- Calvin Verdonk, pemain Timnas Indonesia, segera pindah ke klub Prancis.
- Lille OSC, klub baru Verdonk, memiliki sejarah dan prestasi kuat.
- Kepindahan Verdonk menunjukkan kualitas pemain Indonesia yang diakui Eropa.
Suara.com - Pemain Timnas Indonesia, Calvin Verdonk, dipastikan segera memulai perjalanan baru dalam karier sepak bolanya.
Bek kiri berusia 28 tahun itu akan meninggalkan NEC Nijmegen dan segera bergabung dengan Lille OSC, salah satu klub papan atas Ligue 1 Prancis.
Informasi mengenai transfer ini diungkap pertama kali oleh jurnalis transfer asal Italia, Fabrizio Romano, yang menyebutkan kesepakatan sudah tercapai.
Lille OSC disebut telah mencapai persetujuan dengan NEC Nijmegen terkait biaya transfer sebesar 3 juta euro atau sekitar Rp56 miliar.
Meskipun proses kepindahan hampir selesai, Verdonk masih akan tampil sekali lagi bersama NEC Nijmegen.
Ia dijadwalkan bermain pada pekan keempat Eredivisie Belanda melawan Fortuna Sittard pada Minggu, 31 Agustus 2025.
Setelah laga tersebut, pemain keturunan Aceh itu akan langsung menuju Prancis untuk menjalani tes medis sebelum resmi berseragam Lille OSC.
Kepindahan Calvin Verdonk ke Lille menjadi sorotan karena klub asal Prancis Utara ini memiliki reputasi kuat di Eropa.
Lille saat ini berada di posisi ke-6 Ligue 1 2025/2026 setelah mencatat satu kemenangan dan satu hasil imbang dalam dua pertandingan awal.
Baca Juga: Naturalisasi Mauro Zijlstra Pengaruhi Dinamika Timnas Indonesia, Mengapa?
Akhir pekan ini, Lille akan melakoni laga tandang melawan Lorient sebagai bagian dari lanjutan kompetisi Ligue 1.
Sejak 2012, klub bermarkas di Stade Pierre-Mauroy, stadion berkapasitas lebih dari 50 ribu penonton dengan atap modern yang bisa dibuka dan ditutup.
Lille OSC lahir pada tahun 1944 dari hasil penggabungan Olympique Lillois dan SC Fives, dua klub bersejarah dari Prancis Utara.
Olympique Lillois sendiri tercatat sebagai salah satu pendiri Divisi 1 Prancis yang kini dikenal sebagai Ligue 1.
Pada masa awal setelah Perang Dunia II, Lille meraih era kejayaan dengan julukan La Machine de Guerre karena dominasinya di sepak bola Prancis.
Antara 1946 hingga 1956, mereka mengoleksi tujuh trofi besar termasuk double winners pada 1946.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Mobil Keluarga Tahan Banting Anti Mogok, Mulai Rp 60 Jutaan
- Makan Bergizi Gratis Berujung Petaka? Ratusan Siswa SMAN 1 Yogyakarta Keracunan Ayam Basi
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Oktober: Klaim 16 Ribu Gems dan Pemain 110-113
- Jepang Berencana Keluar dari AFC, Timnas Indonesia Bakal Ikuti Jejaknya?
- Muncul Dugaan Kasus Trans7 vs Ponpes Lirboyo untuk Tutupi 4 Kasus Besar Ini
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Curigai Permainan Bunga Usai Tahu Duit Pemerintah Ratusan Triliun Ada di Bank
-
Pemerintah Buka Program Magang Nasional, Siapkan 100 Ribu Lowongan di Perusahaan Swasta Hingga BUMN
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori Besar untuk Orang Tua, Simpel dan Aman
-
Alhamdulillah! Peserta Magang Nasional Digaji UMP Plus Jaminan Sosial dari Prabowo
-
Kabar Gembira! Pemerintah Guyur BLT Ekstra Rp30 T, 17 Juta Keluarga Baru Kebagian Rezeki Akhir Tahun
Terkini
-
Tinggalkan Manchester United ke Fiorentina, David de Gea Amat Sangat Bersyukur
-
Tampil Gemilang, MU Kembali Turunkan Senne Lammens Lawan Liverpool?
-
Antonio Conte Sebut Status Scott McTominay Kini Jadi Target Lawan di Serie A
-
Curhat Frenkie de Jong Emosional Usai Perpanjang Kontrak di Barcelona
-
Monchengladbach Alami 14 Kekalahan Beruntun, Posisi Kevin Diks Terancam
-
Dirumorkan Latih Indonesia, Louis van Gaal Asyik Liburan: Berjarak 20 Jam dari Jakarta
-
Bedah Taktik Chivu Tanpa Marcus Thuram, Sanggupkah Inter Kalahkan AS Roma?
-
Jordi Amat On Fire! Persija Obrak Abrik Pertahanan Persebaya: Macan Kemayoran Unggul 2-0
-
Real Madrid Kehilangan Sosok Penting Jelang El Clasico, Kylian Mbappe Sudah Pulih?
-
Tinggal Klik! Link Streaming Persebaya vs Persija, Kick Off Sesaat Lagi