Bola / Bola Indonesia
Rabu, 08 Oktober 2025 | 14:11 WIB
Catatan statistik Timnas Indonesia saat tandang ke Arab Saudi. (Dok. PSSI)
Baca 10 detik
  • Timnas Indonesia memiliki rekor buruk di Jeddah, dengan tiga kekalahan dan satu hasil imbang dari empat lawatan.

  • Hasil imbang 1-1 pada 2024 jadi modal kepercayaan diri untuk menghadapi Arab Saudi lagi.

  • Skuad Garuda bertekad mengulang atau melampaui hasil tersebut demi menjaga peluang lolos ke Piala Dunia 2026.

Suara.com - Misi berat Timnas Indonesia untuk mencuri poin dari markas Arab Saudi pada Kamis (9/10/2025) dini hari WIB nanti akan dihantui oleh rekor tandang yang sangat tidak menguntungkan.

Secara historis, kota Jeddah seolah menjadi tempat yang angker bagi skuad Garuda setiap kali harus berhadapan dengan The Green Falcons.

Dari total empat kali lawatan ke Jeddah, baik di Stadion Prince Abdullah Al-Faisal maupun King Abdullah Sports City, Timnas Indonesia tercatat menelan tiga kekalahan telak dan hanya mampu meraih satu kali hasil imbang.

Kunjungan pertama Timnas Indonesia adalah laga persahabatan tahun 1980 berakhir dengan kekalahan telak 0-3.

Mimpi buruk berlanjut pada Kualifikasi Piala Asia 2004, di mana Indonesia harus melakoni dua laga di Jeddah dan dibantai habis dengan skor 0-5 dan 0-6.

Namun, di tengah rekor kelam tersebut, ada satu catatan yang menjadi percikan api optimisme bagi skuad Garuda.

Pada lawatan terakhir ke King Abdullah Sports City, 5 September 2024 lalu, skuad Garuda akhirnya berhasil memutus rantai kekalahan.

Dalam laga putaran ketiga kualifikasi, Timnas Indonesia secara mengejutkan mampu menahan imbang Arab Saudi yang saat itu masih dilatih oleh Roberto Mancini dengan skor 1-1.

Gol Sandy Walsh pada menit ke-19 bahkan nyaris membawa Indonesia meraih kemenangan bersejarah sebelum gol bunuh diri Calvin Verdonk di akhir laga menyelamatkan muka tuan rumah.

Baca Juga: Adu Taktik Herve Renard vs Patrick Kluivert: Filosofi Prancis vs Belanda di Tanah Arab

Hasil imbang di pertemuan terakhir inilah yang menjadi modal psikologis paling berharga bagi tim asuhan Patrick Kluivert.

Mereka telah membuktikan bahwa mencuri poin dari angkernya Jeddah bukanlah sebuah kemustahilan.

Kini tantangannya adalah mengulangi, atau bahkan melampaui, pencapaian tersebut demi menjaga asa lolos ke Piala Dunia 2026.

Load More