Bola / Bola Dunia
Senin, 20 Oktober 2025 | 13:35 WIB
Derby panas Tel Aviv antara Hapoel Tel Aviv dan Maccabi Tel Aviv resmi dibatalkan setelah kerusuhan besar pecah di dalam dan luar Stadion Bloomfield, Minggu (19/10/2025) malam waktu setempat. [Dayli Mail]
Baca 10 detik
  • Laga yang seharusnya menjadi derby pertama dalam lebih dari setahun itu berubah menjadi kekacauan.
  • Ribuan suporter menyalakan kembang api, melempar flare, dan terlibat bentrok dengan aparat keamanan.
  • Kerusuhan dimulai beberapa saat sebelum kick-off, ketika kedua kelompok suporter saling lempar benda dari tribune.

Suara.com - Derby panas Tel Aviv antara Hapoel Tel Aviv dan Maccabi Tel Aviv resmi dibatalkan setelah kerusuhan besar pecah di dalam dan luar Stadion Bloomfield, Minggu (19/10/2025) malam waktu setempat.

Polisi Israel menyatakan laga dibatalkan karena adanya risiko terhadap nyawa manusia.

Laga yang seharusnya menjadi derby pertama dalam lebih dari setahun itu berubah menjadi kekacauan.

Ribuan suporter menyalakan kembang api, melempar flare, dan terlibat bentrok dengan aparat keamanan.

Polisi melaporkan sedikitnya 12 warga sipil dan 3 petugas terluka, sementara 9 orang ditangkap dan 16 lainnya ditahan untuk dimintai keterangan.

“Puluhan granat asap dan perangkat piroteknik dilemparkan. Ini bukan pertandingan sepak bola, ini kerusuhan publik yang berbahaya,” tegas juru bicara kepolisian Tel Aviv dilansir dari Daily Mail.

Kerusuhan dimulai beberapa saat sebelum kick-off, ketika kedua kelompok suporter saling lempar benda dari tribune.

Petugas sempat memerintahkan pemain kembali ke ruang ganti sebelum akhirnya pertandingan resmi dibatalkan demi alasan keamanan.

Kekacauan ini menambah tekanan bagi otoritas keamanan Israel, terutama setelah keputusan kontroversial di Inggris yang melarang fans Maccabi Tel Aviv hadir dalam laga Europa League melawan Aston Villa di Birmingham pada 6 November mendatang.

Baca Juga: Janji Kapolri Sigit Serap Suara Sipil Soal Kerusuhan, Siap Jaga Ruang Demokrasi

Larangan itu diputuskan oleh Birmingham Safety Advisory Group (SAG), yang menilai adanya risiko tinggi kekerasan berdasarkan intelijen dan insiden sebelumnya.

Keputusan ini bahkan memicu reaksi politik di Inggris. Perdana Menteri Keir Starmer menilai larangan tersebut salah arah.

Meski begitu, polisi West Midlands membela keputusan tersebut dengan mengacu pada insiden kekerasan antara suporter Maccabi dan Ajax di Amsterdam pada 2024.

“Berdasarkan intelijen dan pengalaman sebelumnya, keputusan ini diambil untuk menjaga keselamatan publik,” ujar pernyataan resmi polisi.

Kontributor: Adam Ali

Load More