi pemain terbaik di liga.
Menurut laporan media-media regional seperti Gulf News dan The National UAE, Lima adalah ikon absolut di Al Wasl, di mana ia telah mencatatkan rekor gol dan assist yang fenomenal.
Setelah bertahun-tahun mengabdi dan menunjukkan performa kelas atas, ia secara resmi dinaturalisasi dan melakoni debutnya untuk Timnas UEA pada tahun 2020.
Sejak saat itu, ia langsung menjadi figur sentral dalam skema serangan tim, mengambil alih peran sebagai playmaker utama yang ditinggalkan oleh legenda Omar Abdulrahman.
Mesin Gol Berkedok Gelandang Serang
Menyebut Fábio Lima hanya sebagai gelandang serang adalah sebuah kekeliruan besar. Ia adalah seorang playmaker modern yang memiliki produktivitas gol layaknya seorang striker murni.
Berdasarkan data statistik dari platform seperti Transfermarkt dan liputan liga lokal, berikut adalah kekuatan utamanya;
Visi dan Umpan Kunci
Sebagai pemain nomor 10, kekuatan utamanya adalah visi bermain. Ia mampu melepaskan umpan terobosan yang membelah pertahanan lawan, baik dari tengah lapangan maupun saat beroperasi dari sisi sayap.
Tembakan Jarak Jauh Mematikan
Ini adalah senjata paling berbahaya miliknya.
Fábio Lima memiliki kemampuan untuk melepaskan tembakan keras dan akurat dari luar kotak penalti dengan kaki kanannya.
Banyak golnya tercipta dari situasi ini, di mana ia diberi sedikit saja ruang untuk menembak.
Eksekutor Bola Mati Ulung
Ia adalah eksekutor utama tendangan bebas dan tendangan sudut di klub dan timnas. Setiap pelanggaran di sekitar kotak penalti berpotensi menjadi ancaman gol langsung.
Produktifitas Gol Luar Biasa
Untuk seorang gelandang, catatan golnya sangat mengerikan.
Selama kariernya di Al Wasl, ia telah mencetak lebih dari 180 gol di semua kompetisi, sebuah angka yang luar biasa dan menunjukkan bahwa ia adalah ancaman ganda, sebagai pencipta peluang sekaligus penyelesai akhir.
Cara Taktis Meredam Fabio Lima
Melihat karakteristik permainannya, mematikan pergerakan Fábio Lima akan menjadi kunci utama bagi Timnas Indonesia. Patrick Kluivert harus menyusun rencana taktis yang disiplin.
Tugaskan 'Penjaga' Khusus
Fábio Lima senang beroperasi di area half-space atau di "lubang" antara lini tengah dan lini pertahanan.
Menugaskan seorang gelandang bertahan yang agresif dan disiplin (seperti Ivar Jenner atau Thom Haye dengan instruksi defensif) untuk terus menempel dan "mengganggunya" adalah krusial.
Tujuannya adalah memutus aliran bola kepadanya dan tidak memberinya waktu untuk berbalik badan.
Tutup Ruang Tembak Secara Agresif
Instruksi paling penting bagi lini pertahanan adalah jangan biarkan dia menembak.
Begitu Lima menguasai bola di luar kotak penalti, bek tengah atau gelandang terdekat harus segera melakukan pressing untuk menutup ruang tembaknya.
Memberinya waktu sepersekian detik saja bisa berakibat fatal.
Disiplin Tinggi Saat Situasi Bola Mati
Mengingat keahliannya, meminimalisir pelanggaran yang tidak perlu di area pertahanan sendiri adalah sebuah keharusan.
Saat menghadapi tendangan bebas atau sudut, organisasi pertahanan dan penjagaan pemain harus sempurna.
Meredam Fábio Lima bukan berarti menghentikan seluruh kekuatan UEA, tetapi itu akan secara signifikan mengurangi kreativitas dan ancaman gol mereka.
Berita Terkait
-
Meski Berpesta 8 Gol, namun Hasil Laga Indonesia vs Brunei Bisa Jadi Tak Akan Dihitung
-
Karma Tolak Timnas Indonesia? Malaysia Mundur dari Piala AFF-nya Asia Tengah Karena Pemain Keturunan
-
Tak Ada Ole Romeny, Mauro Zijlstra Pun Jadi
-
10 Fakta Brandon Scheunemann, Bek Timnas U-23 Berdarah Jerman Tapi Fasih Bahasa Jawa!
-
Ole Romeny Jalani Operasi, Gelandang Arema FC Pilih Tutup Komentar di Instagram
Terpopuler
- 8 Sepatu Skechers Diskon hingga 50% di Sports Station, Mulai Rp300 Ribuan!
- Cek Fakta: Jokowi Resmikan Bandara IMIP Morowali?
- Ramalan Shio Besok 29 November 2025, Siapa yang Paling Hoki di Akhir Pekan?
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70 Persen di Foot Locker
- 3 Rekomendasi Sepatu Lari Hoka Terbaik Diskon 70 Persen di Foot Locker
Pilihan
-
Jejak Sunyi Menjaga Tradisi: Napas Panjang Para Perajin Blangkon di Godean Sleman
-
Sambut Ide Pramono, LRT Jakarta Bahas Wacana Penyambungan Rel ke PIK
-
Penjarahan Beras di Gudang Bulog Sumut, Ini Alasan Mengejutkan dari Pengamat
-
Kids Dash BSB Night Run 2025 Jadi Ruang Ramah untuk Semua Anak: Kisah Zeeshan Bikin Terharu
-
Profil John Herdman, Pesaing Van Bronckhorst, Calon Pelatih Timnas Indonesia
Terkini
-
Negara Tetangga Olok-olok Rumor Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia
-
Cetak Gol Perdana, Thom Haye Malah Puji Kedalaman Skuad Persib Bandung, Kenapa?
-
Madura United Kalah Telak dari Persib, Carlos Perreira:KamiTidak Bermain dengan Baik
-
Kabar Buruk untuk Timnas Indonesia, Calvin Verdonk Cedera
-
SEA Games Ancam Karier Marselino Ferdinan, Berpotensi Absen 2 Bulan dari AS Trencin
-
Statistik Gila Jay Idzes di Serie A: Tak Tergantikan 12 Laga Beruntun di Sassuolo
-
Real Madrid Gagal Menang Lagi, Xabi Alonso Ogah Pusing, Musim Masih Panjang
-
Klub Kevin Diks Bertahan Konsisten Jadi Klub Tak Terkalahkan di Bundesliga Liga Jerman
-
PSSI Sudah Wawancarai Dua Pelatih, Tiga Nama Lain Masih Disembunyikan, Siapa?
-
Kiper Keturunan Eligible Bela Timnas Indonesia Terancam Main di Super League